•─────•°•❀•°•─────•
Arion itu lincah sekali, sepertinya jalan santai bukan gayanya, karena sekali kakinya menapak di permukaan, bocah itu akan langsung berlarian kesana-kemari. Seringkali juga terjatuh karena tersandung atau menginjak sesuatu, jadi demi kedamaian bersama, mereka lebih sering menggendongnya kemana-mana.
"Abang, enggak~"
Nah, baru saja dibilang, Arion sudah berontak saat digendong Ares.
Ares yang mengerti lantas menurunkan si bocah di lantai, tapi tidak begitu saja dilepaskan."Jangan lari, nanti jatuh lagi, promise ?" Ares mewanti-wanti dari awal. Sejauh ini Arion sudah dua kali terjatuh, yang paling parah waktu bermain dengan Argara waktu itu, sampai lututnya berdarah.
"Mis" Arion mengangguk-angguk lalu menggenggam kelingking Ares karena kelingingnya kelewat kecil untuk dikaitkan dengan milik Ares.
Tapi ternyata, janji kecil itu hanya terucap tanpa ditepati, karena saat akhirnya dilepaskan, si bocah langsung berlarian sana sini. Ares hanya menggeleng pelan sambil mengikutinya. Namanya juga bocah, dulu Argara bahkan lebih parah bandelnya.
Arion tidak sadar didepannya ada seorang maid, bocah itu lantas menabrak maid itu karena tidak bisa rem mendadak. Ares dari jauh terkekeh kecil melihat raut wajah Arion yang berubah terdiam.
"Hayoloh, nabrak siapa itu" sambil jalan santai, Ares mengomopori Arion, ingin melihat reaksi si bocah akan bagaimana. Biasanya kalau dijahili begini, anak-anak akan menangis kan ?
Tapi berbeda dengan yang satu ini.
Arion mendongak menatap maid paruh baya yang kini menatapnya juga, tapi begitu melihat senyum trrukir di wanita itu, Arion jadi ikut tersenyum.
"Embak~"
"Iya, tuan muda Arion tidak apa-apa ?"
Untuk informasi, hubungan keluarga Nelson dengan para pekerja tidak sekaku itu hingga membuat para pekerja harus menunduk takut. Karena itu mereka semua sangat loyal. Belasan tahun bekerja di mansion Arthur dengan betah karena memang Arthur dan anak-anaknya tidak searogan kebanyakan keluarga ber-privilage.
"Bilang apa sama mbaknya ?"
Ares yang sudah sampai di dekat Arion berlutut menjadi supporter dibelakang Arion."Maaf, embak" Arion meminta maaf dengan manis, itu Ares yang mengajarkan btw, mana tepuk tangannya ?
"Good boy" Ares menciumnya gemas. Tubuh si bocah diangkat kedekapan si abang.
"Arion Good- ?" Ares menyeru.
"Boy~" dilanjutkan oleh Arion dengan nada yang gemas.
•°•❀•°•
Omong-omong paket-paket mainan yang waktu itu dipesan sudah datang, jadi mereka sedang mencoba salah satunya.
Sebuah sepeda Roda empat kecil sangat pas dengan ukuran badan Arion. bocah dengan semangat mengendarai benda itu sekarang.
Tapi kakinya bukannya mengayuh di pedalnya malah menapak di tanah, menjalankan sepedanya lewat kaki (ngerti kan ?)
Ares tak henti tertawa karena tingkah Arion.
Tak lama, seorang guard dari arah gerbang menghampiri mereka.
"Tuan muda Ares, ada yang ingin bertemu didepan"
Sebelah alis Ares terangkat karena seingatnya, dia tidak punya janji dengan siapapun Hari ini, jikapun ada juga mereka pasti memberitahunya terlebih dahulu kalau akan datang ke Mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...