11. Remember || New Part

70 23 5
                                    

Happy reading all

"Na"panggil seseorang dari belakang. Hufft pasti kalian tahu dia siapa.

Iya, Nathan.

"Kenapa"jawab Nana, sembari menyedot minuman yang ia beli saat di kantin.

"Nana"panggil seorang laki-laki jangkung.

Ahh sial kenapa harus datang sekarang, Nana benci jika mereka bertengkar. Semoga saja ia tidak marah.

"A-ah Haris..."ucap Nana gugup.

"Nana bakal pergi bareng gue, kalo bisa Lo ajak cewek lain aja"Ujar Haris berbicara kepada Nathan.

Laki-laki itu menarik tangan Nana, mengajak nya pergi dari hadapan Nathan. Nana sangat membenci mereka jika sudah bertemu, Mereka juga hampir bertingkar waktu itu.
Ahh sudah lupakan saja.

"Ris"Panggil Nana kepada kekasih nya itu.

"Kenapa?"Haris menyaut.

"Lo kalo ketemu Nathan tatapan nya biasa aja dong, Gue takut"ucap Nana.

"Gue benci Ama dia"jawab Haris dingin.

"Ahh iya Gue tau Lo benci Ama Nathan, T-tapi kalo ketemu tatapan nya biasa aja dong, Lo kalo natap kek ngajak gelud tau"Nana mengerucut kan bibir kecil nan tipis Nya.

"biar gue gak gitu, Lo jauhi laki-laki itu"Haris berujar.

"Gue gak Deket sama dia kok, kan gue tadi di panggil yaudah aku nyaut, masa di panggil gak nyaut, gak sopan tau"Nana mengendus geli.

Haris menghela nafas, mungkin diri nya terlalu cemburu. Ia merasa bersalah jika begini.

Haris menyenderkan punggungnya di dingding. by the way mereka sedang di rooftop, entahlah kenapa Haris mengajak Nana ke rooftop sekolah mereka.

Nana menatap langit, Langit Jakarta yang indah dan gedung-gedung tinggi di sana.

"Na"Panggil Haris nya.

Nana menjawab dengan deheman, dia masih asik melihat pemandangan Jakarta.

"Sebenernya gue udah pertimbangin sih"

Seketika Nana langsung menoleh ke arah Haris, ya tuhan apakah ini mimpi? Nana menepuk-nepuk pipi nya "sadar net jangan mimpi nanti gila"

Haris memegang tangan Nana, mengehentikan apa yang dia lakukan.

"Dengerin gue dulu cui"

Nana pun langsung berhenti memukuli pipi nya yang gembul itu.

"Gue bisa..."

"Nerima Lo"Lanjut Haris.

"Nerima gue sebagai cewek Lo?"

"Iya..."

"Dan... Gue punya rasa ternyata setelah gue pikir-pikir, ini waktu nya untuk Nerima Lo"

"Gue gabisa berkata-kata"

"Jadi sekarang gimana?"Lanjut Nana.

DEJA VU || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang