Chance-39 (Minsung)

544 85 1
                                    

Sejak pertengkarannya dengan Jisung tempo hari, MinHa menghindari lelaki yang menjadi suaminya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertengkarannya dengan Jisung tempo hari, MinHa menghindari lelaki yang menjadi suaminya itu. Wanita itu tahu tak seharusnya dia menghindar dari masalah. Tapi melihat Jisung yang tak mau mengakui kesalahannya membuat MinHa kesal. Apa sebegitu tak berharganya Hyunjun di mata orang-orang hingga mereka bisa seenaknya menyakiti adiknya itu?

Air mata lagi-lagi menetes tanpa bisa dicegah. MinHa tak lagi peduli dengan penampilannya yang biasa terlihat cantik elegan, kini sederhana tanpa polesan. Kacamata dipakai sebagai pemanis agar tidak terlihat mata bengkaknya. Hampir setiap hari mengambil jatah lembur dan memilih menginap di mess yang disediakan oleh perusahaan untuk beberapa karyawan yang memiliki jam lembur dan jarak untuk pulang pergi terlalu jauh. Bahkan untuk istirahat pun MinHa habiskan untuk berkutat dengan lembaran-lembaran di atas mejanya. Hanya air minum yang menemani kesehariannya selain sarapan roti di pagi hari.

"Aku memperkerjakan mu, bukan memperbudak, MinHa. Jisung akan marah padaku jika kau memforsir dirimu." Tegur Changbin ketika baru saja keluar dari ruangannya untuk makan siang.

Changbin melihat MinHa masih sibuk dengan pekerjaannya. Padahal wanita itu baru saja keluar dari rumah sakit beberapa hari lalu. Sedangkan di atas mejanya hanya ada segelas air. Dia tahu MinHa tidak suka diet, karena sebanyak apapun dia makan tidak akan berpengaruh pada bentuk tubuhnya. Untuk itulah biasanya Changbin melihat banyak makanan di meja sekretarisnya itu.

"Aku hanya ingin cepat selesai, Mr. Seo. Dan Han tidak mungkin marah."

Changbin semakin mengernyit. Dia mendapat laporan jika MinHa selalu mengambil jam lembur. Padahal biasanya wanita itu akan menolak ketika Changbin menyuruhnya untuk lembur barang satu atau dua jam untuk menyiapkan materi pertemuan agar keesokan harinya dia bisa mempelajarinya.

"Apa terjadi sesuatu?"

Curiga sudah pasti. Belum lagi Jisung yang terus menerornya demi menanyakan keadaan MinHa, hingga akhirnya Changbin mematikan ponselnya karena kesal.

"Tidak ada. Silakan pergi makan siang Mr. Seo. Jadwal anda hari ini sudah selesai."

Changbin bukan orang yang sabar mengatasi rasa penasarannya. Jadi dia menarik sekretarisnya masuk ke ruangannya. Tenang, jangan berpikir macam-macam. Changbin bukan tipe yang memaksakan kehendak. Tapi karena ini masih berada di lingkup kerja, dia tak ingin menutup mata pada masalah MinHa yang menjadi sekretaris sekaligus temannya.

"Jadi..."

"Apa?"

"Cerita atau aku bertanya pada Jisung?"

"Tanya saja."

Dengusan nafas kasar terdengar. Baiklah. MinHa memang orang yang suka menguji kesabaran.

"Aku bukan ingin mencampuri urusan pribadimu. Tapi Han dan dirimu adalah temanku. Aku tidak bisa menutup mata untuk itu."

MinHa sebenarnya tidak ingin menceritakan masalahnya. Tapi tak dipungkiri jika dia butuh seorang teman untuk bercerita. Tidak mungkin juga dia bercerita pada kedua orangtuanya.

Chance (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang