34. Revealed

21 9 3
                                    

Happy Reading♡

"Nat..."

"Kenapa?"

"Boleh nanti kita ketemuan?"

"Dimana"

"Happy caffest"

"Siapp!"

"Okey, sekarang awas loe kalo lama!"

"Siap tuan putri"

Seketika pipi Nana merona mendengar nya, dasar Yanto. Mereka pun memutuskan telepon secara sepihak.

Nana langsung berganti baju. Pakai simple saja soal nya cuma ke kafe.

Ia langsung bergegas menggunakan motor beat nya. Benar-benar cuaca sangat terik hari ini untung saja dirinya sudah memakai sunscreen kalau tidak sudah hitam dan akan memerah kulit nya.

Sampai lah ia di Cafe yang selalu ia kunjungi memang menu nya sangat enak semua nya yang di sajikan di cafe ini sudah menjadi sajian favorit Nana.

Ia pun masuk ke dalam cafe di sambut lah ia oleh paman yang pasti nya sudah mengenal nya sejak lama karena ia juga kerabat dari papah Nana.

"Papah mu sudah pulang?"

"Udah om, kemarin"ucap Nana dengan senyum manis nya.

"Owh, kabarin buat papah mu yah, ah! Kamu mau pesen apa?"tanya si om.

"Pesan minuman vanilla latte dua om"ucap Nana.

"Ada lagi?"

"Ngga om, itu aja hehe"

"Baik, om buatin dulu ya kamu duduk aja"

"Siap om"

Nana pun pergi dari meja kasir dan duduk di kursi minimalis dengan kayu yang pasti harga nya mahal. Ia duduk di dekat jendela memperlihatkan jalanan dan Universitas Teknologi di sebrang nya.

Lagu yang selalu mengalun Dan pastinya membuat Nana merasa nyaman karenan ia selalu menyukai apapun yang berhubungan dengan musik.

Tak lama Nathan memunculkan batang hidungnya di pintu masuk kafe. Sebenarnya agak telat tapi Nana juga mengerti rumah nya cukup jauh dari kafe.

Baru saja Nathan duduk pegawai dengan memakai costum pistachio sembari membawa dua gelas vanilla latte.

"Terimakasih"ucap Nana sambil tersenyum dan senyuman itu di balas oleng si pegawai.

"Lo suka vanilla kan?"tanya Nana.

"Suka kok"

"Apa yang gak Lo suka?"

"Strawberry"

"Okey"

Seperti nya Nana Terlalu banyak basa-basi.

"Btw kenapa Lo suruh gue datang ketemu Lo? Ada yang mau di omongin?"

"Ada!"

"Lo dulu punya kaitan apa sama Haris?"

"Perlu gue ceritain?"

"Banget, Nat"

"Sebenarnya semua ini terjadi ketika nyokap gue nikah sama bokap nya Haris seketika Haris benci begitu aja sama gue. Gue juga dari dulu ngga pernah Nerima pernikahan itu karena nyokap gue selingkuh sedangkan bokap gue sakit-sakitan dan butuh berobat"

DEJA VU || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang