19. 𝚂𝚘𝚗𝚍𝚎𝚛

44.2K 3.9K 143
                                    

Ayo Komen yg banyak💪



•─────•°•❀•°•─────•

Setelah menunggu sekian purnama, akhirnya Arthur bisa merasakan bahagia sepenuhnya karena sekarang, Arion tidak lagi memanggilnya dengan 'Paman'.

Buah dari kesabarannya selama ini adalah panggilan manis yang selalu mengukir senyum pada raut tegas Arthur.

"Diddy, eeeeep~"
Bocah itu mengangkat salah satu bebek karet yang mengapung ikut berendam bersamanya di bath up. Mainan karet itu dibeli Argara bersama dengan snack-snaknya waktu itu.

"Yang ini namanya eep ?"
Arthur selalu berusaha menanggapi tiap celotehan bocahnya. Entah sadar atau tidak, sikapnya seiring waktu berubah semenjak ada Arion.

"Eeep~"
Arion memeluk bebek karet itu, mengundang kekehan Arthur.
Ada-ada saja memang bocahnya ini. Tadi diajak mandi tidak mau, sekarang malah tidak ingin berhenti berendam bersama teman-teman bebeknya.

"Sudah, Ayo.. nanti masuk angin"

Akhirnya bebek-bebekan itu ikut bersama mereka keluar dari kamar mandi karena tidak ingin dilepaskan sedikitpun oleh pemiliknya.

Arthur membaringkan Arion di kasur untuk dipakaikan segala macam perlengkapan, sesekali memperhatikan tingkah si bocah yang kini menggigiti bebeknya.

"Jangan digigit, itu Kotor sayang"

Weekend sudah berakhir, artinya, para pengganggu sudah kembali ke aktivitas mereka masing-masing, jadi Arthur tidak perlu khawatir bungsunya akan diculik darinya.

"Diddy"

"Iya ?"

"Diddy, mam"

"Arion mau makan ?"
Arthur sedikit kaget saat Arion mengangguk, Arion itu agak sulit disuruh makan, keajaiban sekarang karena dia yang minta duluan. Padahal baru saja 3 jam yang lalu mereka sarapan.

Akhirnya keduanya turun ke lantai bawah menuju ke ruang makan, Arion masih membawa teman bebeknya ikut bersama mereka.

Napsu makan Arion rupanya meningkat akhir-akhir ini, kali inipun Arion makan begitu lahap. Kalau diperhatikan, badannya lebih berisi sekarang, pipinya semakin padat,tangannya juga jadi gempal. Arthur senang sekali, selayaknya ayah-ayah kebanyakan, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat tumbuh kembang anak dengan baik.

Waktu pertama bertemu, dokter memperkirakan umur Arion adalah 5 tahun. Banyak hal yang belum diselesaikan terkait data-data Arion yang pasti.

Untuk itu, sebenarnya sudah sejak lama Arthur menyuruh Sam mencaritahu informasi tentang hidup Arion sebelumnya, karena satu-satunya orang yang tahu semuanya sudah tiada, jadi butuh waktu untuk mencari informasi.
Saat akhirnya Sam mendapatkan informasi, setidaknya sekitar sebulan lalu, Arthur merasa bertanggung jawab berpikir kalau dia yang harus turun tangan sendiri.

Karena itu Hari ini Arthur berencana untuk pergi ke area tempat tinggal Arion bersama neneknya dulu.

"Arion, Ayo ikut Abang"

Nah Nah, baru saja merasa lega. Sudah ada satu pengganggu yang menghampiri.

Arthur berdecak saat Argara datang seenak jidat ingin membawa kabur bungsu kesayangannya.

"Argara, put him down"

"Lho, dad kan mau kerja. Jadi Baby sama Abang, yakan ?"
Argara menghasut Arion. Omong-omong entah ada angin apa, Argara mendadak jadi anak rumahan akhir-akhir ini.

"Kamu tidak punya kerjaan, ya. Main culik-culik anak orang. Bikin sendiri sana!"

Arthur menyeletuk absurd, agaknya sudah malas karena hampir setiap Hari menghadapi simulasi penculikan abal-abal ini. Mau di larang bagaimanapun juga pada akhirnya Arion akan tetap dibawa kabur oleh putra-putranya yang keras kepala.

The Story Of ARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang