•─────•°•❀•°•─────•
Anak kumal itu berusia 5 tahun. Namanya Arion.
Didalam gubuk yang berdiri seadanya dengan papan dan terpal yang mulai tua, dia hanya tinggal bersama sosok Nenek.
Ibunya berpulang ke pangkuan Sang Kuasa setelah berhasil melahirkan anak manis berpipi bulat itu.
Arion sekarang belum bisa berbicara dengan lancar, sepatah dua patah mungkin bisa dia hafal, sebab lingkungan sekitarnya kurang mendukung.
Terang saja, Wanita renta yang menjadi saksi kelahirannya itu tidak memiliki cara untuk mengajarkannya berbicara sebab kondisinya sendiri juga kekurangan.
Selama ini keduanya hanya bergantung pada simpati orang.
Tadinya, si wanita masih bisa mencari sedikit nafkah untuk mereka dengan menjual sayuran yang ditanam sendiri, namun hampir setahun belakangan ini, tubuhnya yang memang sudah renta menjadi semakin lemah, tenaganya hanya cukup digunakan untuk bangun dan duduk.
Bahkan untuk berjalan sudah sangat lemah.
Ditengah kehidupan yang kekurangan itu, Arion selalu ingin bersamanya. Beberapa kali satu-dua orang tertarik untuk mengadopsinya, tapi Arion tidak pernah mau, anak manis itu akan menangis dengan keras dan memeluknya sepanjang Hari. Si wanita entah harus merasa senang atau menyesal, Arion tidak seharusnya merasakan dunianya yang serba kekurangan seperti ini.
Di usia pertumbuhan pesatnya ini, disaat balita-balita lain mendapatkan makanan bergizi yang tercukupi. Arion tidak bisa.
Bahkan hanya sekedar untuk membeli susu.
Namun anak itu tidak pernah mengeluh, dia masih terlalu kecil untuk mengerti betapa keras dunia yang sedang dijalaninya.
Jika suatu saat nanti si wanita renta memang sudah waktunya dipanggil, entah bagaimana nasib anak manis itu.
'Arion, nenek berharap kamu selalu dalam lindungan Tuhan. Menemukan kebahagiaanmu, dan mendapatkan apa yang seharusnya anak baik sepertimu dapatkan'
Sebait Do'a itu, tidak pernah tertinggal dibatinkan oleh si wanita tiap waktu.
Dia percaya kalau Arion akan tumbuh dengan baik nantinya, meskipun keadaan sekarang jauh bertolak belakang.
Suatu Hari, keduanya mencoba peruntungan, kondisi yang semakin terlilit dengan ekonomi membuat si wanita memaksa dirinya untuk bangun.
Sebuah gelang, satu-satunya peninggalan ibu Arion terpaksa harus dijual.
Harganya mungkin tidak seberapa, mereka hanya butuh untuk setidaknya mengisi perut Hari ini.
Akhirnya, keduanya berjalan perlahan, keluar dari gubuk kecil itu, menyusuri jalanan yang ramai di Kota.
Arion tak pernah melepaskan tangan kecilnya dari tautan sang Nenek.
Entah harus kemana tujuan mereka, entah bagaimana cara menjual benda itu.
Sampai ketika tiba-tiba dari arah samping, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mereka.
Si wanita renta yang fungsionalitas pendengaran dan penglihatannya menurun, tidak dapat mengantisipasi saat mengambil langkah turun ke jalanan.
Sebuah kecelakaan terjadi Hari itu. Mobil mewah itu seketika menjadi rongsok di beberapa bagian, menabrak sisi jalan sebab si pengemudi nekat banting setir demi menghindari korban.
Suara dentuman keras dari kejadian itu mengguncang keheningan di pagi buta. Sosok pria semampai keluar dari mobil yang mulai berasap, dia yang tadi mengendarai mobil juga tampak terluka di bagian lengan, pria itu sibuk berkutat dengan ponselnya untuk memanggil bantuan.
Arion terdiam kebingungan melihat Nenek yang pingsan. Sampai beberapa saat kemudian, Ambulance juga beberapa pria-pria bertubuh besar datang.
Salah satu diantara orang-orang itu, yang berkacamata dan berpakaian kelewat rapih segera mendekat.
"Sir Arthur-"
"No, Sam.. Dahulukan wanita itu"
Sam, si pria kacamata sedikit mengernyit, agak tidak setuju sebab sekilas melirik mobil disisi jalan sana yang berasap semakin banyak, Sam tahu tuannya juga pasti terluka.
Lalu ada bocah kecil yang sedari tadi hanya diam ditempatnya.
"The kid, sir ?"
"Bring him along"
Satu perintah tercetus darinya, manik tajamnya melirik Arion yang akhirnya ikut dibawa bersama nenek yang tak kunjung bangun.
•─────•°•❀•°•─────•
June the 3rd 2022
Hai👋🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...