Train

712 39 6
                                    

Draco keluar dari sebuah ruangan setelah ia menyelesaikan kelas malamnya, Draco berjalan melewati koridor yang sepi karena banyak mahasiswa yang sudah pulang karena hari yang memang sudah larut malam.

Malam ini hujan rintik-rintik, Draco lupa membawa payung padahal ia sudah diingatkan ibunya untuk selalu membawa payung disaat musim hujan seperti ini.

Kini ia sedikit menyesal karena menyepelekan apa yang ibunya katakan, jadi Draco terpaksa menerobos hujan kecil itu untuk menuju ke stasiun Emeraldines yang letaknya hanya berjarak beberapa meter dari kampusnya.

Draco menggunakan tas sebagai pelindung kepalanya dari air hujan, biarlah tasnya basah asal besok dirinya tidak sakit.

Draco menuruni tangga menuju stasiun bawah tanah dan mulai mengganti posisi tasnya, kini ia menggendong tasnya dipunggung.

Draco mengibaskan rambutnya yang sedikit basah karena tadi seluruh bagian kepalanya tidak tertutupi.

Keadaan stasiun malam ini sangat sepi hanya ada beberapa penumpang dan petugas stasiun yang terlihat berlalu lalang.

Saking sepinya bahkan jumlahnya bisa dihitung dengan jari, Draco heran tidak seperti biasanya stasiun Emeraldines sepi begini.

Biasanya stasiun ini akan selalu ramai di jam berapapun karena memang bisa dibilang stasiun ini adalah stasiun pusat yang ramai disinggahi penumpang.

Draco pikir malam ini sepi karena beberapa faktor, yang pertama sekarang sudah larut malam dan yang kedua karena hujan.

Malam ini terasa cukup dingin karena hujan yang sedari sore tak kunjung berhenti.

Si pirang memutuskan untuk duduk di bangku panjang yang telah disediakan, ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk menghalau kebosanan sembari menunggu kereta yang akan ditumpanginya sampai.

Draco melihat jika ada beberapa pesan yang masuk di ponselnya, salah satunya dari sang ibu tercinta yang menanyakan kapan ia pulang, lalu ada beberapa pesan dari adik tingkatnya yang sok perhatian.

Dan yang terakhir pesan dari sahabat-sahabatnya yang ada di grup pesan mereka, disana para sahabatnya itu sedang membahas kabar orang-orang hilang yang terjadi setiap tahunnya.

Entah bagaimana tiba-tiba mereka membahas orang-orang hilang itu, Draco akhirnya pun ikut nimbrung dan mulai membaca pesan tersebut.

Theo si penyebar berita yang pertama kali membahasnya, ia bilang jika kakak tingkat mereka yang bernama Cedric Diggory, dua tahun lalu menghilang ketika pemuda itu sedang menunggu kereta di stasiun Emeraldines.

Draco ingat ketika ia berada di semester awal ada pemuda yang bernama Cedric yang sangat diagung-agungkan oleh mahasiswa dan para dosen karena kecerdasannya, pemuda itu juga terkenal karena keramahan dan ketampanannya.

Semenjak Cedric menghilang gelar siswa cerdas nan tampan jatuh pada Draco, tapi kehilangan sosok Cedric juga meninggalkan luka yang mendalam bagi para mahasiswa dan dosen yang mengidolakannya.

Draco kembali membaca pesan dari Theo yang bilang jika tahun lalu juga ada seorang pemuda yang hilang bernama Neville Longbottom, yaitu penjaga cafe yang letaknya diseberang kampus Draco.

Theo juga mengungkapkan jika semua korban sebelum menghilang terlihat berada di sekitaran stasiun Emeraldines dan selalu tepat pada tanggal 31 July.

Kejadian orang hilang ini terjadi setahun sekali dan hingga saat ini orang-orang yang menghilang belum bisa ditemukan, jikapun mereka sudah meninggal bahkan mayatnya juga tidak ditemukan.

Dan hal mengerikan ini telah menelan korban dengan ciri-ciri yang sama yaitu pemuda berusia 23 tahun dan berpakaian berwarna merah.

Entah apakah pelakunya telah menargetkan para korbannya atau tidak, tapi yang jelas mereka yang hilang selalu dalam kondisi yang sama.

Random Story (Drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang