[1] ✓ Transmigrated into a Parvenu's Ex-wife in the '90s

C94: Kebun Binatang (1)

Kepala sekolah ingin menyerahkan semua tanggung jawab kepada wakil kepala sekolah dan membuka lembaran baru, tetapi tidak ada orang tua yang membiarkan hal itu terjadi.

Sebagai penanggung jawab taman kanak-kanak, bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang terjadi di bawah hidungnya? Apalagi jika sudah sampai pada sesuatu yang sama pentingnya dengan urusan dapur. Secara keseluruhan, tidak ada orang tua yang percaya padanya.

“Tolong beri tahu kami jika kamu memiliki beberapa saran. Kami juga tidak senang mengetahui masalah seperti ini. Yang terpenting saat ini bukan mengacungkan jari tapi mencari solusi agar anak-anak bisa makan bersih dan sehat,” ujar sang manajer seolah benar-benar bisa bercerita.

“Kami perlu waktu untuk membicarakannya dulu,” kata Nenek Wu, yang tampaknya sekarang menjadi pemimpin kelompok itu.

Ini adalah satu-satunya taman kanak-kanak di distrik itu. Yang lain semua agak jauh. Selain itu, jika yang di bawah hidung mereka bisa membiarkan ini terjadi, siapa yang mengatakan bahwa hal serupa tidak akan terjadi di taman kanak-kanak lain? Tapi kepala sekolah dan pekerja dapur perlu diganti. Dan wakil kepala sekolah juga.

"Bagaimana kalau kita membicarakannya ketika orang tua lain muncul untuk menjemput anak-anak di malam hari?" kata Shu Yan tiba-tiba dari tempatnya berdiri. Dia sengaja tidak menurunkan suaranya. Ketika manajer dan kepala sekolah mendengarnya, mereka berdua menjadi pucat.

Puluhan orang tua sudah segelintir. Masalah hanya akan meningkat jika ada 50 ~ 60 orang tua. Bahkan mungkin menarik perhatian media dan pasti akan menjadi tanda hitam untuk properti teratas Kota Nan. Pada saat itu, tidak hanya kepala sekolah, bahkan manajemen properti akan bermasalah.

“Ku pikir kalian dapat mewakili orang tua lainnya dalam masalah ini. Kita harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Kita tidak ingin menunggu masalah dengan anak-anak, kan?” Manajer properti tersenyum dan menuangkan teh untuk semua orang tua. Seorang gadis muda berjalan ke arahnya dan membisikkan sesuatu di telinganya. Manajer properti itu tersenyum dan berkata, “Kalian belum makan, kan? Aku akan menyuruh seseorang memesan makan siang untuk kita. Mengapa kita tidak memiliki makanan dan kemudian membicarakan ini?”

"Kami tidak punya nafsu makan sekarang." Makan siang apa? Anak-anak mereka di TK bahkan belum makan.

Orang tua itu cemas. Mereka tidak peduli tentang menjadi sedikit lapar. Mereka lebih khawatir bayi mereka lapar.

“Ah, jangan khawatir. Aku sudah mengatur agar mereka menyiapkan makanan yang berbeda di taman kanak-kanak. Semua bahan dibeli segar dari pasar. Ada perut babi ditambah iga dan sup rumput laut. Jika kalian masih khawatir, kalian dipersilakan untuk pergi melihatnya sekarang,” kata manajer properti itu segera.

Tentu saja, tidak perlu kembali untuk melihat sekarang. Sudah lama sejak mereka lepas landas dari taman kanak-kanak. Mereka mungkin sudah mengirim orang untuk mengurus situasi di sana. Tidak mungkin mereka melihat tanda-tanda kentang yang diiris atau wortel yang diiris, belum lagi leher babinya. Semua lalat mungkin sudah mati sekarang. Bukannya karyawan sekolah tidak bisa menahannya sebelumnya; mereka tidak pernah mencoba sebelumnya. Selama mereka memperhatikannya, tidak ada masalah yang telah disaksikan oleh orang tua dan kakek-nenek sebelumnya.

“Apa gunanya mengatur itu sekarang? Kami bahkan tidak tahu sudah berapa lama anak-anak kami makan makanan yang tidak higienis ini. Ini semua adalah masalah dengan manajemen. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi sejak awal. Aiyo. Kepalaku sakit karena sangat marah,” keluh salah satu nenek.

Mereka kemudian menghabiskan waktu 1 ~ 2 jam untuk membahas masalah tersebut. Orang tua menuntut kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diganti, serta juru masak di dapur. Koki baru akan diwawancarai oleh mereka dan sekolah harus mempekerjakan dua pembantu dapur lagi. Nenek Wu menyarankan agar mereka mempekerjakan seseorang yang mereka kenal, sehingga mereka juga bisa merangkap sebagai pengawas.

Kepala Sekolah Lin menjadi semakin kesal saat mereka berbicara. Tepat ketika dia akan melompat dan mengatakan sesuatu, dia ditarik kembali oleh manajer properti, yang tersenyum dan berkata, “Aku tidak memiliki cukup wewenang untuk membuat keputusan ini, tetapi aku pasti akan segera merefleksikannya kepada atasanku dan memberi jawaban sesegera mungkin.”

"Aku tidak ingin mendengar 'sesegera mungkin', beri aku waktu yang tepat." Shu Yan mengerutkan kening dan tidak akan membiarkan mereka terus mendorong masalah ini keluar. Bukan itu yang ingin dia lihat. “Aku akan memberi tahu orang tua lain nanti. Jika kamu tidak memberi kami solusi besok, kami akan datang lagi bersama.”

"Tepat. Jika itu tidak bisa dilakukan, kami semua memiliki kerabat kami. Kami tidak akan membiarkanmu lolos dengan mudah,” kata Nenek Wu.