•─────•°•❀•°•─────•Setelah beberapa Hari tidak terlihat, Siang ini Argara akhirnya pulang ke Mansion akibat tak tahan merindu dengan si bungsu berpipi gembil anak baru Ayahnya.
Rasanya cepat-cepat ingin bertemu. Gemas sekali entah kenapa. Padahal sebelum ada Arion, dia tidak pulang sebulan juga tidak ada masalah.
Masih dengan pakaian formalnya karena baru saja dari kantor, pemuda 19 tahun itu mencari Arion sampai akhirnya mendapat info bahwa Arion ada di ruang kerja Arthur.
Argara bergegas menuju lantai tiga dimana ruang kerja sang Ayah berada. Pintu ruangan yang tidak tertutup rapat membuat Argara merasa tidak perlu mengetuk terlebih dahulu, jadi dia langsung masuk. Soal apapun yang terjadi didalam tidak terlalu dipedulikan, karena tujuannya hanya ingin mengambil si pipi gemoy yang sudah bikin dia mimisan beberapa minggu lalu :v
"Arion"
Argara masuk kedalam dan mendapati salah satu Abangnya, bersama si manis yang sedang dia Cari.Argara lumayan jarang bertemu dengan Arven karena kesibukannya, meskipun dia sedang 'magang' untuk bayar hutang di perusahaan yang sama, intensitas bertemunya kecil sekali.
"Eh, ada abang ganteng, tapi masih gantengan gua kemana-mana.." ujarnya pede. Arven hanya menatap tanpa ekspresi.
"Gimana bang ? Udah dapet calon ?"
Cari mati memang Argara ini, mungkin mau dibuat mimisan untuk yang kedua kalinya ?
Untungnya Arven tidak mudah terprovokasi. Jadi Putra kedua Arthur itu tersenyum miring, berancang-ancang untuk membalas adiknya yang paling tengil ini.
"Waktu itu siapa yang bilang mau beli Aston Martin kurang dari setahun, sekarang udah punya ?"
Argara langsung kicep, menghadapi Arven memang tidak boleh sembarangan, harus siap lahir batin, orangnya tenang tapi sekali berucap langsung kena di hati. Ckck. harusnya ia ingat kalau yang dihadapi bukan Arthur yang baru masuk ke ruangan.
"Argara, kenapa pulang ?"
Argara mendengus mendengar pertanyaan sang Ayah, memang Arthur kadang-kadang kalau ngomong suka asal.
"Karena kalo nggak punya rumah baru nggak pulang"
Arga menjawab tak kalah asalnya, pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu memang benar terimplementasi dengan baik di keluarga ini :vArthur tadi menyindir sebenarnya, selama ini padahal dia yang punya banyak pekerjaan, tapi anak-anaknya bertingkah seakan mereka punya jadwal ketat yang tidak bisa di ganggu gugat, sudah seperti selebriti yang baru Naik daun saja, sibuknya minta ampun. Bertemu saja jarang sekali. Arthur agak menyayangkan itu sejujurnya, Padahal dulu keluarganya hangat sekali, tapi semenjak istrinya pergi, semuanya jadi seperti ini.
Argara yang sedari tadi sudah gemas setengah mati akhirnya membawa kabur Arion dari sana.
•°•❀•°•
Entah kenapa, Arion itu gemas sekali, bahkan sedari tadi Argara tidak bisa berhenti mengecup pipi gemoy Arion.
cup! cup! cup! cup! cup!
Sumpah, sampai lelah sendiri, dia gemas sekali dengan Arion.
"Ck, Arion"
"kamu pelet abang kan ?""Arion menahan rahang Argara yang ingin mengecupnya lagi, sedari tadi dia kegelian karena tingkah Abangnya itu.
Datang-datang main langsung cium-cium brutal seperti ini. Dipikir Arion Squishy apa!
Kata batin Ares ketika melihat Argara yang lagi-lagi mengecup Arion. lama-lama, pipi gemoy Arion bisa habis kalau tidak dihentikan. jadi dengan santai Ares mendekat, menepuk pundak Argara beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
Fiksi UmumArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...