•─────•°•❀•°•─────•
_____flashback
Entah bagaimana, bocah itu dengan mulus berhasil keluar dari gerbang rumah sakit, mengikuti gerobak es krim yang berjalan kian jauh. Arion hanya ingat tadi Melly mengatakan kalau mereka akan Beli es krim. Mungkin kalau Arion bertanya pada penjual es krimnya, dia akan tahu dimana Ares berada. Pemikiran si bocah yang simple akhirnya mendorongnya untuk terus mengikuti si pedagang es krim sampai berani menapakkan kakinya ke aspal."Lho, lho anak siapa itu ?"
Argara yang baru turun dari ojek online ikut menengok mengikuti arah pandang si driver ojol.
Mata si pemuda sontak membola begitu menangkap presensi yang familiar.
Argara yang baru sampai di terminal seberang rumah sakit jelas terkejut, benar-benar tak menyangka adiknya yang harusnya di ruang rawat malah berdiri di pinggir jalan, tanpa alas kaki pula!"ARION!"
Tanpa pikir panjang, si pemuda bergegas menuju Arion yang sudah akan benar-benar turun ke jalan.Sialnya, ponsel digenggamannya terlepas, terjatuh ke jalanan. Argara tidak peduli dengan ponsel itu, namun karena reflek, pandangannya beralih sekilas untuk melirik benda itu yang layarnya sudah retak.
Saat perhatiannya kembali pada Arion, irama jantung Argara mendadak berubah kencang, Arion berjalan ketengah zebra cross begitu saja.
Suara klakson mobil yang tiba-tiba membuat Argara kontan dilanda panik, nafasnya tertahan sekejap saat menyadari ada sebuah mobil mendekat.
Detik berikutnya, decitan gesekan aspal dengan ban mobil menggantikan bunyi klakson.
Mobil itu mengerem tajam sampai meninggalkan jejak di aspal. siapapun yang mengendarai benda itu sudah pasti menginjak pedal rem begitu dalam.
Nafas Argara memburu akibat pacuan adrenalin tiba-tiba, lututnya melemas setelah berhasil menggapai Arion sepersekian detik sebelum mobil itu berhenti tepat dihadapannya.
Hampir saja.
Tidak bisa dibayangkan kalau tadi dia telat sedetik saja.
Argara mendekap Arion begitu erat. Serentak mengecek keadaan Arion dengan tangan yang gemetar. Sumpah, bahkan dia tidak mampu bersuara. Degupan jantungnya terdengar begitu jelas, rasanya seperti dia akan kena serangan jantung sebentar lagi.
Beberapa orang yang menyaksikan mulai mendekat, si pengemudi mobil juga keluar menghampiri. Argara tidak bisa memikirkan apapun kecuali Arion.
Tak lama, seseorang menepuk bahunya. Mengambil alih Arion yang setelahnya membuat Argara bertumpu diaspal."Argara, pull yourself together!"
Secara kebetulan, Arven yang juga ada disekitar situ langsung mendekat begitu melihat apa yang barusan terjadi.Mobilnya yang baru akan menyebrang masuk ke kawasan rumah sakit bahkan ditinggalkan begitu saja ditengah jalan sana sebab dia langsung berlari keluar.
Arven bisa melihat kondisi Argara yang kacau. Mata adiknya itu memerah dengan pandangan tak fokus. Daripada Arion, Argara terlihat lebih shock, mungkin karena dia yang melihat kejadian itu tepat didepan matanya.
Si pengemudi mobil untungnya tidak memperpanjang masalah. Yang paling penting, Arion tidak terluka sedikitpun.
_____end of flashback
•°•❀•°•
Arion sedari tadi mengamati semuanya dalam diam. Perubahan sikap orang-orang disekitarnya tentu disadari olehnya. Apalagi pada Argara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
Tiểu Thuyết ChungArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...