N - 8
"Eh Taehyung? Mau kemana? Duh kakak mau minta tolong padahal."
Taehyung menoleh, tangan yang memegang kunci rumah minimnya masih berada di pintu. Menatap dengan raut bingung akan kehadiran tak terduga tetangganya.
Shin Nala, atau yang sering Taehyung panggil Kak Nala, "Iya kak. Baru mau otw. Minta tolong apa kak?"
Nala mengangguk, kemudian berujar, "Bang Juno berangkat pagi tadi."
Taehyung terkejut, pasalnya yang dia ketahui bahwa suami dari kak Nala ini akan terbang menuju ke tempat kerja barunya dalam 1 bulan lagi, itu pun Nala sendiri yang menceritakannya.
"Lah kok cepet, bukannya bulan depan, ya?"
"Dipercepat, baru dua hari lalu dikabarin. Jadi langsung bera.ngkat." Nala memasang air muka sedih. Tampak sekali dia tidak rela, namun juga ada kelegaan dari ekspresinya.
Suami Nala berhenti kerja di tempat lama, dengan alasan tidak nyaman dan rindu dengan anak-anak.
Bang Juno memang seperti itu, selalu mengejutkan istri dan keluarganya dengan tindakan tanpa kompromi itu. Namun, Taehyung tau, bang Juno tidak akan meruntuhkan keluarganya di bidang ekonomi, dia pasti sudah mempersiapkan banyaklah.
Seperti saat ini, mendapat pekerjaan yang lebih memuaskan dibanding tempat kerjanya dulu.
"Yaah." terdengar nada lesu, membayangkan hari tanpa pasangan itu yang selalu heboh di rumah sebelah membuat Taehyung sedikit merasa sayang.
Nala mengangguk, "Kakak sih gak papa Ta, kan udah biasa ditinggal-tinggal, tapi masalahnya itu ..." ada keraguan dari suara Nala, matanya berkedip ragu saat Taehyung sudah jatuhkan fokusnya pada Nala.
"Iya kak?"
"Nah masalahnya. Harusnya bang Juno tuh nganter Dabin sama Eunsang buat les sore."
"Loh? DaSang les, les apa? Aku baru tau."
"Udah lama didaftarin, tapi baru masuk hari ini aja." Nala mengatupkan bibirnya setelah itu.
Taehyung paham, jadi kak Nala bingung siapa yang harus mengantar anak-anaknya pergi les di saat dia harus mengurus bayi kecilnya.
"Nah Tae, kamu mau gak nganter jemput DaSang setiap sore buat les membaca?"
Taehyung terkesiap, dia kaget. Bukan karena permintaan dari Nala, namun pikirannya sudah mulai menjalar ke semua kegiatannya.
Sudah dipastikan, walau mau pun Taehyung tak bisa menuruti permintaan itu.
"Duh kak, kayaknya emang gak–"
"Gaji kamu di kafe berapa?"
Taehyung terdiam, tak paham mengapa Nala menanyakan gajinya, "Eee, gimana ya kak. Cukup sih untuk sekolah dan hari-hari Tae makan."
Ekpresi Nala terlihat sedih, ia menggigit bibir bawahnya dengan mata melihat sekeliling. Mencari kalimat yang pas untuk membujuk Taehyung.
"Diatasnya, kakak kasih kamu lebih besar dari gaji kafe kamu?"
"Hah? Maksud kakak?"
"Duh Tae, kakak cuma gak mau percayain orang lain untuk anter jemput DaSang. Kakak tau kamu kerja, tapi kakak cuma kepikir kamu aja untuk ngemban tugas penting ini." Nala mengungkapkan kalimatnya dengan wajah meyakinkan, sedikit mendramatisir yang Taehyung tangkap, dan ada kesedihan di sana, cara yang Nala gunakan untuk membujuk Taehyung.
"Maaf kak. Aku kayaknya tetep gak bisa, di kafe itu ada semacam kontrak. Terus aku juga sudah setuju untuk sama kafe itu sampe 4 bulan ke depan."
Dan sepertinya, Nala sudah memutuskan untuk menyerah. Ia mengangguk, "Yaudah gak papa. Kakak cara lain aja nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nethink [END]
Teen FictionTaehyung, siswa SMA Mawar yang selalu dibicarakan setiap harinya mengenai latar belakang, perilaku, sikap dan sifat buruknya. Teman karib, Jimin yang setia selalu ada di sisinya walau pertengkaran tak pernah selesai. Jungkook, siswa pindahan yang m...