Jayden sedang duduk bersandar di sopa ruang tv.Kedua iris tajam menatap layar tv namun pikiran nya sendiri sedang terbang memikirkan banyak hal.Bahkan dia mengacuhkan keberadaan Stella yang sedari tadi mendusel-dusel di dadanya.
Hingga kedatangan Rea menghancurkan lamunan pria itu.
"Eh Jay gue pinjem pacar Lo bentar ya?!" Reanna menarik paksa Stella yang tengah bersandar di tubuh Jayden.Stella kesal namun ia coba menyembunyikan ekspresi kesal nya dan menurut saja ketika Rea menyeret nya menjauh.
Sementara Jayden sendiri kembali bergelut dengan pikiran nya yang rumit sebelum ponselnya berdering.
Ternyata pesan masuk dari Satya.
Satya
Jay markas kacau,anggota si Diego ngerusuh pas gue dan yang lain belum DatengJayden menggeram,telapak tangan nya terkepal kuat.Siap menghantam meja di depan kapan saja.
Jayden
Suruh anak-anak kumpul kita harus diskusiSatya
Ok,tapi bro dia sempet ninggalin pesan buat Lo katanya Diego nantang Lo buat balapan liar tapi taruhannya harus Rea
BRAKKKKJayden refleks menendang meja di hadapan nya hingga terbalik.Membuat Stella dan Reanna yang baru saja datang terkejut.
"Lo kenapa sih Jay?"Rea
"Astaga Jay kamu kenapa hemn?" Stella mendekat mencoba mengelus dada kekasih nya itu yang terlihat sangat marah.
Sementara Jayden sendiri tidak peduli dengan tindakan nya.Tatapan nya langsung terhunus tajam ke arah Reanna.
"Hp Lo mana?"
"Mau Lo apain?" Ujar Reanna yang merasa takut dengan wajah suram sepupu nya itu.
"Gak usah banyak tanya Rea cepet kasih gue!"
Dan pada akhirnya Reanna memberikan ponselnya dengan ogah-ogahan."nih,emang mau Lo apain sih?"
Jay merebut ponsel itu kasar.Lalu mengotak-atiknya tanpa perduli dengan dumelan Rea.Hasilnya ia menemukan kontak seseorang yang sangat ingin ia hilang kan dari planet ini.
"Dari mana Lo dapat nomer kontak Diego?"
Reanna mengerjap bingung.Siapa Diego? Perasaan dia tidak pernah bertemu dengan orang yang beratas nama tersebut."siapa sih maksud Lo?"
"Jawab gue jujur Rea!"hardik Jayden yang terus memojokkan sang sepupu."ya gue enggak tahu Jay,gue enggak tahu Diego yang Lo bilang itu siapa?! Lo kenapa sih tiba-tiba kek gini?!"
"Lah terus ini kontak nya kenapa ada di hp Lo!"
"Ya mana gue tahu!"
Kedua nya saling tersulut emosi.Jujur Reanna bingung mengapa Jayden tiba-tiba marah seperti sekarang.Dia juga tidak pernah merasa kenal dengan sosok yang sepupunya itu katakan.
"Lo bohong!"
"Astaga Jayden gue sumpah enggak kenal sama cowok yang lo bilang itu kalau perlu liat di kontak gue emang ada di situ yang nama nya Diego?"
"Tapi nom--"
Jayden memejam sejenak sambil menggigit bibir bawahnya kesal.Stella yang berada di sampingnya sontak menggeleng-geleng sambil mengelus punggung nya pelan.
"Calm dawn Bae,gak mungkin Rea bohong tuh lihat dulu nomer yang kamu bilang tadi bahkan gak Rea simpen"
Jayden menghela napas kasar.Dia tersulut emosi hingga lupa untuk melihat dengan teliti.Setelah berhasil mengendalikan diri,dia kembali menatap Rea.
"Nomor itu udah gue blokir,kalau dia sampe nelpon lu lagi jangan Lo tanggepi ganti kartu Lo kalau perlu ganti hp sekalian"
"Emangnya kenapa sih!"
"Nurut aja gak usah banyak tanya!"
Jayden mengambil jaket dan juga kunci motor lalu berjalan keluar.
"Jay kamu mau kemana?"
"Mau ke markas bentar"
Stella mendengus kesal.Hilang lagi waktu berduaan nya dengan Jayden.Padahal dia sudah menanti-nanti kan hal ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keesokan hari,di saat waktu nya jam pulang.Juan menatap heran dengan teman-teman nya.Jayden dan yang lain mengerumuni mejanya lengkap dengan ekspresi misterius mereka."Lo pada kenapa hah?"
"Ehkem gini Juan..."Sean sedikit ragu berbicara namun lirikan tajam teman-teman nya yang lain berhasil membuat ia menciut."...Lo kan masih anggota dari Silas jadi-"
"Silas?" Juan memotong ucapan Sean setelah mendengar nama Silas.Sudah lama dia tidak mendengar nama itu.Sontak Juan menatap ke arah Jayden yang juga tengah menatap nya penuh arti.
"Jadi Silas masih ada" suara Juan sedikit lirih.Dia jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu.
"Ya ada la bro,kan yang mimpin sekarang Jayden"
Tatapan Juan kembali terkunci pada wajah datar Jayden.Dia baru tahu jika sahabat nya itu sekarang adalah pemimpin geng motor.Silas adalah satu nama yang menyimpan beribu kenangan pahit dan manis di masa lalu Juan.
Tidak hanya Juan namun juga Jayden.Juan mengira sewaktu dirinya keluar negeri kelompok itu sudah bubar ternyata dugaan nya salah.
Juan menarik sebelah sudut bibir nya."terus mau Lo semua apa?"
"Kita-kita pada mau beraksi sekarang Lo mau ikut enggak?" Ujar Azka yang sudah bosan untuk berbasa-basi.
Juan mengangguk-angguk sembari menggendong ranselnya di pundak."lawan Lo pada?"
"Anak sekolah sebelah geng nya si Diego kalau gak salah nama geng nya line? Anus?"
Riki berhasil mendapat hadiah tampolan dari Satya."Linus bego!"
"Ye gue kan gak tahu"
Sekali lagi Juan hanya mengangguk tanpa minat lalu berjalan melewati teman-teman nya."sorry gue enggak ikut"ujarnya,
sebelum keluar dari kelas dia sempat mendapat teriakan Azka dan Riki.
"YEEEE LU GAK ASIK JUAN!!"
"LO MASIH SILAS JUAN MASA GAK SATU RASA GAK ASIK LO!"
Jayden memegang bahu Azka dan Riki."gak usah di paksa"
Pada akhirnya keenam pria tampan itu beraksi tanpa Juan.Dari dulu Juan memang sangat susah di ajak kerja sama.
Juan adalah tipe orang yang sangat tenang.Dia akan bergerak hanya jika ada yang mengusik saja.
Maka dari itu mari kita tunggu sampai kapan harimau tidur itu akan menetap di singgasana nya.Jayden menyeringai,iris tajam nya masih terfokus ke arah pintu kelas di mana punggung Juan tadi terakhir terlihat.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JUAN |ON GOING!
FanfictionSedikit potongan cerita... "Kamu ngapain di sini?" Juan menatap wajah jelita di hadapan nya cukup lama."nemenin cewek yang lagi patah hati" Juan menaikkan sebelah sudut bibirnya sebelum ikut menatap ke depan."gak usah sedih Lo emang gak cocok jadi q...