[ 🐮 X 🦌 ] : Curhat (1)

297 51 10
                                    

⠀ ⠀  ⠀ ⠀
⠀  ⠀ ⠀  ⠀
ㅤㅤ  ⠀ ⠀  ⠀ ⠀
⠀  ⠀ ⠀  ⠀
ㅤㅤ
             Jungwon kini hanya bisa merenung. Semenjak jauh dari geng-nya Junghwan, ia menjadi anak yang pemurung.

Kalau dulu tingkahnya kayak barongsai alias petakilan, kini tidak lagi.

Perasaan bersalah semakin ia rasakan ketika mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Di saat ia menuduh Haruto sok baik sama dia di grup chat dan langsung left begitu saja.

"Aduh, apa gue minta maaf aja ya sama Haruto?"

Dari kejauhan, ia melihat cowok bongsor yang tidak salah lagi adalah bos-nya. So Junghwan.

"Hah? Itu beneran Junghwan? Ngapain naik odong-odong njir?!" gumam Jungwon sambil mendekati odong-odongnya.

Mana masih pakai seragam sekolah pula. Kentara banget kalau diliat dari jauh.

Jungwon mempercepat langkahnya dan berinisiatif untuk mendekati abang odong-odongnya terlebih dahulu.

"Bang, sini gue aja yang kayuh," ujar Jungwon ke abangnya. Abang nya ya nurut-nurut.

Kalau dilihat-lihat sih Junghwan lagi melamun.

"Bang, cepetan dong jalannya. Masa dari tadi cuma jalan ditempat aja sih? Udah kayak gerakan senam aja," ujar Junghwan santai dan masih belum menyadari kehadiran Jungwon.

"Woy! Lagian ngapain naik odong-odong sih?! Ya gak bakalan sampai-sampai lah, bodohhh."

"Loh memangnya ini od—" Junghwan seperti mendengar suara Jungwon, "hah?! lo ngapain jadi driver odong-odong, Won?"

"Anjir driver hahahaha. Gue disini biar lo kaget aja sih. Abisnya daritadi melamun mulu," jawab Jungwon pada Junghwan.

"Lah ini kenapa gue naik odong-odong sih? Harusnya kan gue naik taksi!" Junghwan cepat-cepat turun dari sana.

Jungwon gak heran sih sama Junghwan :')

"Jangan-jangan gue kena hipnotis lagi?!" tiba-tiba Junghwan ngomong gitu. "Bang, ngaku lu! pasti lu hipnotis gue supaya naik odong-odong lu?! Iyakan?!"

Dengan sigap, Jungwon langsung menarik lengan Junghwan.

"Maaf ya pak, temen saya nih rada-rada gak jelas hehe. Maaf ya." Jungwon membungkukkan badannya ke arah abang itu.

Abang-nya cuma mesam-mesem aja.

"Lepasin ah, Won. Gue mau menuntut dia!" Ujar Junghwan masih menuduh abang itu.

"Stop anjir, lu tuh kalau gila ya gila aja. Jangan nyalahin orang lain!" balas Jungwon agak kesel. "Udah gitu naik odong-odong masih pake seragam sekolah. Gak abis pikir anjir."

Merasa dinasehatin, Junghwan cuma garuk-garuk kepala.

"Ya gue gak sadar anjir. Akibat melamun kali ya?"

Lawan bicaranya hanya berdehem. Capek juga nasehatin Junghwan.

"Oh iya kebetulan gue mau ngobrol penting sama lu. Sekalian makan burjo di perempatan sana yuk!" ajak Jungwon lalu pergi duluan.

"Hah? Buto ijo?"

"BURJO, BUBUR KACANG IJO!"


--------------



        Jungwon memakan bubur kacang ijonya dengan lahap. Sementara Junghwan cuma ngeliatin mangkoknya doang.

Hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali.

"Jungwon, itu temennya kenapa?" bisik mamang burjonya. Sebut saja namanya Yibo.

"Biasalah, masalah kisah cinta dari jendela esempe," balas Jungwon setengah berbisik.

Kebalik Woy! | Junghwan ft.Zoa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang