[1] ✓ Transmigrated into a Parvenu's Ex-wife in the '90s

C176: Makan Malam (2)

Laporan cuaca mengatakan akan ada hujan malam ini. Shu Yan menutup jendela, memeriksa sekeliling rumah, sebelum dia mematikan lampu dan pergi. Dia bertemu Zhang-jie di lift. Shu Yan telah berada di sini beberapa kali tetapi belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.

"Kamu sudah pindah, Zhang-jie?" Shu Yan dapat melihat bahwa dia membawa banyak kebutuhan sehari-hari bekas dengannya.

"Tebak apa? Aku memiliki kerabat yang datang berkunjung. Tidak ada cukup ruang di rumah jadi aku meminta suamiku menginap di tempat baru untuk bermalam bersama anak itu.” Berbicara tentang kerabatnya, Zhang-jie mengerutkan bibirnya. “Mereka adalah kerabat yang sangat jauh, tetapi akan selalu datang dan menginap di tempatku setiap kali mereka mengunjungi Kota Nan. Dia bisa menghemat kamar dan makan tetapi itu merepotkan bagi keluargaku.”

Orang-orang cenderung hemat selama ini dan biasanya akan menginap di kerabat mereka jika ada orang di sana. Shu Yan yakin bahwa banyak orang, bagaimanapun, akan membawa hadiah ketika mereka melakukannya. Mereka tidak akan pernah pergi dengan tangan kosong. Karena itu, dari sudut pandang Zhang-jie, ketika kerabat dari kota kelahirannya datang berkunjung, dia setidaknya perlu memasak beberapa hidangan tambahan dan menyiapkan tempat tidur. Tempatnya tidak besar untuk memulai, jadi masuk akal jika dia akan menggerutu.

Tapi itu bukan tempatnya untuk mengomentarinya. Shu Yan hanya memberinya senyum canggung dan berkata, "Renovasimu sudah selesai?"

Jika dia mengingatnya dengan benar, mereka berdua membeli rumah mereka pada waktu yang hampir bersamaan. Apakah dia juga memiliki pekerjaan yang terburu-buru?

“Ya, tidak butuh waktu lama untuk merombak. Hanya untuk menyambungkan air dan listrik dan mengecat dinding, kan?” Berbicara tentang, Zhang-jie meminta Shu Yan, “Aku melihat bahwa kamu telah renovasi, layar besar berwarna televisi, kulkas, dan AC. Kamu pasti telah menghabiskan banyak uang.”

"Tidak apa apa." Shu Yan tidak suka orang lain mengorek tentang itu. “Liftnya ada di sini. Aku harus pergi menjemput anak-anakku. Kita akan bicara nanti."

"Oke, kamu sibuk." Setelah pintu lift telah ditutup, Zhang-jie tidak bisa membantu tetapi menggerutu, “Begitu banyak peralatan elektronik. Itu pasti menghabiskan biaya setidaknya $20.000. ck ck. Dia sangat kaya.”

Setelah mengambil Tianbao, Shu Yan berbalik dan melihat. Dia tidak melihat Feng Zeyu tetapi dia yakin dia ada di dekatnya.

"Bu, apa yang kamu lihat?"

“Tidak apa-apa, ayo pergi. Ayo kita jemput kakakmu.” Shu Yan memperhatikan dengan seksama sepanjang waktu dan akhirnya melihat Feng Zeyu ketika mereka tiba di pasar. Shu Yan berhenti. "JingJing, apakah kamu melihat paman di sana itu?"

"Paman yang terlihat jahat tetapi seorang pahlawan?" JingJing memiliki ingatan yang sangat bagus ditambah wajah Feng Zeyu juga sangat berkesan.

Shu Yan tersenyum. “Itu dia. Kamu pergi memberitahunya untuk pergi mengambil barang di petak bunga di luar distrik kita sebentar lagi.”

JingJing menatap Shu Yan sebelum dia terhuyung-huyung tanpa bertanya apa pun padanya.

"Paman."

Ini adalah pertama kalinya Feng Zeyu berinteraksi dengan seorang gadis seusianya. Dia merasa agak canggung. "Hai."

"Ibuku memintamu untuk mengambil sesuatu di petak bunga di luar distrik kita sebentar lagi." Karena itu, dia berlari kembali ke tempat Shu Yan berada.

Dia membuat daging babi rebus, sayap ayam cola, seledri dan cumi-cumi, dan hidangan tahu. Setelah dia selesai, Shu Yan mulai menempatkan beberapa dari mereka di dalam kotak makan siang. Setelah dia selesai meninju makanan, dia menyuruh anak-anak mulai makan sebelum dia berjalan ke petak bunga di luar distriknya dengan kotak makan siang di tangannya. Tidak ada banyak orang di sana. Dia meletakkan kotak makan siang di dalam rumput dan melihat sekeliling. Dia tidak melihat Feng Zeyu di mana pun. Apakah dia tidak datang?

Kemudian dia melihat Feng Zeyu berjalan keluar dengan santai. Dia tidak berjalan ke arahnya seolah-olah dia hanya memberi tahu dia bahwa dia ada di sana.

Setelah Shu Yan pergi, Feng Zeyu dengan santai mengeluarkan apa yang ditinggalkan Shu Yan di dalam petak bunga. Itu adalah makanan hangat dan nasi bersama dengan sekantong buah-buahan yang dibilas. Tangannya yang memegang tas sedikit mengencang dan sensasi hangat menyapu dirinya.