Chapter 24

88 15 2
                                    

Thalia jalan mengendap-endap di koridor, seperti maling.Tak lupa wajahnya selalu melihat ke kiri dan kanan.Mengantisipasi kedatangan kekasih nya.

Alasan nya,pria itu bisa marah jika melihat nya berada di sekolah.

Pukkk

Thalia terperanjat ketika merasakan tepukan cukup keras di bahunya.Tiba-tiba saja aura di sekitar nya sedikit mencekam.Jantung Lia berdetak tak normal sampai ia membalik tubuhnya.

Persepsi tegak dengan tampang dingin langsung menyambut mata.

"Ngapain?"

"J-jjuan i-itu..."mendadak gagap melihat wajah dingin Juan.Di tambah tatapan kekasih nya itu sangat mengintimidasi, memindai penampilan nya dari atas hingga ujung kaki.Seolah memastikan tak ada yang hilang dari tubuh gadisnya.

"Kan udah gue bil-"belum saja menyelesaikan kalimatnya,tubuhnya malah di terjang sang gadis.Juan sempat terkejut namun kembali menormalkan ekspresi nya.

Thalia memeluk Juan erat."Juan jangan marah ya ya ya? Please!"

Juan membalas pelukan gadis yang hanya sebatas dadanya itu.Menghela napas pelan.

"Juan aku punya alasan kok jadi jangan marah ya?"

"Iy-"

"Lagian aku sekarang juga udah gak apa-apa kok"

"Tap-"

"Lagian mommy udah pulang jadi aku ke sekolah biar mommy gak khawatir,Juan jangan marmmmpph"

Juan dengan usilnya menekan wajah Thalia agar semakin menempel di dada bidangnya hingga gadis itu tak bisa mengeluarkan suaranya lagi.

"Mommy pulang?"

"Mmmpphh" Thalia coba berontak,jujur dia jadi susah mengambil napas lantaran Juan benar-benar menekan kepala nya agar semakin tenggelam di dada pria tersebut.

Akhirnya setelah mencubit pingga pria itu barulah dia bisa terlepas.

"Juan! Sesek tahu,kamu pengen aku mati huh?!" Kesalnya.

Juan menyembunyikan senyuman nya.Dia berdehem lalu kembali pada topik pembicaraan tadi.

"Lo bilang mommy pulang?"

Terbentuk kerutan di kening Lia,ada sedikit keanehan dari ucapan pria di hadapannya ini."mommy aku kali,kok kamu ikutan manggil mommy?"

Juan mengendik kan bahu cuek."yakan nanti juga bakal jadi mommy gue"

Thalia diam.Pipinya merona, pagi-pagi begini malah di serang dengan gombalan Juan.Mana sanggup dia tuh,rasanya Lia ingin menghilang sekarang.

"Kok bisa gitu?"

"Kan nanti gue bakal jadi mantu kesayangan"

Terdengar biasa saja namun efeknya pada Thalia luar biasa.Serasa banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut Lia.Hatinya tak bisa bohong jika dia bahagia mendengar kalimat tersebut.

Juan tersenyum tipis sebelum merangkul bahu Thalia.Mengajak kekasih nya itu kembali berjalan.

"Gue antar ke kelas, istirahat nanti bakal gue jemput"

Thalia cuma bisa ngangguk,lagi pula dia tidak punya pilihan untuk menolak.Juan paling tidak suka di tolak.Jadi ada baiknya untuk menurut saja seperti anak baik.

Sepasang kekasih itu berjalan di tengah koridor sembari saling mengusili lebih tepatnya hanya Juan yang menjahili Lia.Sementara gadisnya itu hanya bisa pasrah punya kekasih seperti dirinya.

Juan dan Thalia tentu saja menjadi pusat perhatian karena menebar momen-momen uwu di tengah-tengah siswa-siswi yang berlalu lalang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Skip

MY JUAN |ON GOING!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang