Chance-17

593 103 7
                                    

Tak peduli angin malam berhembus semakin kencang, maniknya tetap memandang kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak peduli angin malam berhembus semakin kencang, maniknya tetap memandang kejauhan. Bukan menikmati pemandangan malam. Hanya menatap kosong dengan pikiran yang runyam.

"Hahh ..."

Tak peduli hembusan nafasnya telah berasap dan tubuhnya menjerit kedinginan, lelaki itu masih berdiri di balkon kamarnya tanpa berniat beranjak.

"Sampai kapan kau mau menyiksa dirimu sendiri, Juyeon?"

Yang dipanggil Juyeon hanya melirik seseorang yang selalu masuk kamarnya tanpa permisi. Namun dia tak terlalu peduli.

"Bukan urusanmu." Jawabnya dingin. Masih tak mau memandang lawan bicara.

Sedangkan si lawan bicara mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya. Menahan untuk tidak menyuarakan yang segala keluhnya. Helaan nafasnya terdengar karena keheningan yang mematikan.

"Yeon-ah... Ku mohon. Jangan seperti ini."

Kali Juyeon berbalik dan menatap lekat pada wanita yang berdiri di ambang pintu balkon.

"Hentikan memanggilku seperti itu."

Ucapannya masih datar tanpa riak emosi. Namun benar-benar tak ingin dibantah.

"Kenapa? Apa itu mengingatkanmu pada cinta pertama yang kau katakan itu?"

"Hentikan Lee Hyunjae."

"Apakah Hwang Hyunjin sebaik itu hingga aku tak bisa menggantikan posisinya di hatimu?"

"Hyun-..."

"Apakah kau tetap akan melakukan segala cara untuk mendapatkan Hyunjin meskipun itu akan membunuhnya nanti?"

Grep

"Ugh...."

"Aku tidak ingin menyakitimu. Tapi kau ikut campur terlalu banyak, Hyunjae."

Hyunjae hanya bisa menahan tangan Juyeon yang menarik kerah kemejanya hingga dirinya merasa tercekik. Juga menahan air matanya agar tidak jatuh di hadapan lelaki ini.

"Apapun yang ada di pikiranmu semuanya salah."

Juyeon menatap manik Hyunjae dalam.

"Aku...tidak akan pernah menyakiti Hyunjin. Lebih baik aku mati daripada melihatnya terluka."

Juyeon menghempaskan begitu saja hingga tubuh Hyunjae terhempas cukup keras. Lelaki itu lalu berjalan ke kamarnya dan mengambil mantel yang tersampir rapi dalam gantungan. Mengenakannya, sepertinya berniat pergi.

"Dan ku tekankan padamu. Jangan terlalu percaya pada orang yang kau sebut kakak itu."

Dan Juyeon kini benar-benar meninggalkan Hyunjae yang akhirnya terisak sendirian dalam kamar besar itu.

Dan Juyeon kini benar-benar meninggalkan Hyunjae yang akhirnya terisak sendirian dalam kamar besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chance (SKZ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang