The Story Of ARION

3. Bertemu

•─────•°•❀•°•─────•

Arthur Giovaga Nelson. Sosok orang yang tegas, semua orang tahu itu, pebisnis muda yang maha sukses dengan segala aset yang dimilikinya, rupawan meskipun jarang sekali tersenyum.

Disegani,

Dihormati.

Tapi Hari ini, tuan besar Nelson itu berlutut dihadapan seorang bocah kecil yang bahkan belum pandai berbicara.

Membuat Sam dan si Dokter yang sejak tadi menemani terkejut setengah mati.

"S-sir.."
Sam, sang assistant kepercayaan ikut kelabakan melihat tuannya berlaku seperti itu.

Sementara Arion, tidak mengerti kenapa seorang pria tegap tiba-tiba datang dan berlutut didepannya.

Arion yang polos menangkap raut penyesalan dalam pada pria itu, entah dorongan dari mana tangannya kecilnya perlahan terangkat, dibawa untuk mengusap dengan begitu lembut rahang tegas Arthur.

Itu yang biasa dilakukan sang Nenek jika dia sedih, bocah kecil itu hanya menirukan kebiasaan sang Nenek yang sudah berpulang.

Arthur lagi-lagi tertegun, rasa hangat yang perlahan muncul dari relungnya.

Lalu bibirnya tergerak, berucap begitu lembut pada si bocah Manis.

"Arion.."

'An apology is never enough..' Arthur tidak tahu entah kenapa, kalimat itu hanya tertahan di kerongkongan. Sebaliknya, dengan sadar dia menawarkan tangannya pada si bocah.

"Ikut Paman, mau ?"

Arion kecil mengusap bibir Arthur, dengan polos mengikuti perkataan Arthur yang bisa ditangkapnya.

"..aman ?"

Perbuatan si bocah kali ini membuat Arthur terkekeh tipis, rasa hangat menyebar dengan cepat dalam relung pria itu. Meski percakapan ini tidak direncanakan dan terkesan spontan, entah kenapa Arthur tidak merasa terbebani sedikitpun.

Arion kecil, sepertinya tanpa sadar menggerakkan hati kaku yang sudah lama mati, menggariskan takdir untuk dipertemukan kembali dengan kehangatan yang selalu di rindukan oleh si pria Nelson

Mungkin juga sudah saatya, bait-bait do'a yang dihaturkan sang nenek terkabul.

•─────•°•❀•°•─────•

September 5th, 2022