"Eonni... bagaimana jika kita masuk. Udara sepertinya mulai dingin."
Jeongin ingin mendesah frustasi karena lagi-lagi Hyunjin menggeleng lemah atas permintaannya. Meski wanita hamil itu sudah mengenakan sweater yang lumayan tebal serta selimut yang menutupi kakinya, Jeongin tetap khawatir. Hyunjin sudah berada dalam posisi itu selama kurang lebih enam puluh lima menit.
Chris kembali menghadiri pertemuan. Dia berencana untuk menyelesaikan semua pekerjaan pentingnya sebelum memutuskan untuk cuti panjang demi menunggu kelahiran sang buah hati. Seungmin juga harus ikut karena Ryujin harus menghandel pekerjaan lain di perusahaan. Dan kini hanya Jeongin yang bisa dimintai tolong untuk menjaga Hyunjin.
"Eonni...apa ada yang kau pikirkan? Aku tak ingin memaksa. Tapi melihatmu murung akhir-akhir ini membuatku khawatir."
Hyunjin akhirnya menoleh dan tersenyum kecil. Terlihat sekali memaksakan untuk tersenyum.
"Tidak ada. Aku hanya rindu Chris."
Bohong.
Tentu saja itu semua bohong. Hyunjin sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Perasaannya sungguh kacau. Entah bagaimana dia sendiri harus menyikapi perasaannya. Tak seharusnya dia marah atau kecewa. Ini bukan tubuhnya. Tapi yang menjadi masalah, dirinya juga ikut terseret dalam masalah ini. Hyunjin yakin jika Hyunjun yang dimaksud adalah dirinya (di masa lalu). Dia tidak akan lancang berpikir demikian jika bukan karena Changbin yang menyinggung soal cincin itu.
Cincin yang diceritakan Changbin tentu saja tak akan pernah dia lupakan. Satu-satunya benda yang terus membuatnya berharap jika dia masih memiliki keluarga kandung di luar sana. Hyunjin terus menyimpan cincin itu sekalipun sudah tak lagi muat untuk jarinya. Dia bahkan merelakan tabungannya untuk membeli sebuah kalung agar cincin itu tidak hilang karena kecerobohannya.
"Jeongin-ah..."
"Ya eonni?"
"Apa kau memiliki saudara?"
Meski bingung, Jeongin tetap mengangguk. Sebuah kemajuan saat Hyunjin mau berbicara.
"Aku memiliki seorang eonni dan oppa."
"Mereka begitu menyayangi mu?"
"Em...tentu saja. Apalagi aku anak bungsu. Terkadang aku kesal karena mereka selalu memperlakukan aku seperti anak kecil."
Hyunjin kembali tersenyum. Namun kali ini lebih tulus.
"Karena mereka menyayangi mu. Aku juga memiliki kakak yang begitu menyayangi ku. Membelaku ketika abeoji atau eomma memarahiku. Tapi sayangnya aku mengkhianati dirinya. Aku menyakitinya. Aku jahat sekali bukan? Pasti dia akan membenciku."
Yang dimaksud Hyunjin adalah Lino. Tapi Jeongin mengasumsikan jika yang dimaksud kakak adalah Hwang Yeji atau Hwang Minhyun.
"Tidak ada kata benci dalam persaudaraan, eonni. Yang ada hanya kekecewaan. Mungkin dia akan menjauhiku. Tapi itu hanya sementara, untuk menyembuhkan luka yang dia dapatkan. Namun, dia akan kembali sebagai saudara yang menyayangi mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance (SKZ)
Fanfiction"When I come back alive" Main cast: Chris, Sam Hanya cerita fiktif yang sama sekali tidak berhubungan dengan dunia nyata. Saya hanya meminjam nama. Cerita murni milik saya. Tolong jangan me-remake atau plagiat cerita saya yang buruk ini.