Kata kasar, jgn ditiru pliss!!
N - 9
Sepertinya awan tengah memiliki pertikaian di antara mereka, seperti jarak yang jauh, tidak bergumpal semacam kapas lembut yang dipeluk seerat mungkin dan tak akan pernah menyatu.
Akibat tingkah perpisahan awan membuat matahari terlalu berlebihan menyebarkan kepanasan pagi di muka bumi.
Taehyung dongakkan kepala, berdiri di depan gerbang sekolahnya yang terbuka lebar, yang kemudian kedua matanya menyipit berat setelah di rasa perih menerpa.
Teringat akan satu hal yang mungkin tak butuh waktu lama menerima jawaban, namun tak akan membutuhkan waktu singkat untuk merelakannya.
Menjadi topik pembicaraan yang hangat antara teman dekat adalah level lain dari tingkat pengkhianatan.
Katakanlah Taehyung berlebihan, menganggap tindakan seperti gosip tentang dirinya adalah sesuatu yang besar.
Namun sekali lagi ingin dikatakan, dia menjadi pembicaraan hangat antara dua teman dekatnya.
Dan bukan pembicaraan yang baik.
Ada yang bilang, "Lebih baik diomongin di depan dari pada diomongin di belakang?"
"Kenapa gitu?" dan dari mana keberanian itu datang, Taehyung bertanya.
"Ya karena biar enak mukulnya."
Alasan yang tidak bisa diterima, setidaknya untuk Taehyung.
Apakah akan mudah bagi hati untuk langsung melayangkan sebuah pukulan sebagai pembalasan dari tindakan yang merugikan kita lewat mulut.
Dibanding hanya diam, sambil tersenyum bodoh seolah tak merasa sakit hati. Tapi nyatanya Taehyung memilih opsi ini.
Setidaknya, Taehyung bukan orang yang mudah untuk melempar satu tinjuan untuk membuat hatinya senang.
Atau berteriak marah karena menjadi judul pembahasan yang tidak benar.
Taehyung lebih memilih untuk bersembunyi, membiarkan orang berlalu sembari menyebut namanya sampai mereka melupakan kata-kata apa saja yang mereka pilih untuk disebutkan.
Dan Taehyung bukanlah malaikat yang tidak bisa marah.
"Kampret banget semalem." umpatnya.
Setelah sampai di kursi kantin, lekas mendudukan diri di kursinya dengan tas ransel yang ia letakkan malas di samping meja.
Jimin, yang sudah ada di sana sejak pukul 6 pagi hanya melirik. Lalu melanjutkan kesibukan jarinya pada ponsel.
Memang seperti ini, rutinitas awal saat masuk ke sekolah adalah—
kantin.
Sebuah kebiasaan umum bahwa Han Jimin akan datang lebih cepat. "Biar keliatan banget rajinnya di mata nyokap." ujarnya waktu Taehyung meminta alasan yang spesifik.
"Apa lagi?" kata Jimin bertanya tanpa minat.
"Penghianatan yang gak pernah gue sangka, terjadi semalam."
"Paan njir. Drama lu." wajah Jimin menyiratkan kesal. Memutar bola matanya jengah lalu kembali fokus pada ponsel.
"Bisaan banget lu. Bukannya belain malah ngehina."
"Percuma. Lo juga anggep omongan gue angin lalu, alias gak ada satupun saran gue yang lo pake." tanpa berpikir, Jimin keluarkan pendapatnya.
Taehyung menghela nafas, kemudian menoleh pada intensitas Jimin yang menunjukkan dia benar-benar tidak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Подростковая литератураTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...