•─────•°•❀•°•─────•
Kamar tidur Arion sedang dalam proses penyelesaian, tapi sepertinya Arion masih akan tidur di kamar Arthur untuk beberapa waktu kedepan, soalnya pria itu masih belum rela kalau ditinggal sendirian, sudah nyaman punya guling kecil yang setiap pagi bisa menaikkan mood.
Semua berjalan baik-baik saja so far. Arthur sepertinya tidak perlu risau karena semua orang tampaknya juga senang dengan Arion.
Omong-omong, si pipi bakpao itu sudah bangun sedari tadi. Hari ini weekend, tidak ada yang harus dikerjakan. Jadi Arthur berniat membawa bungsunya berenang di kolam renang halaman belakang.
Arthur hanya memakai celana pendeknya, memamerkan tubuh kekar dan roti sobeknya yang dijamin bisa bikin para wanita mimisan. Aura hot Daddy-nya menguar-nguar, terlebih dengan Arion yang imut digendongannya.
Si Duda tampan perlahan menuruni tangga untuk masuk kedalam air setelah memastikan suhunya tidak terlalu dingin. Arthur tadinya khawatir kalau Arion tidak akan suka, tapi bocah itu malah terlihat bersemangat.
Kolam ini kurang lebih sedalam 1,5 meter, Deep end-nya hampir 2 meter, tentu disesuaikan dengan para penghuni yang tingginya diatas rata-rata pria Indonesia, jadi Arion harus tetap bersama Arthur demi keselamatan.
Arion tampak antusias memukul-mukul air dengan tangannya, membuat Arthur sesekali tak tahan untuk tidak mengecupi pipinya karena kegemasan.
"Kamu suka bermain air ? Nanti kita beli Kolam khusus untukmu"
•°•❀•°•
"Arion ?"
Arxel memasuki kamar sang Ayah dan mengernyit begitu mendapati ruangan yang kosong, akhir-akhir ini dia memang sering sekali ke kamar Arthur, tentunya untuk melihat Arion.
Karena tidak mendapari Arion, Arxel kembali keluar, bertanya pada salah satu pekerja yang kebetulan sedang membersihkan debu di dekat sana.
"Sir Arthur ada di halaman belakang"
Arxel lantas berbalik melangkah menuju halaman belakang. Sampai disana senyumnya otomatis mengembang mendapati Arion bersama sang Ayah.
Dengan segera Arxel menghampiri, terkekeh kecil melihat tingkah Arion yang lucu, bocah itu menggerak-gerakkan kaki dan tangannya didalam kolam, membuat air disekitarnya beriak, sesekali dia memukul-mukul air menimbulkan cipratan. Arxel menahan gemas setengah mati.
Arthur yang menyadari apa yang dilakukan Arxel dengan iseng membelakangi Putra keempatnya itu, menyembunyikan Arion dari pandangan putranya.
Perbuatannya lantas membuat Arxel mendecak kesal.
"Ck, c'mon.. Dad sudah berlama-lama bersama Arion, sini kemarikan dia"
Melihat Arthur yang hanya mengidikkan bahu, perempatan imajiner muncul di dahi Arxel seketika.
"Arion"
Arxel mencoba menarik perhatian Arion, tidak mau membiarkan begitu saja, Arthur semakin menjauh dari tempat Arxel, yang bikin putranya semakin kesal."Arion, abang punya susu"
Arion yang mendengar namanya dipanggil lantas berbalik, senyum lucunya mengembang begitu melihat Arxel."Sini, abang punya susu, Ayo ?"
Arxel mengarahkan tangannya pada Arion, membuat si pipi gembil itu semakin menggerak-gerakkan kaki nya heboh, terlebih begitu mendengar apa yang ditawarkan Arxel, Arion semakin bersemangat ingin menghampiri Abangnya."Pelan-pelan, kiddo.."
Arthur saja sampai kewalahan menahan tubuhnya.Akhirnya Arthur mengalah, membawa Arion ke tepi Kolam dan membiarkan Arxel membawanya. Lagipula memang sudah cukup lama mereka bermain di Kolam, sudah waktunya sarapan.
"Gantikan baju yang hangat, Arxel"
Arthur sedikit berteriak pada Arxel yang sudah melenggang masuk kedalam mansion."Got it !"
Sebenarnya Arthur tidak khawatir, Arxel lumayan bisa diandalkan kalau cuman menggantikan baju Arion, putranya itu ternyata lebih lihai darinya.
Selesai mengganti baju Arion, Arxel membawanya ke ruang makan, memberikan susu hangat yang memang sudah di siapkan tadi. Hanya sedikit karena mereka masih harus sarapan.
Bocah itu dengan cepat menyedot habis susunya, membawa kekehan gemas pada Arxel yang sedari tadi tak lepas perhatian.
"Arion, coba panggil Abang"
"Bang !"
Arion mengalami Delay speech karena lingkungannya yang tidak mendukung sebelumnya, jadi mulai saat ini mereka semua akan pelan-pelan mengajarinya. Sepertinya tidak akan sulit karena bocah ini pintar sekali.
"Abang Arxel"
"..Bang !"
"A..Bang"
Arxel dengan sabar menuntun.Arion melepas botol susu yang sedang dikenyot lantas berceletuk semangat.
"A-bang !"
•°•❀•°•
Matahari kian meninggi saat mereka berkumpul di meja makan, ini pertama kalinya setelah sekian lama berkumpul seperti ini. Semuanya karena kabar yang kini beredar tentang Arion yang sudah bisa bilang 'Abang'. Argara yang baru akan tidur setelah semalaman begadang bahkan rela bangun lagi hanya untuk membuktikan ucapan Arxel.
"Mana ? Katanya udah bisa bilang Abang ?"
"Kan baru bisa tadi, masa langsung di sidang begini ?"
Mendengar kalimat Arxel, semua yang ada disitu mengernyit merasa tidak terima karena Arxel yang duluan mendengar kata pertama Arion, Apalagi Arthur yang mendadak merasa gondok, sedikit menyesali tindakannya membiarkan Arxel membawa Arion tadi, coba kalau tidak ? Pasti sekarang Arion sudah bisa bilang 'Daddy'.
"Bang Ares, ck !"
Arxel mendecak melihat Ares yang baru datang langsung merebut Arion dari pangkuannya."Aeec~"
Semua orang terdiam.
"Arion bilang apa ?"
Arxel bertanya lebih dekat, meminta Arion mengulangi perkataannya, tadi dia sedang tidak berkonsentrasi soalnya."Aeccc"
Celetuk Arion dengan semangat, kemudian bocah itu mendongak, menatap Ares yang seketika terdiam kaku."A..bang.. Aec~"
Arthur, Argara dan Arxel ikut terdiam.
Aku & Readers be like :
•─────•°•❀•°•─────•
8th-October-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of ARION
General FictionArion si bocah berpipi bakpao yang kadar gemasnya sudah tak bisa lagi diukur. Bersama Ayah dan abang-abangnya yang tampan, Arion menyusuri hidup dengan penuh warna. __ 𝘾𝙤𝙥𝙮𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙖𝙡𝙚𝙧𝙩 ©️ ‼️𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 Story only by ©𝙧𝙚𝙛𝙛𝙚𝙘𝙩...