Dua Puluh Enam: Regret

18 4 0
                                    

Happy Moco ncang💃

👻

"Penyesalan yang paling menyakitkan adalah disaat kamu hanya bisa merangkai beribu kata pengandaian tanpa sempat mengutarakan sepatah kata maaf"
#AuthorCekk!!💭

👻

Di sebuah restoran. Tengah dilakukan perayaan ultah Calvin. Dan kini telah sampai di penghujung acara yakni pemotongan kue.

Potongan pertama diberikan kepada sang mamih, potongan kedua harusnya untuk sang papih namun karena ada pekerjaan beliau tidak hadir. Alhasil kue tersebut Calvin berniat memberikannya kepada Kaira. Orang special dalam hidupnya.

Calvin bergerak menuruni panggung dan bersiap menghampiri Kaira yang nampak tengah berbincang santai dengan mamanya Farren. Yah. Mereka memang sedekat itu.

Namun, tiba-tiba..

'Srekk!'

'Brukk!'

'Byurr!'

Dengan tidak estetiknya Calvin terjatuh Usai menabrak seseorang yang membawa segelas americano. Alhasil dia terjatuh terduduk dengan potongan kue yang mengotori jasnya dan ditambah air americano dari orang tersebut tersiram ke pakaian Calvin.

Orang yang memegang minuman itu menyodorkan tangannya.

"Sorry bro. Gue nggak sengaja sumpah!"

"Gue tau Lo sengaja Bry!" Decih Calvin sambil menampik kasar tangan Bryan dan berdiri sendiri.

"Hey! Come on dude! Gue bener-bener nggak sengaja. Nggak usah diperpanjang!" Bela Bryan dengan mencoba bersikap tenang.

"Cuih. Jadi gini hasil didikan komandan Lo heh?" Sulut Calvin dengan menarik kerah baju Bryan.

"Ck. gila Lo heh! Masalah sepele aja sampe bawa-bawa nama Farren. Segitu bencinya Lo sama rival Lo itu hah?" Bantah Bryan kesal.

"Iyaa gue emang nggak suka sama Farren! Karena dia udah merebut semuanya dari gue! Sahabat, bahkan gebetan gue! semua dia ambil dari gue!" Pekik Calvin tanpa sadar membuat seisi ruangan tercengang. Bahkan Mama Farren langsung mengambil langkah tegasnya menghampiri Calvin.

Dan setelahnya...

'Plakk!'

"Jadi ini balasan kamu akan pengorbanan anak saya hah! Kalau nggak ada Farren, mungkin satu setengah tahun lalu kamu sudah hangus dengan mobil kesayanganmu itu!" Pekik Bu Mira dingin, setelah menampar keras pipi kanan Calvin. Seketika itu keadaan makin mencekam. Tak terkecuali Calvin yang mencoba mencerna ucapan Bu Mira.

'Satu setengah tahun lalu? Apakah mungkin? Tapi mamih bilang orang yang nolongin gue udah tewas?'

Belum selesai Calvin mengorek memorinya. Bu Mira berjalan menuju kursinya lalu mengambil sebuah paper bag.

Kemudian beliau memberikan paper bag itu pada Calvin.

"Itu dari Farren. Orang yang kamu bilang sudah merebut kebahagiaan kamu! Tante harap kamu bisa berfikir lebih dewasa lagi setelah ini" Usai menaruh paper bag itu Bu Mira langsung mengambil langkah lebar keluar restoran tersebut. Diikuti Kaira yang mengekor di belakangnya.

Semua orang nampak berbisik-bisik membicarakan akan sikap Calvin yang tidak punya hati itu.

"Gila kali ya? Temen sendiri dianggap benalu! Ck. Kalo gue jadi Calvin nggak bakal gue sia-siain dah cowok sebaik Farren!"

"Ho.oh . Gue denger-denger dia berubah sejak ditolak sama si murid baru itu tuh!"

"Hadeeh. Kalo emang ditolak. Ya diem aja sih! Nggak usah pake acara fitnah teman sendiri!"

Friends FACT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang