[ 🐮 X 🦌 ] : Demam (2)

213 30 0
                                    

⠀ ⠀
⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀
⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀
"Ngapain lu di sini?!"

Junghwan anteng aja dia. Ia mulai berdiri untuk menyambut kedatangan abang-nya Jungwon.

"Gue mau ngelurusin semua kesalahpahaman yang terjadi lah, Bang," ujar Junghwan santai.

"Lo mending pergi dari sini atau gue gak segan-segan bakal bikin lo babak belur di sini." Hongseok menarik kerah Junghwan. "Gue gak mau ngeliat muka lo lagi, Jungwon gak butuh orang-orang seperti kalian!"

Hongseok memberikan pukulan telak di pipi kanan Junghwan. Cowok itu tersungkur ke lantai dalam keadaan lemas.

"JUNGHWAN!"

Zoa berlari ke arah Junghwan. Ia membantu cowok itu untuk berdiri.

"Bang, tolong jangan pakai kekerasan di sini. Junghwan lagi sakit!" ujar Zoa menegaskan.

"Gue gak peduli mau dia sakit atau apa, gue cuma mau dia pergi dari sini dan jangan temuin adek gue lagi," balas Hongseok tak mau kalah.

"Bang, cukup!"

Nampan yang ia bawa pun jatuh begitu saja ketika melihat Junghwan yang tersungkur di lantai.

"Junghwan itu gak salah. Gue tau, Bang. Gue yang salah karena udah keluyuran gak jelas, tapi Junghwan sama sekali enggak maksa gue buat ikut mereka-"

"Lu diem ya, Won. Gak usah belain dia," potong Hongseok, "mending lu pergi atau gue bikin lu babak belur di sini."

"Wan, kita pulang aja yuk," bujuk Zoa.

Junghwan menggeleng lemah, "Gue gak mau pulang sebelum Bang Hongseok izinin gue tetep temenan sama Jungwon."

Sifat keras kepala Junghwan ini berhasil membuat Hongseok meredam amarahnya.

"Ya sudah, silahkan duduk dan gue akan dengerin semua penjelasan lo itu." Hongseok mempersilahkan Junghwan untuk kembali duduk di atas sofa.

Suatu kehormatan bagi Junghwan untuk bisa menjelaskan hal ini ke hadapan Hongseok.

"Bang, gue beneran tulus berteman sama Jungwon. Gue gak ada sedikit pun mempermasalahkan dia dari keluarga mana. Gue cuma pengen temenan, gue pengen berbagi apapun sama temen gue. Apa itu salah?"

"Jungwon gak pernah merepotkan gue dan yang lainnya sama sekali. Jadi gue minta tolong sama lu, Bang. Gue pengen temenan sama Jungwon sampai kapanpun. Di dalam kamus gue, gak ada yang namanya se-level atau pun gak se-level, kita ini sama-sama manusia ciptaan tuhan."

Zoa seneng banget Junghwan bisa mengatakan hal ini. Saat ini, Junghwan beneran beda dari biasanya. Keliatan lebih keren.

"Maaf ya, Wan. Gue gak ada maksud untuk misahin kalian. Gue cuma takut kalau Jungwon trauma lagi."

Jungwon menghampiri abangnya. "Bang, mereka gak seperti temen-temen Jungwon yang dulu kok. Mereka bisa nerima gue apa adanya."

"Kalau boleh tahu, Jungwon kenapa ya, Bang? Punya trauma apa?" tanya Zoa mulai berbicara.

"Dia pernah di bully di sekolah dasar cuma karena dari keluarga yang gak mampu. Temen-temennya itu dari orang yang berada. Jungwon sampai dituduh mencuri di kelasnya. Orang-orang kaya itu bisanya cuma merendahkan orang lain aja," kata Hongseok sambil mengusap-usap kepala Jungwon.

Tanpa aba-aba, Jungwon merengkuh tubuh Junghwan. "Gue gak pernah nyesel buat temenan sama lu, Wan. Lu temen terbaik yang gue punya."

Junghwan membalas pelukan hangat itu, "Gue juga dan gue beruntung punya temen kayak lo."

Momen mengharukan ini tentunya bikin Zoa dan Hongseok menitikkan air mata.

"Oh iya, jangan lupa minta maaf sama Haruto, ya? Gue takut kalau dia masih marah sama lo," ujar Junghwan sembari memegang kedua bahu temannya itu. "Satu lagi, jangan lupa tegur Ni-ki. Kasian dia, gitu-gitu dia sahabat terbaik lo juga kan?"

Jungwon mengangguk semangat, "Pasti! Gue pasti lakuin hal itu, Wan."

"Oh iya, karena udah mau malem jadi gue sama Zoa pamit dulu ya, Bang." Junghwan bangkit dari tempat duduknya dibarengi dengan Zoa.

"Eh, gak mau di sini dulu? Gue belum sempat buatin kalian apa-apa," balas Hongseok lagi.

"Enggak apa-apa, Bang. Takutnya ngerepotin hehehe. Kalau gitu kita berdua pergi dulu."

Junghwan meraih tangan Zoa. Lantas Zoa kaget dong, bisa-bisanya di saat seperti ini malah gandengan tangan.

"Wan, ih jangan pegang tangan gue. Malu diliatin Jungwon dan abangnya!" bisik Zoa udah misuh-misuh.

Junghwan tertawa renyah, "Ah gak apa-apa, masa malu sih pegangan tangan sama orang ganteng?"

Belum lama Zoa membalas genggaman itu, tiba-tiba saja Junghwan limbung.

"Eh, Junghwan kenapa?!" Jungwon tentunya panik karena Junghwan pingsan.

"Junghwan! Junghwan bangun!"

Zoa berulang kali menepuk-nepuk pipi Junghwan.

"Cepetan bawa Junghwan ke kamar lu, Won!" titah Hongseok.












Kebalik Woy! | Junghwan ft.Zoa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang