N - 15
'Dan hari ini, dijatuhi bahwa pewaris sementara Keuntae Company, adalah Kang Mingyu.'
Mingyu berdecih, "Dijatuhi? Macem kriminal aja gue. Untung pake poto ganteng. Duh duh susah ye jadi orang penting." ocehnya kemudian mendengus.
Tayangan berita hari ini dipenuhi berbagai pose wajah rupawan Mingyu yang berbeda-beda, semuanya foto terpilih yang dia unggah di sosial media pribadinya. Melihat sekali lagi membuat Mingyu berdecak remeh, apa pekerja di stasiun tv tak memiliki pekerjaan penting lain hingga menemukan foto kerennya dari sosial media. Mingyu lebih senang jika mereka menggunakan pas poto biru karena terlihat lebih profesional.
Dengan jengkel pemuda yang akan menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu kemudian baik di sosial media atau sekolahnya mengambil remot, menekan tombol ON/OFF untuk mematikan tv dan lekas beranjak.
Melangkahkan kaki untuk ke luar rumah, namun diurungkannya pada detik itu juga ketika dia putar haluan kakinya mengarah ke arah sebaliknya, mengunjungi ruang luas yang berada di sudut rumah dan mengintip sebelum membuka pintu dengan perlahan, memperlihatkan sosok ayah yang sedang amat sibuk dengan kanvas 4 meter yang sedang dia fokuskan.
Mingyu menghela nafas, bahu kirinya menyender di pinggir pintu yang terbuka, "Enak bener idupnya santai." total membuat suara meremehkan seolah hanya pekerjaannya saja yang penting.
Dia mendapati lukisan ayahnya hampir selesai pada titik yang tidak Mingyu pahami.
Mendengar celetukan dari tamu tak diundangnya, ayah Mingyu menoleh, melempar kuas kecil di tangannya. Sehingga membuat Mingyu harus berusaha mengelak, berdecih dan memeletkan lidahnya sebagai ejekan bahwa sang ayah tidak berhasil mengenainya. Kuas kecil itu terjatuh di lantai, cat biru tua terpercik di lantai, dan sudah diyakini akan memerlukan waktu untuk membersihkannya jika mereka tidak segera menyingkirkan itu.
"Gue tu mau buat perusahaan sendiri. Bukan jalanin perusahaan orang, ngerti gak si lo." celetuk Mingyu sekali lagi, dengan nada merengek yang terdengar menyebalkan di telinga Kang senior.
Ayah Mingyu atau kakak tiri pemilik Keuntae Company itu menggeram, beranjak dari kursi kecilnya dan berlari mengejar anaknya yang sudah berlari ke sisi lain, pria itu berteriak, "Ngomong pake 'gue' sekali lagi ayah denger, muka kamu ayah kuasin ya ming!"
Dum!
Mingyu menggapai pintu kamarnya dan masuk ke dalam, mengunci diri dengan kekehan besar karena berhasil mengerjai sang ayah.
Membiarkan pintunya digedur cepat dan teriakan sang ayah memanggilnya dengan kesal membuat Mingyu tidak berhenti terkikik sendiri. Pada menit ke tiga, geduran pintu tidak lagi terdengar, suara ayahnya juga tak sekeras sebelumnya.
Membuat Mingyu mengambil keputusan untuk membuka pintu dan meminta maaf seperti yang sudah-sudah. Saat pintu terbuka, ayahnya berdiri dengan decakan, Mingyu menggaruk tengkuknya dengan cengiran jahil, sebelum merasakan tangan sang ayah berada di pucuk kepala dan mengusapnya pelan.
Mingyu terdiam sejenak sebelum menatap kembali binar wajah itu, "Belajar, ambil manfaatnya. Entar buat perusahaan sendiri." ujar ayah Mingyu sebelum mengecup dahi anaknya.
Dirasa sudah menyampaikan isi hatinya, ayah Mingyu kembali masuk ke teritori kekuasaannya, melanjutkan lukisan yang akan selesai dalam beberapa jam. Meninggalkan Mingyu yang masih berdiri menunggu hingga punggung ayahnya hilang dibalik pintu ruangan itu.
Mingyu mengunci pintu kamarnya lagi, menekan punggung pada sisi pintu sebelum merosotkan diri dan menghela nafas pelan, "Taehyung, taehyung. Papa lo ngeselin banget anjir." gumamnya, beberapa detik kemudian merasakan sakunya bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Fiksi RemajaTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...