•─────•°•❀•°•─────•
"E... nek"
Untuk pertama kalinya Arion memanggilnya, namun sayangnya, si wanita tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendengar suara lucu itu.
Sang Nenek telah berpulang.
Orang yang selama ini menemani Arion, satu-satunya yang bocah itu miliki di Dunia kini tutup usia.
Diruang rumah sakit ini, dia hanya mengikuti saat seorang perawat menariknya untuk sedikit menjauh dari ranjang sang nenek, membiarkan dokter dan beberapa perawat lainnya mengurus jasad wanita baik hati itu.
•°•❀•°•
"Beliau pagi ini berpulang, tepat setelah 24 jam di rawat"
"Keluarganya ?"
Arthur melihat si dokter untuk beberapa saat nampak ragu dan sedikit gelisah."Kemungkinan tidak ada sanak keluarga, beliau seorang disabilitas, kami belum sempat mengetahui identitas lengkapnya.."
Dokter berhenti sejenak, menjelaskan kondisi yang sedikit sulit, sebab selama dirawat, si wanita baru tersadar di detik-detik terakhirnya."lalu soal anak itu, Mister.."
Arthur sempat tertegun, hampir melupakan presensi kecil itu. Saat mereka sampai di salah satu ruangan, dari kaca yang terdapat di pintu, dia bisa melihat dengan jelas sosok mahluk kecil didalam sana.
"Berapa usianya ?"
"Kurang lebih 5 tahun, Mister"
Arthur mengernyit, anak itu terlalu kecil untuk berusia 5 tahun.
Dokter yang sadar ekspresi tidak puas Arthur kemudian melanjutkan, memberi beberapa informasi yang diketahuinya setelah sempat mengecek keadaan Arion sebelumnya."Dia malnutrition, kekurangan gizi membuat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dari anak seusianya, dan juga..."
"Diagnosis Speech Delay.. Hari ini akan ada dokter ahli untuk pemeriksaan lebih lanjut"
"Namanya Arion, kami hanya mengetahui namanya dari mendiang sang Nenek"
"Kami juga berkoordinasi dengan polisi, rencananya mereka akan membawa Arion ke panti sosial setelah almarhumah dikebumikan besok"
Selama dokter berbicara, Arthur seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri. sampai seharian pria bertubuh tegap itu menghabiskan waktunya hanya untuk melihat si bocah dari luar ruangan.
•°•❀•°•
Arion...
Anak yang malang, sekarang sebatang kara karena ulah bodohnya.
"Maaf karena sudah lancang, tapi Technically... Ini bukan sepenuhnya salah Anda, Sir.."
Sam, si pria yang berpakaian kelewat rapih, selalu sedia dimanapun tuannya berada.
Arthur menghela nafas sejenak. Secara teknis memang bukan sepenuhnya salahnya. Mobilnya tidak menyentuh wanita itu kemarin. Dokter juga mengatakan kondisi si nenek yang memang sudah tidak memungkinkan dari sebelum kejadian.
Namun tetap saja, Arthur secara tidak langsung bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
Apalagi saat melihat anak itu,
He doesn't have a chance to say Goodbye,Sama seperti dirinya dimasa lampau.
Mereka memiliki nasib yang sama.
Mungkin karena itu, rasa simpati yang dirasakan Arthur jadi sedikit lebih dalam.The pain of loosing someone, It hurts more than anything else. Rasa sakitnya seperti baru kemarin luka itu muncul meski kehilangannya sudah dari bertahun-tahun yang lalu.
Arthur ikut mencelos, memikirkan soal Arion yang akan merasakan apa yang dirasakannya selama ini.
•─────•°•❀•°•─────•
September 5th, 2022
![](https://img.wattpad.com/cover/288785790-288-k906959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...