N - 10
Seharusnya Taehyung sadar, tindakannya ini sama dengan penguntit.
Dan penguntit adalah pekerjaan kriminal.
Namun jika tidak seperti ini, dia tidak akan tau bahwa 'ibu'nya adalah pemilik dari Euphoria Florist, tempat dimana mbak Nara membeli bunga hias untuk rumahnya.
Bukan ibunya sih, tapi ibu dari Jungkook.
Wanita yang beenama Jiwon, yang beberapa hari lalu mentraktirnya makan di Mall karena suatu insiden kecil.
Tanpa sengaja, diperjalanan Taehyung menuju kafe untuk bekerja. Ia melihat Jiwon berjalan kaki di area jalan cempaka.
Segera Taehyung parkirkan motornya di area parkir luar, meletakkan helm dan mengambil tas kecilnya di dasbor motor sebelum berlari mengejar Jiwon tanpa berniat untuk ketahuan.
Sampai akhir wanita itu masuk ke sebuah bangunan kecil.
Susunan banyaknya rak bunga dan sebagainya.
Taehyung tak masuk, hanya berdiri di luar bangunan menatapi bu Jiwon yang berkeliling melakukan sesuatu. Tumpukan dari entah apa isinya itu, ia pegang erat di dalam kotak.
Taehyung terkekeh kecil, lalu mengusak tengkuknya canggung sebelum berlalu santai kembali ke parkiran motor. Dan kembali ke tujuan awalnya, ke kafe.
*
Taehyung memulai waktunya untuk bekerja dengan hati yang sumringah, sehabis bertemu secara tidak sengaja dan tanpa ketahuan dari aksi menguntitnya— mengintai bu Jiwon dan menemukan fakta lain dari *ibu nya itu membuat hatinya menjadi semenyenangkan area bermain.
Senyumnya meriah, menyapa teman-temannya tanpa sedikit pun mengurangi tarikan sudut bibir.
Taehyung menggantung tas nya di samping loker kecil di dalam ruang staff, lalu memilah kunci loker dari beberapa kunci yang dia gabungkan di dalam satu bulatan besi.
Termasuk kunci motor, kunci rumah, kunci kamar. Ia memasukkan kunci kecil itu di dalam pengunci loker, memutarnya dengan menimbulkan bunyi ctek yang cukup bising di tengah sepinya ruang.
Semua temannya sudah hadir, ada pula yang tengah membereskan pekerjaan untuk pergantian shift dengan Taehyung.
Taehyung meletakkan tasnya di dalam loker setelah mengeluarkan ponsel, lalu mengambil dasi kupu-kupu kecil dan pena.
Dia menyiapkan pena cadangan yang selalu setia tersimpan di sakunya, sebagai penjagaan jika pena kasir sedang dipakai yang lain atau hilang tiba-tiba dan kembali muncul saat jam kafe sudah menutup.
Kemudian Taehyung menutup lokernya kembali, menguncinya seperti sedia kala setelah memastikan semua barang bawaannya telah hinggap di dalamnya, tidak; Taehyung hanya membawa satu tas kecil saja.
Satu epron coklat yang tergantung di stand hanger, dan menukarnya dengan jaket yang baru saja dia lepaskan. Segera Taehyung kenakan epron, dan mengusap cepat keseluruhan pakaiannya agar lebih rapi, tak terlalu berpengaruh namun cukup membuat pakaiannya lurus.
Taehyung menarik nafas, dihembuskan dengan cepat lalu menarik kedua sudut bibirnya. Menciptakan senyuman cerah yang mempengaruhi isi hatinya.
Dia berjalan ke pintu, mengulurkan tangan untuk meraih knop dan didorong ke bawah sebelum tindakan itu terjeda, saat pintu ruang ganti staff dibuka seseorang dari luar.
Memunculkan temannya, wanita yang dua tahun lebih tua darinya sebagai kasir di shift pagi, wajahnya terkejut saat melihat Taehyung.
Kala Taehyung menyapanya dengan menyebut 'hai' pun dia tetap tak mengubah apa yang ada sebagai ekspresinya.
"Oh— hai Tae,"
Raut senang Taehyung memudar sangat lambat, tak disadari oleh temannya yang justru salah tingkah, mengusap kecil pelipisnya dan tak bergerak dari sana.
"Lo kenapa, kak?" Taehyung bertanya. Setidaknya dia menunggu selama 15 detik dalam keadaan hening untuk melihat apa kelanjutan dari tindakan temannya ini.
Dengan terkejut wanita itu melebarkan mata, lalu menggeleng cepat sebelum menyingkirkan diri, bergerak ke samping seakan mempersilahkan Taehyung untuk melanjutkan tujuannya dulu.
Taehyung menaikkan kedua alisnya, sebelum menghela kecil dan meraih knop pintu yang sempat tak jadi ia lakukan. Sebelum ia tekan knop pintu sebagai mula dari terbukanya papan kayu itu, temannya kembali mencegah dengan sebuah kalimat yang tentu tak akan Taehyung pahami saat ini.
"Gue harap sebelum lo tau, semuanya dah beres. Tapi kalo pun jadinya ngerugiin elo, gue bakal bantu buat cari kerjaan yang lain ya, Tae."
"Hah?"
"Dah sana. Bang Bogum tadi ke sini ngecek pastry." wanita itu melesat berbalik, menuju salah satu loker yang bukan miliknya.
Wanita itu adalah kekasih dari salah satu adik Bogum, bosnya. Yang tak pernah hanya sekali untuk mengambil apapun yang berada di dalam loker kekasihnya.
Tak terlalu Taehyung urus karena itu sudah biasa. Namun dia tidak pernah menunjukkan minat apapun pada Taehyung hingga membuatnya berkata demikian.
Wanita itu sulit diganggu privasi dan tidak pernah merecoki keberadaan orang lain dengan pertanyaan atau kalimat saran. Dia terlampau lurus dan teratur, yang membuat Taehyung tak menyangka akan menerima kalimat yang tidak bisa dia tanyai lebih lanjut.
Taehyung tidak bodoh untuk tidak paham dengan makna dari kalimat itu, apakah dia akan dikeluarkan, namun baru kemarin dia naik jabatan dan menerima banyak pujian dari Bogum.
Walau ada dua temannya yang mungkin sangat tidak setuju dengan keputusan itu, namun tidak akan ada yang bisa menggugat Bogum untuk memecatnya.
"Kak, gue gak bego. Tapi gue gak akan tanya apapun. Permisi kak." sekali lagi Taehyung harus menjeda tindakannya untum keluar dari ruang staff.
Yang membuat hatinya berdegup sangat kencang, matanya melotot walau tak dapat dilihat oleh temannya karena posisi Taehyung tepat menghadap pintu.
"Lo anak SMA?"
Ah. Kang Taehyung memang bodoh.
Taehyung menoleh, untuk melihat wanita itu yang tidak memandangnya. Namun juga tidak menggerakan apapun untuk sekedar pengalih perhatian seolah dia gagal menahan diri untuk tidak membicarakan ini.
"Kak–"
"Gak usah jawab gue. Gue gak mau denger. Cuman," wanita itu menjeda kalimatnya, sebelum kepalanya menoleh ke kiri. Menatap Taehyung dengan kernyitan pada kedua alisnya.
"Persyaratan utama, gak ada yang masih sekolah. Dan bang Bogum benci pembohong, Tae."
tbc
27.01.22
Maaf typo🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Fiksi RemajaTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...