N - 24

717 113 25
                                    

N - 24

Tak tak

Bunyi sesuatu di dapurnya membuat Taehyung terbangun, dalam dua detik dia biarkan matanya masih terpejam, secara perlahan terbuka dengan erangan lelah pada bahunya.

Pemuda itu renggangkan tubuh sebelum membuka mata penuh lalu mendudukan diri.

Menggaruk surainya yang berantakan malah memperparah, lantas menguap mendinginkan suhu otak yang terlalu panas juga meregangkan rahang serta meningkatkan aliran darah ke leher, wajah, dan kepala. Dia merinding karena suhu udara yang dingin membuatnya sadar bahwa gelap telah meraup hari.

Taehyung tentu tak lupa bahwa dia memiliki tamu yang tak makan apapun dan tidur setelah teh buatannya tumpah ruah.

Saat dia menoleh ke kiri, ke sisi dapurnya yang indah sekali (bohong), menemukan seonggok kelinci, ralat; si adik kelasnya yang sedang menuang air galon ke dalam panci, serasa cukup dia letakkan panci di atas kompor yang hidup, kemudian mengambil dua cangkir di lemari bawah kompor, di tangannya ada dua sachet susu dan oatmeal sudah disobek yang Jimin beli untuk tambahan persediaan Jimin dan Taehyung saat begadang.

Taehyung menoleh ke ranjangnya yang kosong, tak temukan siapapun di sana, setelah sadar sepenuhnya dia memang ditinggalkan bersama Jungkook saja.

"Orang-orang mana?" Taehyung bersuara dengan suara serak khas bangun tidur, dia harus segera minum air putih untuk melancarkan tenggorokan begitu Jungkook menoleh penuh padanya. Pemuda bermarga Jo itu terlihat kaget, mungkin dia pikir Taehyung belum bangun.

"Lagi beli makan." kembali mengalihkan atensi pada air yang mendidih sebelum mematikan kompor. Air tersebut dituangkan pada cangkir yang sudah berisi bubuk minuman.

Sementar itu Taehyung beranjak setelah angguki Jungkook sebagai balasan, pemuda itu mengambil beberapa bantal di sampingnya untuk dia letakkan dan susun rapi di ranjang, lalu menggulung dua kasur di lantai dan merapikannya di dalam lemari.

Jungkook selesai dengan pekerjaannya, menghampiri Taehyung dan memberikan cangkir itu.

"Ini."

Sebelah alis Taehyung terangkat, mempertanyakan tapi mungkin Jungkook berpikir bahwa Taehyung menuduhkan tak sopan dengan menggunakan bahan di kos nya. 

"G-gue udah izin dan dibolehin sama Jimin." dia gugup, dan Taehyung entah harus terhibur atau bertanya mengapa Jungkook menjadi canggung.

Namun alih-alih menjahilinya, Taehyung menerima cangkir itu, dan duduk di tepi ranjang dengan Jungkook yang berdiri bimbang.

Detik itu juga, Jungkook mengambil tempat di lantai, dimana Namjoon duduk sebelum tidur, dan mengundang Taehyung untuk tertawa, mengejeknya.

"Sini samping gue. Di lantai dingin." pemuda itu menoleh ke atas kiri, melihat jam dinding, "Jam setengah delapan astaga gue gak sadar."

Lalu kembali pada Jungkook, "Yang lain bakal balik sini gak? Mereka bilang apa sebelum pergi?"

"Gak tau, bilangnya cuma mau beli makan aja."

Taehyung mengangguk, "Yaudah lu sini samping gue duduk, dingin di lantai." pintanya ulang.

"Gak papa, di sini aja." balas Jungkook menggeleng pelan, meminum minumannya sama pelannya. Terlihat jelas memalingkan muka seakan tidak mau Taehyung melihat ekspresinya.

"Dih, kenapa sih lu. Kayak sama siapa aja, gak akan gue jahatin lah."

Jungmook terkejut, terbukti dengan raut wajahnya, menatap Taehyung dengan mata melebar.

Netra bulat itu seolah menyaingi kelinci sangking lucunya, berkaca-kaca namun juga tampak tegas.

"K-kitakanlagiribut." balas Jungkook cepat tanpa jeda.

Nethink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang