Setelah dua hari berlalu, luka di lengan Thalia sudah sedikit membaik. Namun sampai saat ini ia terus mendapati omelan dari bundanya. Memang ibu mana yang tidak khawatir melihat anaknya pulang dari sekolah tiba-tiba tangan nya terlilit perban.
Flashback
Jenina yang kebetulan berada di depan jendela rumah tanpa sengaja melihat kedatangan putrinya yang di antar oleh seorang pria. Dia sempat tersenyum sumringah setelah berekspekulasi bahwa itu adalah kekasih anak gadis nya.
Namun senyuman itu seketika luntur ketika sang anak semakin dekat ke pintu masuk rumah mereka.
Jelas sekali Jenina melihat sebelah lengan anaknya di balut perban. Segera ia menyambut kedatangan sang putri dengan berbagai pertanyaan.
"Thalia tanganmu kenapa?"
Thalia yang baru saja membuka pintu rumah seketika membeku ketika mendapati keberadaan ibundanya di balik pintu tersebut.
"Mom-my?"
"Ayo cepat jawab Thalia!"
"Itu...," Thalia mendadak tegang. Apa yang harus ia katakan pada ibundanya ini.
"Dan lelaki tadi siapa, kakasih mu?"
Thalia masih tak menjawab. Jujur dia tengah frustasi untuk menyusun kata di otak kecilnya agar tak terlihat mencurigakan ketika menjawab pertanyaan sang bunda.
"Benar dia kekasihmu yang sudah membuat tanganmu seperti ini hah?"
Thalia sontak menggeleng cepat.
"Bukan mom, Thalia tadi di sekolah gak sengaja jatuh di toilet jadi tangan nya sampai gini hehehe," ujar Thalia berusaha berbohong namun sayang bundanya bukan lah orang bodoh.
"Kamu pikir mommy percaya?" Ujar Jenina dengan nada tegas sembari menatap sang putri intens. Sontak hal itu membuat Thalia gugup karena ketahuan berbohong.
"Berani sekali anak lelaki itu melukai putri kesayangan mommy, jika itu kekasih mu jangan harap mommy akan memberi restu pada hubungan kalian. Dia bahkan tidak meminta maaf sekalipun cih dasar anak muda!"
Flashback end
Dan selama dua hari itu pula Jenina terus mengomeli sang putri mengenai tentang kekasih nya. Bahkan setelah John ayah Thalia datang pun, dia terus mengomel perihal tersebut. Mendesak putrinya agar segera memperkenalkan kekasih nya sedang kan Thalia sendiri selalu mengelak bahwa itu bukan kekasih nya.
Ayah Thalia sendiri hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku istri dan anaknya. Dia bukan nya tidak khawatir, hanya saja selagi dia merasa putri nya masih bisa mengatasi masalah nya sendiri maka akan ia biarkan. Namun jika benar-benar ada yang ingin mengganggu ketenangan anaknya barulah ia bertindak.
Thalia berjalan di atas trotoar sembari menenteng dua kresek yang berisikan cemilan. Dia sedang menuju pulang kerumahnya setelah nekat pergi ke supermarket di pukul sembilan malam seperti ini.
Meskipun keadaan jalan sangat ramai namun Thalia tetap merasa was-was. Karena beberapa hari ini entah mengapa ia seperti merasa tengah di awasi seseorang. Dan itu selalu membuat nya merinding.
Seperti kali ini Thalia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang namun tak menemukan siapapun yang terlihat memperhatikan nya. Lalu melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan sebelum kembali berjalan.
Sekitar beberapa meter dari jarak gadis itu berjalan, seseorang tengah menyeringai jahat. Di balik mobil yang terparkir di pinggir jalan itu, terdapat pria yang di dua hari ini sudah memata-matai pergerakan Thalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JUAN |ON GOING!
FanfictionSedikit potongan cerita... "Kamu ngapain di sini?" Juan menatap wajah jelita di hadapan nya cukup lama."nemenin cewek yang lagi patah hati" Juan menaikkan sebelah sudut bibirnya sebelum ikut menatap ke depan."gak usah sedih Lo emang gak cocok jadi q...