[ 🐮 X 🦌 ] : JW

162 28 0
                                    

⠀ ⠀ ⠀
⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀
⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀
ㅤㅤ
Hari mulai pagi, matahari mulai menampakkan dirinya walau masih malu-malu. Sekumpulan bocah-bocah itu udah pada bangun dan berkumpul di ruang tamu untuk makan bareng.

"Ini rumah gue berasa ada hajatan se-kampung aja ya." Jungwon nyiapin se-kardus akua gelas ke temen-temennya.

"Anggep aja ini selametan karena gue dan Jihan resmi pacaran," celetuk Haruto.

"Halah, hajatan di rumah orang. Gak modal amat lo jadi laki!" hardik Zoa.

"Idih, kalau iri bilang aja ya. Entar gue pacarin juga lo, Zo. Tenang aja, oke?" kata Haruto lagi ngasal.

"Heh! Baru aja pacaran sehari udah selingkuh aja!" Jihan melototin Haruto terus dari tadi.

"Ampun, ayang. Makan pisang dulu, wdyt? Biar hari lo seperti kukang."

Paha Haruto pun jadi sasaran keganasan Jihan. Langsung ditabok aja sekencang-kencangnya.

Zoa cuma geleng-geleng. Masih pagi tapi dua sejoli itu udah ribut aja.

"Aduh, pake dimasakkin segala. Tante Yangmi kan masih sakit," kata Ni-ki sedikit gak enak ke emaknya Jungwon.

"Bukan cuma tante kok yang masak. Jihan, Zoa dan Jaehee juga bantuin tante." Emaknya Jungwon atau yang biasa di sapa dengan Tante Yangmi pun menyunggingkan sebuah senyuman pada ketiga cewek tersebut.

"Cewek gue nih. Jelly ku my Jelly," ucap Jeongwoo bangga.

Jaehee bukannya salting malah ngerasa malu.

Tidak seperti Jeongwoo, Haruto malah ngeledek pacarnya. "Lu bantu apaan, Han? Bantu nuang minyak ke penggorengan kah?"

Semua orang yang ada di sana ketawa, apalagi Jungwon.

"Anjir, congor lu ya Haruto!" Jihan tidak terima dirinya di anggap remeh seperti ini.

"Sudah sudah jangan bertengkar. Ayo di makan dulu. Nanti nasi gorengnya keburu dingin loh," ujar Yangmi menengahi.

"Siap, tante. Duh jadi gak sabar nih." Zoa mengambil sendok dan garpu yang ada.

"Sekali lagi terima kasih untuk Nak Zoa karena sudah mengirimkan kami sembako sebanyak itu. Jujur, tante agak gak enak sama kamu, Nak."

Zoa tersenyum ke arah Yangmi sembari berkata, "Anggap aja rezeki dadakan, Tan. Zoa juga niatnya bantu Jungwon kok."

"Maunya tuh tiap hari ya, Ma?" goda Jungwon ke emaknya.

"Hush, tapi boleh juga hehehe."

Kelakuan emak sama anak sama aja. Gak ada bedanya.

"Kalau gitu tante mau anterin bubur ke Junghwan dulu ya?"

"Harusnya dikasi makan rumput gajah aja, Tan. Soalnya dia kan sapi," kata Daniel tiba-tiba.

"Hahahaha sianying jangan di perjelas juga dong, Niel." Siyun geleng-geleng kepala aja dia, "Silahkan, Tan. Semoga anaknya masih demen sama nasi benyek."



Seluruh badan Junghwan rasanya sakit semua. Demamnya udah turun tapi ya tetep aja masih lemes. Mau berdiri pun rasanya pusing banget.

"Selamat pagi, Junghwan," sapa Yangmi dengan ramah.

Dengan bibir yang masih pucat, Junghwan menyimpulkan sebuah senyuman. "Selamat pagi, tante."

Yangmi meletakkan mangkok bibirnya di atas nakas. "Sudah lama Jungwon gak bawa banyak temennya ke sini. Palingan cuma Ni-ki doang yang ngajak main atau gak Jihan, tapi udah dulu banget."

Kebalik Woy! | Junghwan ft.Zoa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang