[ 🐮 X 🦌] : Reason?

448 74 21
                                    

         

           Akhirnya mereka jalan juga setelah menunggu kehadiran Haruto, Ni-ki dan Daniel. Ada satu hal yang berubah di sini. Junghwan gak bonceng Zoa lagi, tapi di jok belakangnya diduduki oleh Daniel.

    Terus Zoa kemana? Ya dibonceng sama Ni-ki lah. Di sepanjang perjalanan pun sepertinya Junghwan menunjukkan wajah yang muram. Buktinya beberapa kali dia gas-in tuh motor sampai-sampai Daniel hampir kejengkang.

"Lo mau bikin gue masuk UGD hah?" omel Daniel.

Junghwan memilih diem aja.

     Ni-ki juga punya alasan kenapa dia maksa-maksa Junghwan supaya Zoa duduk di jok belakang motornya. Semua ini ada hubungannya dengan kakaknya Zoa. Tentang masalah Jungwon tentunya.

"Zo, kakak lo gak ada cerita sama sekali tentang penyakit mamanya Jungwon?" tanya Ni-ki agak mengeraskan suaranya.

"Kakak gue gak cerita sama sekali!" balas Zoa dengan nyaringnya. "Gue juga gak tahu kalau ternyata Bang Seungyoun itu menangani mama-nya Jungwon."

"Ada yang mau gue tanyain lagi."

"Apaan?"

"Nanti aja pas udah sampai."

"Dih bikin penasaran."

"HAH?"

Zoa males mau ladenin Ni-ki. Biarin aja lah.





         Rombongan bocil-bocil itu akhirnya tiba di tempat tujuan.

Daritadi tuh tangan Junghwan narik-narik lengannya Zoa mulu. Zoa kan jadi bingung. Maksudnya enih cowok apaan?

"Wan, kenapa sih narik-narik lengan gue mulu? Lu mau ke toilet? Mau pipis?" tanya Zoa agak memelankan suaranya.

Junghwan menggeleng, "Kagak kenapa-napa."

Dia bilang gitu tapi matanya mengarah ke Ni-ki. Mungkin takut kalau Zoa dibawa tanpa sepengetahuan dia.

"Gua gak habis pikir sama Jeongwoo. Kok bisa dia hampir beli tiket masuk sama calo," omel Jaehee sambil sinisin Jeongwoo.

"Gua khilaf, wak. Tadi tuh gue serasa kek lagi dihipnotis." Jeongwoo berusaha membela diri biar temen-temennya pada percaya.

"Untung aja Inhong tadi numpahin bumbu kacang ke elu," sahut Haruto gak mau kalah. "Jadinya langsung sadar."

"Hahahaha tapi kok elu sempat-sempatnya beli siomay sih, Hong?" Jihan nanya sambil ngakak.

"Gue kelaperan gara-gara nungguin Jeongwoo beliin kita tiket." Inhong menatap Jeongwoo dengan tajam.

Ni-ki jentikkin jarinya. "Kalau misalnya tadi elu beli itu tiket dan uang patungan kita pada hilang. Fiks sih lu harus ganti uang kita pake saham."

Jeongwoo gak ada pilihan lain selain sentil jidatnya Ni-ki, "Emang benar-benar setan yeh. Saham nya siapa."

Jari telunjuk Junghwan mengarah ke Jaehee. "Bapaknya Jelly hehehe."

Jaehee murka dan mukul kepalanya Junghwan pakai tas selempangnya. "Entar bapak gue bangkrut!"

"Udah-udah. Ini bukannya kita yang nontonin monyet , malah monyet yang nontonin kita. Yuk ah, entar keburu siang." Haruto melerai sekaligus mengajak teman-temannya.

"Kenapa harus monyet sih?" gumam Siyun agak kesel.

"Tuh tuh, dari tadi ada yang ngeliatin Junghwan mulu." Daniel menunjuk ke arah kandang monyet.

"Belum aja gue coret dari list harta warisan ya lu, Niel." -Junghwan.




       Sedari tadi, Jeongwoo gak ada habisnya ngomentarin setiap hewan yang dia liat.

Lama-lama Jaehee mpet juga. Secara, cocotnya Jeongwoo ini tahan lama banget.

"Liat deh si Uwo, hewan apa aja dikomentarin. Gak lama dia dislepet sama belalai gajah," bisik Jihan ke arah Jaehee.

Jaehee-nya ya cuma ngangguk aja.

"Itu kenapa gajahnya punya satu belalai sih?" tanya Jeongwoo mulai gak jelas.

"Ya wajar kalau punya satu doang, Jeongwoo. Ya tuhan ini anak." Tangan Siyun udah pengen nyentil jidatnya Jeongwoo.

"Gini ya, lo pikir aja. Belalai lu ada berapa?" tiba-tiba Haruto bertanya.

Jeongwoo melirik ke arah Haruto, "Gue gak punya belalai anjir, jangan ngaco!"

"Masa sih? Tuh yang dibalik celana apaan?" Arah mata Haruto mengarah ke celana Jeongwoo.

Cepet-cepet Jeongwoo nutupin "anunya" sendiri pake kedua tangannya.

"Sialan lu ya, To!"

Anak-anak yang lain pada ketawa.

"Hoy, koala tuh makanannya bambu ya?" Junghwan bertanya.

"Goblok, itu panda anjir. Goblok banget lu goblok," Inhong menimpali.

Di rasa yang lain pada sibuk, Ni-ki langsung kesempatan narik lengannya Zoa. Kayaknya dia mau lanjut nanya tentang Jungwon.

"Nik, lu mau bawa gue kemana?" ucap Zoa setengah berbisik.

"Udah ah, ikut aja."



Dan bener, ternyata Ni-ki lanjut nanyain Zoa tentang mama-nya Jungwon.

Ni-ki bawa Zoa ke suatu tempat, sea world.

"Jadi lu beneran gak tahu apa penyakitnya?"

Zoa menggeleng. "Enggak, Nik. Gue pun baru tahu setelah lu bilang kalau dokter yang menangani mamanya tuh Abang gue."

Ni-ki menghela napasnya. Udah gak tahu harus gimana lagi.

"Oh iya, gue mau nanya sesuatu lagi."

"Apa?"

"Kenapa lu nolak gue?"

Zoa beralih menatap wajah Ni-ki. "Kok lu nanya gitu lagi?"

"Apa gara-gara Junghwan? Lu suka sama Junghwan?"

"Iya, Zoa suka sama gue."

Zoa membelalakkan matanya ketika sosok Junghwan muncul dari arah belakang Ni-ki.









Btw, happy birthday our EnerJIHAN. Huhu bayi kinciku ultah

 Huhu bayi kinciku ultah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Kebalik Woy! | Junghwan ft.Zoa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang