Dua belas : Dissension

27 5 0
                                    

Assalamualaikum wr. Wb. 😊

Langsung cuss aja yaa?🤗

Happy reading gaess📜

🦈🐊

"Apa sebenarnya yang ada dipikiran kalian?! Kalian udah gede! Kalo punya masalah selesaikan dengan kepala dingin! Bukan dengan kepala batu!"
😇Tara Alliansyah Aditya

🦈🐊

"Farren?" Lirih Kaira sebelum mengangkat wajahnya dan seketika itu rasa bersalah kembali mengomandonya saat melihat penampilan kacau orang yang berdiri di samping mejanya.

"Weww! What's up bro! Kenapa dah tampilan Lo macem preman pasar gitu?! Biasanya seancur-ancurnya Lo nggak sampe seancur gini?" Teriak Calvin heboh melihat penampilan kacau sahabatnya.

Wajah babak belur, baju seragam kusut dengan dua kancing atas dibuka hingga memperlihatkan kaos hitam polosnya, dasi yang menghilang entah kemana, jaket kulit hitam yang menutup sebagian seragamnya. Rambut acak-acakan. Jangan lupakan kantung mata yang menandakan dia habis begadang.

Tanpa membalas celotehan Calvin, Farren langsung duduk di kursinya dan menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya.

""Heh mangki! Baru dateng udah main ngebo aje Lo!"

Farren mengangkat wajahnya malas.

"Diem Lo! Ngantuk gue semalaman nggak bisa tidur!"

"Hah? Mabuk kopi lagi Lo?!" Tanya Calvin serius.

Karena dia tahu betul kebiasaan buruk Farren selain nongkrong di pembatas rooftop. Yakni Kebiasaan dia yang begadang sambil ngabisin beberapa cangkir kopi ini yang sering ditegur oleh teman-temannya tapi dasarannya Farren yang keras kepala jadi teguran itu hanya masuk ke telinga kiri dan keluar dari telinga kanannya.

"Hmm" Jawab Farren malas.

"Yee... Si mangki! Betewee tuh muka Lo kok gitu amet? Abis tengkar sama singa lagi Lo?"

"Bukan urusan Lo!" Ketus Farren sambil menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya.

"Ck. Au ah! Gue kemusuhan sama Lo pokoknya" Ujar Calvin dengan mengerucutkan bibirnya kesal lalu menatap lurus ke depan.

Sementara itu Kaira, dia menggigit bibir dalamnya entah kenapa keberaniannya terhempas begitu saja saat melihat ekspresi wajah Farren yang benar-benar terlihat kacau. Tak tahu kenapa. Namun, dia tidak boleh menyerah, sudah menjadi kewajibannya membalas kebaikan seseorang meskipun orang tersebut musuh bebuyutannya.

Hingga setelah menghela nafas panjang diapun memanggil nama Farren yang diyakininya belum tidur.

"Ren"

Tidak ada balasan.

"Farren"

Masih tidak ada pergerakan.

"Farren Bara Putra?!" Kesal Kaira langsung berbisik agak keras didekat telinga Farren yang membuat Farren langsung terduduk tegak dengan ekspresi yang seakan siap menelan Kaira hidup-hidup.

"Apa?!" Semprot Farren dengan tatapan menusuknya.

Tanpa basa-basi Kaira menyodorkan paper bag ditangannya.

"Nih. Dari temen gue. Katanya makasih karena tadi malam udah nolongin!" Ucap Kaira dengan penekanan disetiap katanya.

Farren menerima paper bag itu, senyum Kaira langsung tertarik lebar. Tapi tiba-tiba Farren berjalan keluar kelas, penasaran Kaira pun menengok ke luar jendela, seketika itu matanya melotot tajam saat Farren membuang paper bagnya.

Friends FACT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang