"Honey, bagaimana jika hari ini adalah hari terakhirku?" tanya seorang pemuda yang sedang terbaring lemas di ranjangnya, ia berkata sembari menatap kekasihnya dengan tatapan sendu.
"Maka aku akan mencari kekasih baru!" jawab sang kekasih membuat pemuda yang sedang berbaring itu memasang raut tak menyangka, kejam sekali kekasihnya ini.
"Jahatnya!" ucap pemeran utama kita yang bernama Draco sembari mencoba bangun dari rebah panjangnya.
"Makanya kau jangan berkata begitu!, baru demam sedikit saja serasa akan mati!" jawab kekasih Draco yang bernama Harry dengan perasaan dongkol sembari mendorong tubuh si pirang untuk kembali berbaring.
"Tapi, ini menyakitkan, sayang. Kepalaku pusing, hidungku tersumbat dan badanku panas sekali!" ucap Draco mendikte semua keluhan penyakitnya.
"Jangan mengeluh!, itu adalah akibat dari penyakit yang kau cari sendiri!, suruh siapa menerobos hujan deras di tengah musim hujan begini?!" omel Harry sembari memeras kain kompres dengan kasar, lalu menempelkannya ke dahi kekasihnya, yang kalau sedang sakit akan bertingkah seperti akan mati.
"Itu 'kan karena aku tidak ada pilihan lain, sayang. Kalau aku tidak menerobos hujan saat itu bisa-bisa aku telat!" jawab Draco sembari meringis karena kepalanya yang serasa berputar ini malah semakin diperparah dengan dahinya yang di tekan kuat oleh Harry yang sedang mengompresnya.
"Astaga, pelan-pelan sayang!, kalau begini semakin menguatkan jika ini adalah hari terakhirku!" keluhnya sembari mengelus dahinya.
Jadi, di cerita kali ini Draco terserang penyakit demam, hal ini dikarenakan pemuda pirang itu menerobos hujan untuk mengejar jadwal rapatnya, padahal sebelumnya Harry sudah mengingatkannya berulang kali untuk selalu membawa payung. Tapi, entah mengapa Draco masih saja lupa membawa benda paling penting di musim hujan seperti ini.
Harry kesal karena Draco tidak mendengarkan ucapannya, dan jika sudah sakit begini Draco akan terus mengeluh dan membuatnya kerepotan.
Jujur, Harry sama sekali tidak keberatan merawat Draco, sama sekali tidak!, hanya saja Draco yang selalu bertingkah seperti akan mati itulah yang membuatnya jengkel.
Draco akan terus merengek, entah mengeluh kepalanya yang seperti akan copot lah, atau panas tubuhnya seperti di neraka lah, atau hidungnya yang tidak mau bernafas lagi karena tersumbat, dan masih banyak keluhan-keluhan lainnya.
Sudah dua hari ini Harry mencoba menahan kekesalannya. Tapi, ia tidak bisa benar-benar marah, karena mau bagaimanapun ia tetap mencintai pria bawel ini dan tentu saja ada rasa tidak tega setiap melihat pemuda pirang itu mengeluh kesakitan.
"Daripada kau sibuk mengeluh lebih baik kau makan, lalu setelah itu minum obat" ucap Harry sembari berusaha menyuapkan sesendok makanan yang sudah disiapkannya.
"Tidak mau makan!, lidahku terasa pahit dan terbakar!" tolak Draco dan menutup mulutnya rapat-rapat.
"Tidak usah lebay!, cepat makan!" Harry memaksa Draco untuk membuka mulutnya. Namun, Draco tetap kekeuh pada pendiriannya untuk tidak makan.
"Tidak mau!" Draco menggelengkan kepalanya heboh.
Harry menggeram marah, ia menggenggam erat sendok ditangannya berharap dirinya tidak lepas kendali yang lalu membuat sendok itu mendarat ke kepala Draco.
Harry tersenyum terpaksa mencoba menahan amarah yang hendak meletup, ia meletakan piring yang sedari di topang nya ke atas meja secara kasar, ia kesal karena sejak tadi Draco selalu menolak untuk makan.
"Ayoo sayangnya Harry, makan dulu yaa agar sayangnya Harry ini cepat sembuh!" ucap Harry dengan nada suara manis yang kentara sekali kalau itu dibuat-buat, aslinya ia ingin sekali memukul kepala pirang didepannya ini.
"Tidak mau!, tiba-tiba perutku sakit seperti akan melahirkan!" ucap Draco dan mulai menggulung tubuhnya ke dalam, meringkuk untuk memeluk perutnya sendiri.
Harry memutar matanya malas melihat kelakuan dramatis kekasihnya, tadi dia mengeluh kepala, lalu hidung dan sekarang perut?, ohh yang benar saja?!
"Cih, kau berlagak seperti yang pernah melahirkan saja!, tidak usah banyak drama!, ayoo cepat makan!" ucap Harry lagi yang entah kemana nada suaranya yang manis tadi, setiap orang punya batasan yaa kawan, dan Harry sudah berada di ambang batas kesabarannya. Tapi, sialnya, Draco masih tetap pada pendiriannya.
"Huh, yaa sudah kalau tidak mau makan, minimal ayoo di minum obatnya" Harry menyerah menyuruh si pirang ini makan, yaa paling tidak ia mau Draco meminum obatnya.
"Tidak mau juga!, obat itu rasanya pahit!" balasnya, mendengar hal itu mendidih darah Harry.
"Lalu sekarang kau mau aku bagaimana, Dray?!" tanya Harry dengan nada suara tinggi, ia benar-benar sudah berada di ambang batas amarahnya, diberi makan tidak mau, diberi obat juga tidak mau, tapi kerjaan nya mengeluh terus!, lalu Harry harus bagaimana?!
"Kekasihnya sedang sakit bukannya di sayang malah di marahi" ucap Draco dengan tampang sok minta dikasihani.
Harry ingin muntah melihat ekspresi kekasihnya itu, dikira ia akan luluh apa?, dulu mungkin iyaa, tapi sekarang?, cih jangan harap, ia sudah kebal dengan wajah sok manisnya itu.
Dan entah bisikan dari mana tiba-tiba Harry terpikirkan sebuah ide cemerlang, ia tersenyum penuh arti, lalu mulai melancarkan aksinya.
"Akhhh tiba-tiba aku rindu Cedric, kira-kira dia sudah punya kekasih belum yaa?" ucapnya tiba-tiba membuat Draco mengernyit tak suka, kenapa tiba-tiba kekasihnya ini bawa-bawa nama si kuning sialan itu di tengah-tengah kebersamaan mereka?!
"Kenapa kau tanya begitu?!" tanya Draco dengan nada bicara yang terdengar mulai tidak santai.
"Ehm, karena aku berniat mencari kekasih baru yang tidak rewel kalau sedang sakit!" balas Harry sembari pura-pura mencari ponselnya karena ingin menghubungi mantan seniornya di SMA yang sempat menyukainya.
"Jangan. Ck, baiklah-baiklah aku makan!" ucap Draco dengan ekspresi panik dan langsung mengambil piring di meja dan mulai memakan masakan kekasihnya tanpa mengeluh, ia hanya takut kekasihnya ini benar-benar berniat mencari kekasih baru.
"Anak pintar!, jangan lupa dihabiskan, dan diminum obatnya yaa sayang!" ucap Harry dengan senyuman yang terlihat mengerikan bagi Draco.
Dan kini Harry tau cara ampuh meladeni tingkah absurd Draco ketika sedang sakit.
The End
Maaf kalau ada typo atau ada kata-kata yang rancu, permisi Byee 👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story (Drarry)
FanfictionKumpulan Random Oneshoot Drarry Warning BxB Drarry Draco Top, Harry Bot (OOC) OUT OF CHARACTER Random cerita Drarry yang bukan cuma berlatar di dunia sihir. Tokoh Harry dan kawan-kawan, serta latar dunia sihir hanya milik J.K Rowling, aku pinjem na...