Seorang gadis berambut hitam lurus dengan wajah berseri-seri melewati koridor sekolah.Di tangan nya sudah ada tempat bekal lucu berwarna biru.Tungkainya berjalan begitu riang, sesekali bibir pink itu akan bersenandung.
Thalia Claudia namanya.Si pemilik senyuman semanis gulali.Wajah nya juga selalu cerah secerah sinar matahari siang ini.
Oh iya,hari ini seperti biasa,dia akan mendatangi kelas Sosiologi hanya untuk melakukan satu hal.
Tepat ketika sampai di depan pintu kelas dua sosiologi Lia tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang.
BRUKKK
Untung saja dia bisa menjaga keseimbangan jadi tidak ada adegan-adegan seperti di drama Korea.Lia mengusap dahinya yang terbentur tadi."ish aww"
"Thalia?"
Mendengar namanya di sebut Lia refleks mendongak karena orang di depan nya ini sangat tinggi.
Lia langsung menyengir ketika melihat wajah si pemilik suara."Maheesa? Hehehe maaf ya tadi aku kurang fokus"
Sang empu mengangguk-angguk sambil tersenyum kecil."kesini mau nyari Jay ya?"
"Oh itu-"
"Bentar gue panggilin dulu!"
"Eh?-"Lia hendak melarang Maheesa tapi pria itu sudah terlanjur meneriaki orang yang di maksud.
"JAY WOY ADA THALIA NIH NYARIIN LO!"
Lia meringis malu,suara Maheesa benar-benar menggelegar.Sampai-sampai orang yang masih berada di kelas menatap nya penasaran.Ah rasanya dia ingin menghilang saja sekarang.
Tak butuh waktu lama seseorang datang menghampiri dengan wajah datar.Orang itu menatap tajam Lia seolah ingin melenyapkan si gadis sekarang juga.
"Ngapain kesini?!"bentak orang tersebut.Thalia langsung menunduk takut.Pria di hadapan nya ini benar-benar memiliki wajah yang seram ketika marah tapi mengapa dia masih menyukainya ya?
"I-itu..."
Lia tercegat.Hingga pria itu melihat apa yang di bawanya.
"Ck udah berapa kali sih di bilangin enggak usah bawain gue bekal malu-maluin tahu!"
Lia menahan air matanya yang sebentar lagi akan meleleh.Dia paling tidak bisa mendengar suara bentakan.Apalagi pada orang yang ia suka.Rasanya benar-benar sakit.
"J-jayden i-ini itu...bu-buat-"
"BUAT GUE?! gak usah! Sampai kapanpun gue gak sudi nelan makanan buatan lo!"
Lia benar-benar sudah tak bisa berkata-kata lagi.Air matanya sudah lolos dan hal itu membuat nya semakin menunduk kan kepala agar tak kentara sedang menangis.Tapi seperti nya percuma saja karena Jayden sudah hapal kebiasaan buruknya.
"Kenapa nangis?! Cengeng! Kan udah gue bilangin stop ganggu gue,gue selama nya itu gak bakal suka sama Lo!"
Cukup, punggung Lia mulai bergetar pertanda dia sedang menahan tangisannya yang akan pecah.
Sedangkan di kelas itu tak ada yang bersuara,bahkan untuk sekedar membela Lia pun tidak.Mereka semua hanya menatap Lia dengan tatapan hina.
Tentu saja,karena mereka semua tahu Thalia itu tergila-gila pada Jayden.Hampir setiap hari dia akan datang kekelas hanya untuk memberi pria itu bekal.Dimana-mana Jayden berada disana pasti ada Thalia yang berusaha mencari perhatian nya.
Yah, meskipun aksinya selalu gagal dan berujung akan di marahi sampai di bentak Jayden.Namun seolah tidak ada kapoknya.
Besok-besok nya lagi Thalia pasti datang kembali ke Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JUAN |ON GOING!
ФанфикSedikit potongan cerita... "Kamu ngapain di sini?" Juan menatap wajah jelita di hadapan nya cukup lama."nemenin cewek yang lagi patah hati" Juan menaikkan sebelah sudut bibirnya sebelum ikut menatap ke depan."gak usah sedih Lo emang gak cocok jadi q...