24. Diddy-nya Arion ni bos!

38.5K 3.4K 131
                                    

•─────•°•❀•°•─────•


Pagi-pagi sekali, Arion matanya sudah segar. Duduk bersama Arthur di balkon kamar sang tuan besar Nelson.

Masih dengan piyama kodoknya, si bocah duduk dipangkuan Arthur dengan botol susu yang sudah kosong ditangannya.

Arion sedari tadi penasaran dengan gelas Arthur, melihat sang Ayah yang sesekali menyeruput isi gelas itu, bocah pipi bakpao itu jadi tertarik.

"Diddy, Ion inum ?"

Arthur yang tengah mengecek beberapa pekerjaan di tabletnya beralih perhatian pada si bocah yang mata bulatnya mengerjap begitu polos. Selalu. Arion selalu punya jurus agar orang-orang mau luluh padanya.

Tapi yang saat ini anak itu mau adalah espresso di Tangannya, jadi Arthur kali ini tidak mempan dengan jurus andalan Arion.

Karena tak kunjung diberikan, si bocah mulai berani merengek pada Arthur.

"Ion inum, Diddy"

"Yang ini tidak boleh"

"Oleh~"
Tangan sekalnya meraih-raih gelas yang ada di meja kopi disamping mereka, yang tentunya tidak kesampaian karena Arthur menahan badannya.

Gelas itu panas, bahkan isinya masih menguarkan asap mengepul, tentunya Arion tidak dibiarkan menyentuh.

Arthur mengangkat si bungsu untuk duduk menghadapnya. Dapat dilihat pipi gembil itu sekarang memerah. Arion sebal sekali kelihatannya.

"Diddy~"

Ckck, mulutnya masih bau susu begini, tapi sok sekali minta kopi.

Karena terlampau gemas, akhirnya wajah si bocah dikecup bertubi-tubi. Arthur bahkan tidak peduli dengan rengekan itu.
Kecupan gemas terus dibubuhkan sampai si bocah akhirnya tertawa kegelian.

•°•❀•°•


Seperti biasa, kalau bersama Arthur, Arion sukanya main ke pos para guard didekat Gerbang sana. Jadi kini, dia sudah duduk manis di Pajero kecilnya, dengan Arthur yang mengendalikan dengan remote. Keduanya menyusuri jalan menuju gerbang depan.

"Diddy ?"
Arion sesekali menengok kebelakang, memastikan kalau Ayahnya benar mengikuti.

Langkah Arthur mengikuti mobil si bocah, mengendalikan agar jalan mobil mini itu tidak terlalu laju.

Jarak dari mansion sampai kedepan gerbang lumayan juga kalau berjalan kaki, Arthur baru sadar.
Dia juga baru memperhatikan kawasan sekeliling mansion yang terlihat sangat monoton. Tidak ada pemandangan yang menarik disepanjang jalan Mansion, sangat berbanding jauh saat ada istrinya dulu.

Waktu Arion hilang, taman yang tepat didepan mansion hanya dirapihkan, ditanami dengan rumput yang lebih terawat, tapi masih terlihat monoton karena memang tidak ada hiasan apapun. Mengingat Arion yang suka bermain disini, Arthur jadi terpikirkan untuk menyulap area sekitaran sebagai taman bermain Arion.

"Om!"

Arion berujar semangat begitu sampai, para Guard yang kali ini berjaga ikut tersenyum ditempat mereka, tidak berani menghampiri kalau belum diberi izin Arthur.

"Om cyy~"
Diantara para Guard, Arion paling dekat dengan salah satu yang paling muda, namanya Galaxy, umurnya tidak terlalu jauh dengan Arven.

Karakter Galaxy yang tidak sekaku guard yang lain membuat Arion dengan cepat akrab. Waktu itu, Galaxy jugalah guard yang diberi setangkai bunga oleh Arion.
Arthur mungkin akan menaikkan pangkat galaxy menjadi bodyguard personal untuk Arion nanti.

Setelah mendapat anggukan Arthur, Galaxy akhirnya mendekati si tuan muda kecil.

