[ 🐮 X 🦌] : Peringatan

1.3K 219 67
                                    

        Jam makan siang sudah tiba. Suasana kantin tuh lebih sepi daripada biasanya. Entah gara-gara apa. Yang jelas, Zoa dan kedua temannya  gak bakalan absen buat makan siang di sini.
     
      Menu siang ini tuh lumayan enak sih. Ada tumis daging dengan potongan bawang bombay dan paprika yang banyak, ada sup jagung, kroket kentang, secentong nasi dan beberapa potong semangka sebagai pencuci mulut.

"Eh, tumben ya kantin sepi. Biasanya kan rame banget tuh," ujar salah satu teman Zoa. Namanya Jaehee tapi orang-orang pada manggil dia Jelly.

Jihan menimpali, "iya bener. Ada apa ya? Padahal kan makanan kantin enak-enak."

Zoa yang sedari tadi hanya fokus pada makan siangnya pun mulai bersuara. "Kalian gak tahu?"

Jihan dan Jaehee saling berpandangan dan kompak menggelengkan kepala secara bersamaan.

"Anak-anak sekolah kita tuh lagi beli pentol puyuh di luar. Kalian tahu gak siapa yang udah menghasut mereka semua buat beli di luar?" tanya Zoa sambil mengaduk-aduk es teh-nya.

"Gak tahu," balas Jihan mewakili.

"Kerjaannya siapa lagi kalau bukan Park Jeongwoo. Lebih parahnya lagi dia pakai toa buat promosiin dagangannya tuh  paklek pentol puyuh." Zoa sedikit terkekeh setelah mengatakan hal itu.

Tawa Jihan pecah, sedangkan Jaehee mulai menampakkan wajah ilfeel-nya.

"Di bayar berapa sih? Kurang kerjaan banget." Jaehee geleng-gelengin kepalanya.

"Pacarmu tuh, Jel," celetuk Jihan masih ngakak.

"HEH, MANA ADA!" Jaehee udah bersungut-sungut.

"Anak buahnya si Junghwan tuh bikin onar mulu." Zoa memijit pelipisnya sendiri. Pusing juga kalau ngeliat Junghwan and the genk berulah.

"Pacarmu kan, Zo?" tanya Jaehee ke Zoa.

"Hah? Siapa?"

"Junghwan."

"YA ALLAH AMIT-AMIT."

Jaehee dan Jihan ketawa ngeliat ekspresinya Zoa. Untung aja keadaan kantin pas siang itu agak sepi, jadi teriakan Zoa tadi gak menjadi pusat perhatian.

"Amit-amit apa ai miss ai miss?" ledek Jihan.

"Mau gue pukul lu?" ancam Zoa.

Ketika mereka lagi asik berbincang-bincang, tiba-tiba aja Junghwan dateng sambil bawa bungkusan gitu.

"Zo, noh mas lambe mu dateng," ujar Jaehee memberi kode.

Zoa gak menggubris perkataan temannya itu dan lebih baik makan potongan terakhir semangkanya.

"Selamat siang, nona pemarah," sapa Junghwan lalu duduk tepat di sebelah Zoa.

Zoa gak jawab. Udahlah, serasa jadi makhluk tak kasat mata si Junghwan.

"Bawa apaan, lu?" tanya Jihan mulai kepo sama bungkusan yang Junghwan bawa.

"Oh ini pentol puyuh," balas Junghwan.

"Mau dong." Ketika Jaehee mau ngambil bungkusan itu, tangan Junghwan dengan gesitnya menahan pergerakan Jaehee.

"Bukan buat lo. Ini pentol puyuh buat Dewi bakteri kita," kata Junghwan dengan entengnya.

"Mata lo mau gue colok pake sumpit ha?" tanya Zoa dengan garangnya. Ia udah arahin sumpit ke arah muka Junghwan.

"Pas dikatain bakteri langsung nyaut. Dasar protozoa," cibir Junghwan.

"Gue bukan nyaut tapi gue kesinggung!" Zoa acak-acakkin surainya dengan kasar.

Emang dasar si Junghwan mah. Suka bikin Zoa kesel.

Kebalik Woy! | Junghwan ft.Zoa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang