[1] ✓ Transmigrated into a Parvenu's Ex-wife in the '90s

C55: Memulai Sekolah (1)

Shu Yan tidak terlalu pilih-pilih tentang lokasi sementara mereka. Mereka akan bisa pindah selama tempat tidur sudah siap. Dia memanggil becak sepeda lain dan memindahkan semuanya dalam satu perjalanan. Ye Jingjing cukup dewasa untuk membantu di mana pun dia bisa; bantuan terbesar yang bisa ditawarkan Ye Tianbao adalah tidak menarik kaki mereka.

"Bu, bisakah aku benar-benar mulai sekolah pada hari Senin?" Ye Jingjing sangat bersemangat sejak dia mengetahui bahwa dia bisa mulai sekolah dalam dua hari sore itu.

“Ya, kamu akan segera mulai sekolah. Apa kamu senang?" jawab Shu Yan sambil menarik pakaiannya keluar dan menggantungnya di rel tempat tidur. Tuan tanah itu sangat pelit; benar-benar tidak ada apa-apa selain dua tempat tidur tua.

Rumah baru memiliki lemari bawaan, membeli yang lain akan sangat boros. Tiba-tiba, Shu Yan sangat merindukan Taobao. Ia memiliki segalanya dan akan mengirimkannya ke rumah mu. Sebuah lemari kain sederhana akan berharga kurang dari $100; bahkan tidak masalah jika dia harus membuangnya sesudahnya.

Tapi, dia harus menyimpan pakaian mereka entah bagaimana dalam beberapa bulan ke depan. Shu Yan telah meminta beberapa kotak kardus dari pemilik toko ketika dia membeli barang. Dia meletakkan salah satunya di ujung tempat tidur untuk pakaian bersih dan memotong tab di yang lain dan meletakkannya di seberang tempat tidur untuk pakaian kotor.

Dia berlari ke bawah dan membeli kabel dan beberapa paku. Dalam perjalanan kembali, dia sengaja mengambil sepotong batu. Dia "memalu" dua paku di setiap sisi dinding dan menarik kabel melintasi ruangan. Setelah selesai, dia menariknya dengan lembut. Itu agak kokoh. Dia kemudian memindahkan semua pakaian yang tergantung di ujung tempat tidur ke kabel. Itu harus dilakukan untuk saat ini.

Tak satu pun dari anak-anak itu lapar untuk makan malam setelah semua kue yang mereka miliki sebelumnya di pusat penjualan. Shu Yan baru saja makan tomat untuk makan malam.

Ye Jingjing sedang tidur di kamar lain. Dia terbiasa tidur sendiri di tempat lamanya, jadi dia tidak takut. Ye Tianbao akan berbagi tempat tidur dengan Shu Yan. Dia melompat-lompat di tempat tidur ketika dia pertama kali naik, membuat tempat tidur kayu berderit dengan suara "gedebuk", "gedebuk".

“Tianbao, pergilah tidur. Aku akan mengajakmu melihat rumah baru besok,” kata Shu Yan dengan lembut saat dia mencoba mengendalikan emosinya setelah dia kembali dari mengumpulkan pakaian dari teras.

Sekarang, dia sepenuhnya mengerti mengapa begitu banyak wanita memiliki temperamen buruk setelah mereka menikah dan memiliki anak. Bukannya mereka ingin kehilangan kesabaran, tetapi hidup hanya melelahkan. Setidaknya dia punya uang sekarang; dia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia bahkan tidak punya uang.

“Berhenti melompat. Ibu akan marah padamu jika kamu tidak berhenti sekarang.” Shu Yan ingat beberapa ahli membesarkan anak mengatakan bagaimana seseorang tidak boleh mengatakan "tidak" kepada seorang anak, atau mengancam mereka. Seseorang harus dengan sabar bernalar dengan mereka. Dia ingin ahli itu berunding dengan anak yang sulit diatur. Dia ingin melihat bagaimana dia bisa meyakinkan anak yang sulit diatur untuk duduk dan mendengarkan alasannya.

Melihat tatapan gelap Shu Yan, Ye Tianbao akhirnya berhenti melompat dan berbaring, "Bu, aku haus."

"......" Shu Yan bangkit dan menuangkan segelas air untuknya. Dia menunggunya selesai minum dan meletakkan gelas sebelum dia kembali berbaring di tempat tidur.

"Bu. Aku ingin pergi kencing. Harus buang air kecil.”

"......" Shu Yan membawanya ke kamar mandi untuk buang air kecil sebelum dia kembali dan berbaring.

"Bu, aku tidak bisa tidur."

Shu Yan….. baru saja mematikan lampu dan mendorong Ye Tianbao ke tempat tidur, “Tidur. Kalau tidak, aku akan meninggalkanmu di rumah sendirian besok dan hanya mengajak kakakmu bermain.”

Setelah sekian lama, akhirnya dia tertidur. Shu Yan menghela nafas lega. Seperti kata pepatah, orang hanya akan tahu pengorbanan orang tua setelah memiliki anak sendiri. Itu sangat benar. Dia tidak pernah tahu betapa melelahkannya membesarkan anak-anak. Dia memikirkan teman-teman sekolah dan rekan-rekannya yang lama. Mereka harus bekerja dan merawat anak-anak, juga memasak dan bersih-bersih. Dia telah membuat keputusan yang tepat untuk tidak menikah di masa lalu.

Di pagi hari, ketika kedua anak itu masih tidur, Shu Yan menyikat giginya dan pergi untuk sarapan. Matahari baru saja terbit ketika dia kembali ke rumah. Dia membangunkan kedua anaknya. Dia ingin pergi memeriksa tempat baru hari ini. Dia tidak akan merasa benar jika tidak memeriksanya sama sekali.