"Halo, tuan muda Arion"

"Enggak, om cyy.. ion aja"

Arion rupanya lebih suka dipanggil dengan namanya, how humble.
Galaxy sekali lagi melirik Arthur untuk persetujuan, tentunya tidak boleh sembarangan bertingkah, takutnya bukan gaji yang dipotong, tapi leher :v

"Om Cyy.. ini... Ayo~"
Arion mengamit tangan Galaxy ke Pajero kecilnya. Ternyata si bocah membawa beberapa bebek mainan kesayangannya, minta tolong Galaxy untuk membawakan bebek-bebek itu untuk bermain di rumput.

Ada-ada saja memang tingkah bocah, dia bermain tanpa menghiraukan lagi Ayahnya.
Akhirnya karena tidak punya pekerjaan selain mengawasi Arion, Arthur ikut duduk di pos bersama para Guard.

Kehadiran Arthur membuat mereka berdiri kaku, tidak berani membuat gerakan berlebih karena terlampau segan.

Tak lama berselang, Sebuah motor sport masuk ke gerbang Mansion. Arxel berhenti begitu mendapati Arion sedang bermain di sisi jalan.

"Arion.. Naik ngeng, yuk ? Kita tinggalin Dad"
Nah, baru datang langsung mencari gara-gara. Arthur sudah menghunus tatapan tajam pada putra keempatnya itu.

"Baby, Abang bawa susu lho~"

Arion baru tertarik begitu mendengar tawaran Arxel, tapi belum sempat mendekat pada motor si abang, perhatiannya lebih dulu beralih pada Mobil yang baru datang.

BMW X6 itu berhenti tepat sejajar disamping Sport Touring-nya Arxel. begitu jendela diturunkan, Arion berujar semangat. Rupanya yang datang Argara bersama Arven.

"Hello, baby"

"Ven!"
Argara di driver seat mendecak, dia yang menyapa Arion duluan padahal, tapi malah Arven yang dihampiri. Arion lebih tertarik pada Arven karena memang mereka paling jarang bertemu.

Arven membuka pintu mobil, mengangkat si bocah ke pangkuannya.
Melihat tanda-tanda penculikan Arion, Arthur lantas mendekat.

"Sayang ? Ini Daddy-nya ditinggal ?"

"Say, byebye"
Arven berbisik pada Arion, menuntun si bocah untuk say bye pada Arthur.

"Diddy, byebye~"
Arthur menghela nafas. Meskipun tidak rela, akhirnya mengalah karena Arion terlihat senang sekali. Mau bagaimana lagi kan ? yang penting Arion bahagia.

Arxel yang sedari tadi memperhatikan hanya tertawa, merasa terhibur dengan ekspresi pias Arthur yang menatap mobil menjauh.

"Dad, need a ride ?"
Arxel mengangkat sebelah alisnya. Arthur mendengus. Tanpa kata, mengambil alih kendali motor.

"I'll show you how to ride"

Para Guard seketika melongo saat motor sport Arxel melaju seperti angin. Sat set sat set melambung mobil Arven yang dikemudikan Argara, hingga sampai ke depan mansion kurang dari setengah menit.

Arxel yang dibonceng merasa jantungnya masih tertinggal di gerbang sana.
Ayahnya gila ! Bahkan sempat membuat maneuver ala-ala pembalap di film action saat berhenti.

"Leh ugha"
Argara tertawa sinis, sementara Arven mendengus.

Samar-samar terdengar tepuk tangan para maid yang tidak sengaja menjadi saksi jiwa muda Arthur yang masih sedikit tertinggal.

"Cih, pamer"
Ares yang juga melihat dari balkon kamarnya ikut mendengus.

Arthur tersenyum pongah. Melempar kunci motor Arxel yang ditangkap dengan kelabakan oleh si empunya.
Kepercayaan dirinya naik setinggi langit.
Tidak tahu saja anak-anaknya kalau dulu, Arthur itu idaman semua wanita pada zamannya.

Sudah bisa terbayang kan, Arthur pas muda se-keren apa ?



•─────•°•❀•°•─────•

Diddy-nya Arion ni bos,
ada yang berani senggol ?😎
16th-July-2023

The Story Of ARIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang