•─────•°•❀•°•─────•
Argara baru akan berangkat ke tempat bayar hutangnya saat tiba-tiba Arion mendekat
Si bocah mendongak untuk menatap Argara yang tingginya menjulang didepannya. Argara menunggu apa kiranya yang akan Arion ucapkan padanya.
"Agaaa~"
Argara akhirnya berlutut, takutnya leher Arion pegal karena terus mendongak. Di usapnya surai halus si bocah dengan lembut.
"Abang kerja dulu ya.. Banting tulang cari duit buat beli susu Arion"
Kalimat dramatis level dewa Argara membuat Ares mendengus.
"Sini, baby.. ikut abang buat susu"
Arion sempat menatap Ares, mendengarkan dengan patuh tapi tidak mengiyakan, bocah itu malah berbalik lagi mendusal pada Argara.
"Aga~"
Argara mengangkat si bocah dalam dekapannya.
"Kenapa ini manja-manja sama Abang, hm ?"
Tentunya kecupan di pipi bulat itu tidak dilewatkan begitu saja."Mau ikut ?"
"..kut"
Agak terkejut ketika Arion mengangguk, padahal tadi Argara hanya iseng bertanya, tidak menyangka Arion akan mengiyakan.Mungkin Arion bosan hanya bermain di Mansion selama ini, tidak apa lah sesekali keluar, lagipula mereka akan ke kantor Arthur.
Ares ikut mengatar ke mobil yang dipakai Argara, memasangkan seatbelt Arion dengan baik, didekatnya ada bibik Jum sedang menaruh tas berisi perlengkapan & bekal susu Arion di jok belakang.
"Bibik, byebye~"
Arion berubah semangat seketika. Bibik Jum tersenyum ikut melambai pada tuan kecilnya.Ares berjongkok di sisi passenger seat, menatap Arion yang terlihat senang sekali diajak keluar.
"Nanti minta gaji sama Arven, ok ?"
"Aven.. Gaci.. okey"
Si bocah membuat ketiga orang dewasa yang memperhatikannya terkekeh.
•°•❀•°•
Keluarga Nelson tidak pernah gagal soal melahirkan keturunan dengan Paras rupawan. Semuanya good looking, sedikit diatas rata-rata orang kebanyakan.
Kalau menurut Raka, pesona Arven itu yang paling di luar nalar, karismanya sangat berbeda hingga mampu menarik minat berbagai macam jenis manusia. Mulai dari yang normal, dan yang agak jadi-jadian.
Serius! kalau bertanya pada Raka, dia bisa berjam-jam menceritakan kejadian-kejadian dimana Arven selalu terlibat masalah karena look-nya sedari kuliah dulu.
Bahkan sampai sekarang, beberapa masalah kerap muncul jika menjalin kerja sama dengan partner perusahaan lain, beberapa waktu lalu sampai ada yang mengajukan syarat kerja sama hanya jika Arven mau berkencan dengan putri-putri mereka.
Tapi, memang kodrat manusia tidak ada yang sempurna, Arven punya kebiasaan yang bikin Raka terkadang merinding ditempatnya.
Contohnya kalau sudah marah, Arven bisa jadi lebih kejam dari diktator sekalipun, tidak mentolerir kelalaian, Apalagi jika membawa dampak besar yang merugikan. Tiada maaf bagi para Ferguso yang salah langkah berniat menghianati kepercayaan Arven.
Sekarang triggernya bertambah setelah kemunculan sosok bocah yang baru Raka tahu adalah bagian dari keluarga Nelson.
Arion, si bocil gemoy, sekarang jadi alasan kenapa ruangan Arven terasa lebih dingin dari biasanya.
"Beliau, Head Manager divisi-"
"Pecat"
Raka sampai tidak sadar nafasnya ikut terhenti.
"Pastikan keluarganya tidak punya posisi di satupun cabang perusahaan"
"Saya tidak bekerja dengan penjilat yang tidak punya rasa simpati"
Kalau sudah begini, Raka hanya akan mengikuti titah Arven yang hebatnya ekspresinya masih datar-datar saja meski tangan mengepal karena emosi membuncah.
Bertahun-tahun mengenal, jadi sohib sejak kuliah sampai sekarang jadi tangan kanan meringkup penasehat Arven, Raka tentunya hafal betul bagaimana dia.
Arven memang memiliki pembawaan yang tenang, tapi sekali mengusiknya, jangan harap bisa diberi ampun.
Tadi itu, Arion tidak sengaja menjatuhkan boneka kelincinya di dekat lift sementara mereka sudah berjalan agak jauh dari sana.
Arion ingin mengambil sendiri bonekanya, jadi Arven dan Raka hanya memantau dari jauh. Saat boneka itu akan diambil. Ada seorang pria keluar dari lift dan dengan acuh menginjak boneka itu. Raka langsung berlari menghampiri Arion.
"Ck sialan, bocah siapa sih ini!"
Begitu melihat Raka, pria itu langsung menyalahkan dan menunjuk-nunjuk dengan tampang songongnya.
"Kamu! Mentang-mentang asisten sir Arven, jangan seenaknya bawa anak ke kantor, kamu kira ini kantor bapakmu ?!"
Dia baru diangkat beberapa minggu lalu jadi jajaran manager eksekutif tapi tingkahnya sudah setinggi langit. Raka hanya menatap pria itu sekilas, lebih memilih mebantu Arion bangun.
Poor guy, tidak sadar beberapa meter di depan, Arven sudah menatapnya begitu dingin. Pria itu langsung tercekat begitu melihat Arven menggendong Arion lalu pergi begitu saja.
Raka ingat tadi dia sampai kelepasan tertawa didepan wajah songong yang seketika berubah memucat itu.
"Langkah yang bagus Pak, bocah yang tadi itu anak bungsunya sir Arthur kalau belum tahu"
Kejadian yang benar-benar epik. Hanya dalam beberapa menit, orang itu langsung angkat kaki dari perusahaan.
"Aven~"
Nah, panjang umur. Baru disebut langsung muncul si bocah gemoy.
Arion terlihat baik-baik saja, dia malah semangat membawakan Arven sesuatu bersama Argara dibelakangnya.
"Bocil romantis banget pengen bawain lo kopi, bang"
Argara menuntun Arion, seperti katanya, mereka membawa beberapa cup kopi dari kafe di lantai dasar."Aven... ni.. Inum~"
Arven terkekeh, lalu memberi kecupan kecil di surainya.
"Thank you, baby"Melihat tingkah gemas Arion, lalu Arven yang tidak biasanya. Raka lagi-lagi tercengang.
Arven itu senyumnya mahal, ekspresinya kalau tidak datar ya datar sekali. Sangking jarang berekspresi. Raka pernah membual kalau Arven hanya akan tersenyum kalau dapat hidayah dari langit.
Tapi sekarang pemuda itu bahkan bisa tertawa saat Arion datang. Seolah perintah diktatornya tadi tidak pernah ada.
"Bro, lo kenapa dah daritadi. Ngopi dulu ngopi"
Argara melambai-lambai pada Raka yang terbengong-bengong sedari tadi."Argara, Arion itu... Dia..."
Argara yang tadinya mengernyit ikut penasaran langsung tersedak kopi begitu mendengar lanjutan kalimat sobat Arven itu.
"Arion turun dari langit ?"
•─────•°•❀•°•─────•
11th-December-2023
Chapter extra panjangnya ga menentu ygy, bisa panjang ato bisa juga cuman 300 words.
Galaxy, Sam, Liam, Raka, sobat-sobatnya Arxel (Rio, Bims, Gio). Belum lagi sobatnya Argara. Pokoknya banyak karakter pendukung dah nanti.
Semoga nggak pusing ya readerssss
have a great day👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...