[1] ✓ Transmigrated into a Parvenu's Ex-wife in the '90s

C37: Kedatangan (2)

Mereka tidak membawa banyak barang bawaan; hanya satu tas dengan pakaian lama mereka bertiga. Dia telah berpikir untuk membeli beberapa pakaian baru untuk anak-anaknya, tetapi hal-hal terjadi dan dia terganggu. Kemudian dia mengira mereka akan segera meninggalkan Kota Xi, dan sudah cukup sulit untuk memiliki dua anak di belakangnya. Mereka mungkin juga mengemas cahaya. Selama dia punya uang, dia bisa membelikan mereka pakaian baru setelah mereka menetap di Kota Nan.

Sedangkan untuk dirinya sendiri, dia tidak punya rencana untuk membeli baju baru dalam enam bulan ke depan. Item pertama dalam daftar yang harus dilakukan adalah menurunkan berat badan. Dia akan membeli baju baru setelah berat badannya turun. Tidak ada alasan untuk boros.

Setelah Ye Tianbao selesai dengan kamar mandi, Shu Yan menyuruh Ye Jingjing pergi dan menggunakannya juga. Tidak mudah melakukan apa pun dengan dua anak di belakangnya, pergi ke kamar mandi bahkan lebih buruk.

Duduk di seberang Shu Yan adalah pasangan paruh baya yang tampak sangat jujur. Mereka tampak berusia lima puluhan. Pria itu pendiam, tetapi wanita itu sangat cerewet.

“Halo, Kakak. Di mana ayah anak-anak itu? Kenapa dia tidak bersamamu?”

Hati Shu Yan jatuh. Sebagai seorang wanita dengan dua anak, dia jelas merupakan target utama dari perdagangan manusia. Dia harus berhati-hati. Orang-orang sulit dibaca; seseorang tidak bisa terlalu berhati-hati.

Shu Yan tersenyum tenang, “Ayah mereka bekerja di Kota Ning. Dia bilang dia merindukan anak-anak dan mengajakku jalan-jalan bersama mereka.”

“Kota Ning adalah tempat yang bagus. Apa yang dia lakukan? Dia harus menghasilkan banyak uang. Bagaimana lagi dia akan meminta kami untuk melakukan perjalanan. Perjalanan pulang pergi ke sana tidak murah,” kata wanita itu dengan blak-blakan.

“Dia bekerja terlalu keras dan bahkan tidak pulang untuk tahun baru, itulah sebabnya dia merindukan anak-anak sekarang dan memintaku membawa mereka kepadanya.” Shu Yan mengelus kepala Ye Tianbao sedikit. Mencondongkan tubuh ke dekatnya, dia berbisik ke telinganya, "Jangan katakan apa-apa."

Ye Tianbao sangat ketakutan sehingga dia mendorong dirinya ke dada Shu Yan dan Ye Jingjing dengan erat memegangi sudut pakaian ibunya.

Anak-anak sangat sensitif; mereka bisa merasakan emosi orang dewasa.

"Itu benar. Kita semua bekerja keras untuk anak-anak kita, bukan?” tawa wanita itu sambil menatap kedua anaknya. “Kalian berdua sangat cantik. Putrinya agak kurus. Ini telur rebus buatanku, ambil beberapa.”

Shu Yan merasa lebih khawatir. Dia tersenyum ringan dan berkata, "Tidak, tidak perlu." Dia menolak, "Kami membawa makanan kami sendiri." Dia mengambil sekantong telur rebus dari sakunya dan memberikan dua sebagai imbalannya. “Keluarga kami membuat ini untuk kami. Aku khawatir mereka tidak akan bertahan dalam cuaca seperti ini. Ini, coba beberapa milikku.”

“Kami juga memiliki milik kami. Simpan untuk anak-anak.”

Keduanya mendorong telur bolak-balik dan akhirnya keempat telur itu berakhir di lantai, “Aiya! Aku minta maaf. Di sini, aku akan memberimu beberapa lagi.”

"Tidak perlu. Kalian anak muda sangat memperhatikan kebersihan. Cangkangnya masih ada. Sama saja setelah kamu mengupasnya.” Wanita itu melambaikan tangannya, mengambil telur, mengupasnya, dan memakannya bersama suaminya.

Apakah mereka bukan penjahat? Apakah dia terlalu berhati-hati? Itu tidak masalah. Lebih baik curiga daripada menyesali setelah sesuatu yang buruk terjadi.