N - 5

829 101 9
                                    

Harsh word!

Kata kasar!

Jangan ditiru plis!🙏

N - 5

Jungkook menutup pintu kamarnya, jaket denim hitam, sepatu boots hitamnya dengan topi hitam terpakai menutupi mata.

Pemuda bermarga Jo itu sudah memiliki janji untuk bertemu dengan teman-temannya. Mereka akan berpesta dengan cara anak muda, namun mengerti maksud dari kalimat Yeonho, Jungkook meralat mereka dengan traktiran yang lain.

Sebenarnya, dia tidak terlalu suka berkumpul dengan teman di malam hari hingga larut, atau pun keluar rumah saat rembulan sudah duduk di singgasana gulita.

Namun, pengecualian untuk hari ini. Tak ada salahnya meladeni keinginan teman-teman baru di sekolah barunya.

Apalagi keantusiasan Seunghyun dan juga Yugyeom, dan suara besar Mingyu yang senang dengan ide itu. Kalau kata Mingyu, ini adalah acara penyambutan kepindahan.

"Jungkook?"

Suara wanita yang Jungkook dengar dan kenali dari balik punggungnya, bunyi tek menandakan dia sudah selesai mengunci pintu kamar. Mencabut kunci dan segera berbalik hendak pergi.

Namun wanita itu mencegatnya dengan terburu-buru, memegang tangan Jungkook.

"Lepas."

Gugup tentu saja, jantungnya berdegup kencang karena menerima banyak sekali aura penolakan dari si anak tiri. "Mau kemana kamu nak?"

Kalimatnya adalah pertanyaan yang wajar, sebab memang sedari awal Jungkook sangat jarang keluar dalam keadaaan malam, itu pun dia akan pergi menemui kolega sang ayah untuk dikenalkan sebagai calon penerus pimpinan perusahaan.

Walau saat di rumah pun, Jungkook tak akan keluar dari kamarnya.

Tak perlu repot untuk menjawab, Jungkook membenarkan posisi topi sebelum berlalu untuk menuruni tangga. Namun sang ibu tiri tak ingin menyerah sebelum mendapat sebuah jawaban yang harus dia berikan kepada suaminya.

"Nak bilang sama bunda mau kemana"

"Lo ... bukan bunda. Jadi sebelum gue marah, jangan sebut 'bunda' lagi."

Sungguh, Jungkook memang sudah biasa memberikan kalimat yang pedas untuknya walau dan tidak pernah satu kalipun dia mengumpat.

Namun ibu tirinya tidak pernah terbiasa akan kalimat yang selalu Jungkook berikan hanya untuknya. Kalimat kemunduran, yang memaksanya untuk tidak maju pada Jungkook.

"Maafin ya nak. Tapi, bisa bilang kamu mau kemana?"

"Dan stop untuk ikut campur. Kita gak ada hubungan sama sekali."

"Kasih tau ya, ayah kamu harus tau kemana kamu ya nak?"

Jungkook menoleh tak percaya, air muka memerah menahan dirinya untuk tidak meninju sesuatu di sekitar.

"Lo mau nyari muka ya? Gue minta tolong, jangan." suaranya ditekan, mata yang mulanya kering itu sedikit berair.

Setelah mengucapkan hal itu, Jungkook dengan cepat menuruni tangga.

Dengan rematan pada gumpalan tangan Jungkook, nafasnya memburu, pikirannya keruh, dan Jungkook tidak dalam suasana hati yang baik.

Jejak kaki yang ditinggalkan bersama hati yang hancur, menatap perih dengan perasaan yang teramat sedih.

Kapan Jungkook akan menerimanya.

-----------------------------

"Jo Corp?"

Nethink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang