30. Parasite

32.1K 2.8K 144
                                    

•─────•°•❀•°•─────•

3 Hari menginap di rumah sakit, akhirnya Arion sudah boleh pulang, sudah sehat dan kembali ceria seperti biasa. Sekarang dia kemana-mana selalu bawa si boneka Yoyo, soalnya yang asli sudah menyatu dengan tanah.

"Om cyy.. ayo~"
Ini yang buat Arxel agak iri. Sejak pulang ke Mansion, Arion maunya main terus bersama Galaxy. Arxel sempat berpikiran untuk introgasi Galaxy nanti, pakai pelet apa dia sampai Arion lengket begitu ? Ck!

Kemarin Arthur membelikan mainan kodok sebagai hadiah untuk Arion karena sudah sembuh. Sekarang anak itu kelihatannya seru sekali bermain bersama bebek & kodoknya. Arxel hanya memperhatikan karena dia tidak diajak.

"Om cyy.. Ebek cini"
Arion mencicit karena posisi bebeknya dijejer kurang pas, segera dibenarkan oleh Galaxy sampai bocah itu mengangguk puas.

"Begini ?"

"Iyah~"

Benar-benar.. kalau sudah main bersama Galaxy, semua orang dilupakan. Arxel hanya bisa mendengus.

Siang Hari, sebuah Alphard masuk kedalam gerbang Mansion. Arxel yang baru menidurkan Arion menjadi semangat begitu menerima laporan dari Guard.

Setelah sekian lama, orang-orang problematik ini masih punya wajah untuk datang kemari ternyata. Arxel tidak sabar menonton drama apalagi yang mau mereka tunjukkan kali ini.

"Arxel, bagaimana sekolahnya ?"

"Nothing much"
Arxel menjawab singkat.

Barusan yang bertanya wanita bernama Velin. Adik ipar dari mending ibunya.
Disebelahnya ada wanita lanjut usia bernama Rena, ibu Aruna yang sejak dulu entah kenapa Arxel tidak pernah bisa memanggilnya Nenek.

Sayang sekali Hari ini hanya dirinya yang berhadapan dengan kedua orang ini, kalau saja Ares ada disini, pasti sedari tadi sudah di sindir habis-habisan.

Tak lama, secara kebetulan Argara pulang dengan penampilan agak berantakan. Kedua wanita sontak beralih pada pemuda itu, terutama Rena.

"Argara. Kamu masih tidak punya sopan santun rupanya ?"
Rena mendadak jadi sensi saat Argara begitu saja melewati mereka.

"Jangan terus merusak nama baik keluarga dengan kelakuan kamu itu !"

Argara hanya melirik tak minat. Daripada meladeni, si pemuda memilih berlalu pergi ke kamarnya. Arxel hanya terkekeh sembari menyugar rambutnya, berharap Rena akan mengatakannya langsung didepan Arthur nanti, Arxel penasaran apa yang akan terjadi.

Untungnya, tak lama Arthur juga datang.

"Kamu harus sedikit lebih keras pada Argara, ibu rasa dia terlalu bebas, seperti berandal. Jangan sampai hidupnya hanya menyusahkan orang lain kedepannya"

Arthur mengangkat sebelah alisnya. Pria itu terkekeh kecil, menggelengkan kepalanya singkat.

Ibu mertuanya ini, selalu bertingkah seperti dia punya hak untuk bisa mengatur hidup orang lain.

"Setidaknya Argara yang kalian bilang berandal itu bisa bertanggung jawab, daripada anak ibu yang bisanya hanya memeras harta Saya"

Perkataan Arthur menohok kedua wanita berbeda usia itu. Jangan kira Arthur akan diam saja saat anaknya direndahkan.
Anak-anaknya lebih berharga dari apapun, harta dan bahkan nyawanya sendiri. Never let people talk shit about the kids.

Arxel menahan tawa melihat ekspresi keduanya yang kelabakan begitu.

"Jadi.. Ada maksud apa jauh-jauh datang kemari ? Saya kira kita sudah tidak ada hubungan apapun mengingat tidak ada dari kalian yang datang ke pemakaman Aruna"
Arthur dengan tenang mengangkat gelas tehnya setelah disajikan maid.

The Story Of ARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang