N - 27
Sore meraup siang, yang mana membuat rasa lelah dari pergerakan tubuh yang tiada henti terasa.
Taehyung usap peluh keringat di dahinya, menggunakan handuk kecil yang tersedia bersih di lemari kecil handuk khusus milik mereka, yang selalu dibawa kemanapun mereka injakan kaki, walaupun baru kali ini mereka dapat latihan di tempat berbeda selain ruang latihan teater sekolah.
Jungkook hampiri pemuda itu, memberikan sebotol teh dingin yang langsung Taehyung terima.
"Cepet banget balik? Lo gak ekskul?"
Jungkook menenggak minumannya sambil menggeleng guna merespon Taehyung.
"Mau liat latian." katanya setelah merasa lega karena hausnya menghilang.
Taehyung berdecih, "Dih. Bisaan banget lo."
"Oh iya. Nyokap mau nonton entar."
Mata Taehyung melotot, "Sumpah?! Sumpahsumpahsumpahsumpah."
Bibir lawan bicaranya merapat yakin, lalu mengangguk satu kali, "Heem."
Taehyung beri botol air minumnya, meminta dipegangkan tanpa suara, lalu mengusak rambutnya kasar, "Giling, gue gugup."
"Kenapa si luu. Biasa aja kali, anggep aja emak lu yang mau nonton." protes Jungkook, meminum minuman Taehyung yang belum disentuh pemilik, sejenak terkejut, lalu terkekeh sendiri dengan kesalahannya saat Taehyung tak pikirkan apapun selain kehadiran ibu Jungkook yang dia anggap penting.
"IYA KARENA ITU!" Taehyung terpekik.
Sebelah alis Jungkook terangkat, "Lo gak mau, gue bisa batalin."
"Ya jangan gitu dong." rengek Taehyung membuat Jungkook berdecih, "Ya jadi masalahnya dimana."
"Gue takut gak mempersona," ujar Taehyung bercicit lagi-lagi membuat Jungkook berdecih, "Gak jelas."
Tak berminat menanggapi apapun yang Taehyung pusingnya, pemuda itu menoleh ke sisi kiri dimana terdapat pemuda asing yang sedang berbincang dengan wakil Seokjin.
"Siapa?"
Taehyung ikut melirik ke posisi sana, juga menemukan Jisoo dan seorang anggota tim baru mereka atau adiknya bang Jino, Jeka, jika Taehyung tidak salah ingat.
"Je ... ka? Iya Jeka kalo gak salah."
"Cowok songong waktu itu." decih Jungkook, mengingat saat mereka mengantar pesanan ke rumah bang Jino, lalu menoleh pada Taehyung, "Kayak lu."
"Apa si bocil." sahut Taehyung melempar handuknya pada Jungkook, kemudian berlari jauh karena sudah pasti Jungkook akan mengejarnya, lalu menangkap dan memukulnya.
Tingkah keduanya tak luput dari Jimin, yang sedari tadi duduk santai di salah satu kursi, menatap mereka dengan hela nafas kecil, "Ck, ck, ck. Gak ada dewasanya sama sekali, kayak gue dong, kalo cape ya duduk walaupun gue gak ngapa-ngapain."
Namun setelahnya dia menerima cetukan kepala dari Yoongi, "Bego."
"SALAH GUE APA SIH BANG!" pekik Jimin kuat (yang sangat tidak jelas) mengejutkan semua orang.
Tak terkecuali Jeka, yang cepat menoleh ke sumber suara, menemukan beberapa kekacauan dari beberapa anak SMA di sana.
Jisoo berdecak di depannya, lekas mengambil alih atensi Jeka agar tak menghiraukan orang-orang di sana.
"Maaf ya bang Jeka, agak ribut di sini. Biasalah, sulit ngendaliin satwa liar." ucap Jisoo main-main yang mengundang tawa bagi Jeka, membuat gadis cantik itu tertegun, agaknya jika dia tak ingat sudah punya pacar maka dia bisa jatuh cinta lagi.
"Jadi h-1 gue juga ikutan nginep di asrama Cempaka?" tanya Jeka, menyudahi tawanya.
"Iya bang bener. Lo juga mulai poto-poto di latihan terakhir di sana. Acara besoknya gak akan sampe sore kok bang,"
Jeka mengangguk, paham sudah mengenai susunan acara yang diterangkan wakil dari pemilik acara.
Agak takjub juga mengenai betapa besarnya progres yang dilakukan siswa SMA untuk menjalani ujian akhir dan sedikit banyak bersyukur bahwa sekolahnya dulu tidak melakukan hal yang sama, mereka melaksakanan ujian akhir seperti pada umumnya.
"Oke gue ngerti."
"Oke bang. Lo bisa keliling lagi. Sorry bang, gue gak bisa nemenin lu, harus urus yang lain juga."
"Gak, gak, gak papa. Gue bisa sendiri. Thanks ya Jisoo."
Jisoo mengangguk senang, "Gue tinggal ya bang."
Setelahnya Jisoo hampiri kameramen mereka, mengecek apakah ada yang perlu dilakukan lagi, apa tim nya memerlukan sesuatu, jika iya, maka Jisoo harus laporkan segera pada Seokjin.
"Gak ada sih, cuma gue mau rapat lagi aja."
Jisoo angguki sebagai tanggapan.
Saat ini mereka berada di gedung teater Cempaka. Melakukan pelatihan besar-besaran yang diketuai oleh Jisoo. Gadis itu sangat sibuk dengan tidak adanya Seokjin, namun begitu detail dan tertata pekerjaannya sehingga membuat orang-orang tak akan khawatir jika Seokjin tidak ada.
Dan beruntungnya, Seokjin tetap melakukan tugasnya dengan sangat baik, tak hanya mengatakan pada Jisoo bahwa mereka hanya perlu datang dan latihan seperti biasa, dan benar saja, semua urusan penyewaan sudah diurus Seokjin dengan sangat baik.
Pemuda itu bukan hanya habiskan tenaganya hingga lelah, namun tabungan dan tunjangan dari orang tuanya pun lenyap demi keberhasilan ujiannya.
Mungkin karena itulah orang-orang begitu bekerja keras dalam melakukan tugas mereka masing-masing, apalagi setelah Taehyung bergabung, seperti ada magnet di belakang punggungnya sehingga apa yang Taehyung lakukan untuk tim menjadi contoh bagi yang lain.
Pemuda itu jauh lebih memuaskan di awal minggu kedua ini yang mana pada mulanya Jisoo merasa cemas tentang waktu latihan mereka yang selalu tersedot dan singkat ini mengingat perubahan dadakan jadwal ujian Seokjin yang dipercepat secara brutal.
Jaraknya satu bulan, setelah ujian Seokjin terlaksana, ujian siswa kelas Seokjin lainnya baru diadakan satu bulan setelahnya.
Tring
Telfon berdering, segera Jisoo angkat setelah membaca nama Seokjin sebagai kontak pemanggil. Ia letakkan ponselnya di samping telinga sebelum berucap,
"Halo kak."
"Dimana lu?"
"Ya dimana lagi, di Cempaka. Kita latian gede hari ini."
"Lah gak usah begitu. Entar tepar baliknya."
"Bukan gue. Salahin Taehyung lo itu yang jadi indukan anak anak buat latihan total."
"Astagaaa. Udah bener gue bilangin tu bocah latihannya kayak biasa aja. Sekarang lagi ngapain?"
"Lagi kejer-kejeran ma Jungkook, udah beres sih semuanya, mau makan abis ini."
Ada helaan nafas di seberang sana sebelum Seokjin berucap, "Yaudah gue otw. Makanannya juga otw, cepet ambil soalnya gue pesen banyak."
"Ya ampun bang, kita udah pesen." Jisoo kaget, sebab makanan yang dia pesan sudah berada dipertengahan jalan.
"Gak papa. Makan banyak aja biar sehat."
Tbc
Maaf ya dikit banget😭
Aku libur, tapi gak kayak libur.. Jadi gak sempet buat nulis, atau kalo sempet malah ilang ide 😭
11.07.22

KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Genç KurguTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...