N - 20
Taehyung lagi-lagi berhadapan dengan Jungkook.
Saat Taehyung berpikir Jungkook datang sendiri mencari masalah dengannya, Jungkook justru lebih dulu menuduhnya, "Kayaknya lo terobsesi sama gue."
Alis Taehyung mengerut, total tak paham susunan kalimat dengan maksud apa yang Jungkook ucapkan.
Dibanding Taehyung yang tak tunjukkan ekspresi, Jungkook malah berdecih dan meremehkannya. Menunjukkan dari raut yang seolah Taehyung tak layak untuk ditatap. Jika Taehyung tak terbiasa, mungkin dia akan terpancing dan pertikaian fisik terjadi.
Berada di atap sekolah, seharusnya mereka tahu bahwa tempat ini menjadi favorit banyak orang sebagai warga sekolah. Tak hanya sepuluh dua puluh orang, hampir sebagian besar menyukainya.
Dan Taehyung harus mengalah, karena di posisi ini Jungkook lebih dulu sampai, pemuda itu mungkin sudah berdiri dengan pandang yang tertuju pada lapangan bawah dengan menopang kedua tangan di semen besar sebagai pagar ujung atap, lalu menoleh saat terdengar suara dobrakan pintu di hening dalam hembusan angin deras.
Didobrakan karena engsel pintu yang tidak berfungsi satu, butuh sedikit tenaga untuk membukanya.
Bukan pergi, Taehyung langkahkan kakinya, mengarah pada Jungkook yang membuat pemuda itu berbalik penuh dan memberikan tatapan tajam, Taehyung berhenti berjalan lalu menghela nafas dan mengambil tempat lain.
Taehyung berani bersumpah, dia tidak berniat untuk melakukan apapun yang mengganggu Jungkook.
Hari menjelang sore, ini adalah waktu ekskul dimulai dan biasanya saat ini Taehyung sudah tak berada di wilayah sekolah untuk pergi bekerja, namun kini dia sudah dipecat, dan tidak memiliki alasan kuat untuk pulang lebih dulu.
Taehyung tidak dalam mood untuk mendekam di indekosnya, atau berjalan random ke tempat asing untuk habiskan masa sore, dan Jimin tak ada di tempat untuk menemaninya.
Namun, dibanding dia masuk latihan ekskul teater dan mengejutkan banyak orang karena mungkin tak ingin dia berada di sana, Taehyung memilih mengikis sore hingga senja di atap. Menunggu Jimin untuk pulang bersama jika pemuda itu selesai dengan latihan tarinya.
Saat Taehyung menoleh untuk melihat apa yang Jungkook lalukan, dia menemukan bahwa Jungkook tak alihkan wajah, tetap menatap ke arahnya dengan kesal. Membuat ia bertanya-tanya, sebagai seorang anak baru, mengapa Jungkook terlalu blak-blakan menunjukkan ketidaksukaannya, mereka bahkan hanya orang asing sebelum bertemu sebagai salah satu siswa SMA Mawar, dan Taehyung raza dia tak punya hutang budi apapun pada Jungkook.
Taehyung biarkan waktu berlalu, menunggu apakah ada yang ingin Jungkook katakan padanya, namun hingga menit ke sekian yang tidak Taehyung hitung, Jungkook justru mendengus dan berdecak, lalu berdecih bahkan meludah.
Taehyung kernyitkan dahi, tak tahan dengan perilaku orang di seberangnya, dia membuka suara, "Lo tuh kenapa si anj–" Taehyung hentikan umpatannya, lalu menghela anfas, "Lo kenapa ngeliatin gue begitu."
"Lo mengganggu." jawab Jungkook cepat.
"Gue gak ngapa-ngapain padahal." kedua alis Taehyung terangkat, mengambangkan kedua tangannya di kanan dan kiri.
"Lo diem aja ganggu, apa lagi ngapa-ngapain." ketus Jungkook.
Taehyung menarik nafas, mengatupkan bibirnya dan memejamkan mata, mengumpulkan energi kesabaran yang dia simpan rapat-rapat. Taehyung tidak boleh terpancing dengan pembicaraan kekanakan ini.
"Oke." pemuda itu membuka mata, menatap Jungkook biasa, "Gue pergi ya." ucapnya, tersenyum. Lalu merubah senyuman itu secepatnya, berdecak dan berbalik pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Teen FictionTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...