•─────•°•❀•°•─────•
Hari ini Arxel membawa Arion bermain-main di taman depan, Masih dalam kawasan mansion.
Si pipi bakpao itu terlihat manis sekali dengan jumpsuit berwarna cream dan juga topi baretnya. Kaki-kaki kecilnya melangkah riang diatas rumput taman, berjalan kesana-kemari, sesekali berlari-lari kecil.
Dia selalu menunjukkan pada Arxel apa yang dia lihat, mulai dari daun kering, bunga-bunga liar, sampai semut yang berbaris. Tingkahnya itu membuat Arxel kegemasan sendiri dari tadi.
"Abang ?"
Arion lagi-lagi menunjuk pada sesuatu, wajahnya menatap pada Arxel, seolah meminta Arxel memberikan Informasi soal apa yang sedang dia lihat itu."Iya Arion, itu namanya..."
Arxel memikirkan dalam-dalam, sulit sekali mengingat nama-nama hewan baginya, maklum saja dia dulu belajar dengan bahasa Inggris, bahasa pertamanya juga Inggris, tapi bukan berarti dia tidak lancar berbahasa Indonesia, kadang-kadang hanya lupa beberapa kata."Ladybug ?"
Sudahlah, daripada tidak sama sekali, lagipula bagus juga kalau Arion mulai belajar berbahasa asing dari sekarang."Bug !"
Arion memekik senang mengetahui Informasi baru, Arxel lantas menghampiri menepuk-nepuk kepalanya pelan."Good boy, jangan disentuh oke ?"
Si bocah lalu bangkit lagi, energy nya penuh sekali, semangat berlarian kesana kemari. Arxel hanya mengawasi dengan mata tajamnya.
"Abang ?! Abang !"
Arxel lagi-lagi terkekeh saat Arion menujuk-nunjuk heboh pada burung-burung yang terbang dalam barisan mereka di langit.Kali ini dia tahu bahasa Indonesia dari hewan ini, teman-temannya sering memakai sebagai pengganti dari something else, so..
"Itu burung"
"Bung !" Arion ikut berucap riang.
Arxel sebenarnya tidak habis pikir, bagaimana Ayahnya yang kaku itu bisa kepikiran untuk mengadopsi Arion. Arthur belum menceritakan secara jelas, katanya tunggu semua orang berkumpul.
Intinya, sepertinya presensi Arion akan memberikan warna pada kehidupan mereka yang sudah lama monoton dan boring ini.
Mata tajam Arxel setia mengikuti setiap pergerakan Arion, bocah itu tiba-tiba berhenti lalu berjongkok beberapa meter didepan sana, membelakangi Arxel hingga dia tidak tahu apa yang sekarang menarik perhatian Arion kali ini.
Arxel menghampiri, mengintip si pipi gembil yang sedang serius menatap seekor ulat bulu. Ulat bulu yang cantik, bahkan Arxel saja terkejut melihatnya. Sampai tidak sadar kalau Arion mulai mengarahkan tangannya untuk menyentuh hewan itu.
"ARION, DON'T-"
Arxel juga kaget sendiri, tidak menyangka suaranya akan sekeras itu, Arion tersentak lalu mendongak, mata bulat itu menatap Arxel dengan tatapan polosnya.
"Sorry, abang mengagetkanmu ?"
Arxel dengan lembut mengusap tangan kecil Arion."Jangan sentuh apalagi yang seperti ini, itu bisa bikin kulit Arion gatal-gatal, ok ?"
"No no.."
Arion mencicit sambil melihat kembali ulat bulu yang merayap di tanah."Iya, jangan.. Tidak boleh"
Arxel kemudian mengangkat Arion ke gendongannya, keduanya masuk kembali ke mansion karena matahari tak terasa sudah mulai tenggelam seluruhnya.Di ruang tengah berpapasan dengan Argara yang baru turun dari tangga, Arxel mengoper Arion karena dia harus menerima panggilan dari ponselnya.
Argara menatap Arion yang juga melihatnya.
Omong-omong, ini pertama kalinya dia menggendong Arion, maklum kalau masih kaku, soalnya selama ini tidak pernah kesampaian karena semua orang berebutan mengambil atensi Arion.
Argara membawa keduanya duduk di sofa ruang tengah, masih agak canggung, kan baru kali ini punya moment berdua
"Oy, Bocil.. kamu ini cowok apa cewek ?"
Jangan salah, bukannya body shamming atau apa, tapi sejak awal Arion ini tidak terlihat seperti bayi laki-laki lain, kontur wajahnya manis sekali, imut dan lucu yang terkesan lebih cantik daripada ke tampan.
Argara kan jadi bingung sendiri. Lagipula dari awal tidak ada yang memberitahu kalau adik barunya ini berjenis kelamin apa. Suer :v
Argara menatap lekat Arion, sementara si bocah yang merasa diperhatikan ikut membalas menatap Argara.
"Aga ?"
Arion mencicit kecil. Arga yang mendengar itu tentunya terkejut."Kamu bilang apa ? Coba ulang lagi ?"
"Aga~"
"Hah, serius ?"
Argara bertanya entah pada siapa, tidak percaya dengan apa yang dia dengar, jadi untuk memastikan, dia meminta Arion mengulangi kembali."Coba lagi, abang nggak dengar"
"Agaaa~~~"
Arion memiringkan kepalanya sembari tersenyum manis, memanggil Argara dengan nadanya yang terdengar sopan sekali di telinga.Setelahnya-
Hening,
Hening,
Hening,
Sampai Arxel kembali dan melotot terkejut begitu melihat kondisi Argara.
"Woy bang, lo mimisan ?!!!!"
•─────•°•❀•°•─────•
10th-October-2022
Double up sama jatah kemaren:::
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...