Chapter 14

96 15 0
                                    

Thalia duduk merenung sendirian di bangku taman sekolah yang juga telah di hias secantik mungkin.Warna-warni lampu LED cukup memanjakan mata.

Jika saja hatinya tidak sedang mendung mungkin Lia akan berlari kesana-kemari memutari taman ini.

Sedang asiknya melamun Lia di kejutkan oleh seseorang yang dengan tiba-tiba meletak kan sesuatu di atas kepalanya.

"Enggak usah jadi prom queen mending jadi princess nya gue aja"

'suara itu?' Thalia menoleh cepat.Kedua bola mata nya langsung melotot sempurna.

Di samping nya sudah duduk pria berpenampilan kasual.Beda sekali dengan teman-teman nya yang memakai jas mahal malam ini.

"Juan?"

Dia menatap si gadis yang tengah menatapnya bingung."kenapa?"

"Kamu ngapain di sini?"

Juan menatap wajah jelita di hadapan nya cukup lama."nemenin cewek yang lagi patah hati"

Thalia langsung mengalihkan tatapan nya ke depan.Raut wajah nya kembali sendu.Dan semua nya tak pernah luput dari perhatian Juan."Lo sesedih itu ya gak jadi prom queen?"

Tidak ada jawaban.Sebenarnya Lia sedih bukan karena tidak terpilih menjadi prom queen,lebih tepatnya dia sedih karena tidak bisa berpasangan dengan  Jayden.Padahal dia sudah berharap keinginan nya terkabul malam ini.

Juan menaikkan sebelah sudut bibirnya sebelum ikut menatap ke depan."gak usah sedih Lo emang gak cocok jadi queen sih"

Thalia mendengus kesal.Raut wajahnya yang sendu tambah mengerut."Juan bisa gak sih kamu itu ngerti dikit aku lagi sedih bukan nya di hibur malah ngomong kayak gitu!"

Lihat lah, bisa-bisanya pria itu tertawa tanpa beban.Thalia tambah dongkol saja.Jika dalam buku komik karakter nya pasti di gambarkan memiliki asap di kepala dengan wajah semerah cabe rawit dan jangan lupakan dua tanduk iblis nya.

Juan menoleh, menyeringai puas setelah tahu jika Thalia berhasil terpancing dengan kalimat menyebalkan nya.Lihatlah gadis itu sudah menatapnya garang.Seolah ingin menelannya hidup-hidup tapi bukan nya takut Juan malah terkekeh gemas.

"Apa liat-liat?!" Sungut Lia.

Juan menggeleng pelan.Tangan nya terangkat untuk memperbaiki mahkota bunga yang terangkai menjadi satu di atas kepala Thalia.

Lia ingin ikut menyentuh mahkota itu namun Juan melarang nya."jangan di buka itu cocok buat Lo"

Karena penasaran Lia membuka aplikasi kamera di ponsel nya untuk bercermin.Di tatapnya penuh binar rangkaian bunga yang sangat rapi di atas kepalanya itu."wah cantik banget ini Juan yang buat?"

Juan mengangguk sontak saja Lia tersenyum senang."makasih Juan aku suka"

"Bagus deh,Lo emang lebih cocok jadi tuan putri dari pada harus jadi ratu yang jelas-jelas hanya semalam gak elit banget di banding jadi tuan putri bisa setiap hari"

Thalia ternganga mendengar Juan berbicara.Antara bingung dan juga tidak mengerti sebab itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Juan ucapkan semenjak mereka saling kenal.

"Jadi putri tiap hari kok bisa kayak gitu?"

"Denger selama mahkota bunga itu enggak layu maka selama itu pula Lo bakal jadi tuan putri"

Thalia masih menatap Juan bingung."aku? Jadi tuan putri? Tapi....bukannya bunga cuma bisa bertahan beberapa hari aja?"

Juan tidak menjawab.Dia menatap lurus kedepan dengan dua sudut bibir tertarik ke atas.Thalia yang melihat sisi lain dari Juan itu pun terpesona.Dia baru tahu jika Juan memiliki lesung pipi yang sangat dalam.

MY JUAN |ON GOING!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang