Juan tersenyum ketika dari jauh melihat seluet tubuh Thalia berdiri di samping motor menunggu dirinya.Segera ia hampiri lalu merangkul bahu gadis tersebut.
Thalia yang sedang fokus melihat layar ponsel sedikit terlonjak dengan kedatangan Juan yang secara tiba-tiba.
"Astaga Juan kamu ngagetin aja"
"Udah lama nunggu?" Juan tak menggubris ucapan Lia yang tadi.Pria itu lebih memilih memakai kan helem sang kekasih tak lupa juga jaket.
"Enggak,aku juga baru nyampe di parkiran"ujar Lia sembari membenarkan jaketnya.Kali ini dia membawa jaket sendiri hingga hal itu menghentikan gerakan Juan yang refleks ingin membuka jaketnya sendiri untuk di pakai sang kekasih.
"Tumben bawa jaket"
"Iya hehehe,kan enggak enak minjem jaket kamu terus malah aku selalu lupa buat ngembaliin jaket punya kamu"
"Enggak apa-apa,simpen aja. Ayo naik!"
Thalia mengangguk kemudian naik.
"Langsung pulang?"
"Iya"
Juan yang tengah mengendarai motor nya dengan kecepatan rata-rata tiba-tiba merasa aneh di gang depan yang akan ia lalui.Masalahnya, samar-samar ia bisa mendengar suara keributan.
Bukan perkelahian,namun seperti suara anak-anak pria yang sedang berkumpul.Apa mungkin itu Silas,teman-temannya?
Bisa jadi iya,karena hari ini mereka akan tawuran dengan geng sekolah lain.Juan menaikkan tingkat kewaspadaan nya.Memelankan laju motornya untuk melihat kerumunan itu.Memastikan apakah itu teman-teman nya atau bukan.
Sementara Thalia yang merasa laju motor Juan semakin pelan jadi bingung.Dia menepuk pelan pundak kekasih nya itu sebelum bertanya.
"Juan,kenapa?"
Juan menghentikan motornya sebentar.Thalia di belakang semakin bingung."kenapa berhenti?"
Juan terlihat menghela napas panjang lalu menarik kedua lengan sang kekasih agar melingkar di perutnya.Sebelum itu,dia juga sudah membenarkan pakaian Thalia termasuk mengikat kemeja di pinggul gadisnya itu agar rok yang ia gunakan tidak tersibak ketika keadaan sedang genting.
Thalia sendiri telihat sangat bingung dengan kelakuan kekasih nya itu."Ju_"
"Pegangan yang kuat nanti kalau kamu takut tinggal merem aja ok?"
Dia masih tidak mengerti tapi karena tatapan Juan berubah sangat tajam dia refleks mengangguk patuh.
"Bagus"
Juan kembali melaju dengan kecepatan sedang.Hingga dalam jarak seratus meter dia sudah bisa melihat kerumunan tersebut.Menajamkan penglihatan nya untuk meneliti kumpulan anak-anak geng motor itu.
Hasilnya Juan tidak menemukan satu pun sahabat nya di antara kerumunan.
"Shit!" Umpat Juan,sadar jika ia sudah masuk ke dalam kandang lawan.
Sebenarnya masih ada jalan lain tapi jika ia putar balik maka itu akan memakan waktu lama untuk sampai ke rumah Thalia.Karena jalan ini sebenarnya jalur terdekat untuk sampai ke rumah sang kekasih.
Tak ada jalan lain,Juan akan menerobos kerumunan tersebut.Lagi pula percuma untuk putar balik karena anggota geng motor itu sudah menyadari keberadaan nya.
Di sisi lain, kumpulan geng motor yang ternyata adalah Linus,menatap motor Juan dari jauh dengan seringai licik.Mereka seakan mendapat mangsa baru untuk di permainan kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JUAN |ON GOING!
FanficSedikit potongan cerita... "Kamu ngapain di sini?" Juan menatap wajah jelita di hadapan nya cukup lama."nemenin cewek yang lagi patah hati" Juan menaikkan sebelah sudut bibirnya sebelum ikut menatap ke depan."gak usah sedih Lo emang gak cocok jadi q...