CHAPTER 02

1.3K 249 64
                                    

Liu Meng
As
Tameiko Bianca Adiwangsa

Liu MengAsTameiko Bianca Adiwangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

Bianca meraih tas dan kunci motornya. Sebelum berangkat, ia memastikan bahwa pintu telah terkunci. Bianca menuruni tangga menuju parkiran sambil bersenandung.

"Good morning, Minion!" Sapa Bianca pada sepeda motor antik miliknya.

"Mobil siapa nih?" Guamanya melihat mobil asing terparkir di samping motornya.

Bianca berkaca pada pantulan jendela mobil tersebut sambil menyisir rambut dengan tangan.

"Busyett.. Cakep bener gue! Pantes cewek-cewek pada nyantol." Puji dirinya sendiri dengan tingkat kepercayaan diri stadium akhir.

Tiba-tiba kaca mobil tersebut terbuka. Bianca mematung ketika wajah Samuel muncul dari balik jendela. Samuel duduk di kursi driver dengan mengenakan seragam putih abunya.

"Heh! Ngapain lo?!" Tegur Samuel dengan ekspresi jijik.

"Eh, Samsul? Kabar gimana, bro?" Sokab Bianca begitu tau orang itu adalah Samuel.

"Samsul samsul! Nama gue Samuel, oneng!" Kesal Samuel.

Samuel William Sugandi. Anak semata wayang Pak Sugeng Sugandi, juragan kost-kostan kebanggaan mahasiswa. Samuel atau yang Bianca kerap panggil Samsul merupakan siswa sekolah menengah atas tahun terakhir. Tak hanya itu, Samuel juga merupakan haters terbesar Bianca. Dengan hanya melihat wajah Bianca saja, ubun-ubun Samuel seketika terasa terbakar.

"Mau Samuel kek, Samsul kek, Samsung kek, pokoknya sama aja. Btw, mobil baru nih?" Tanya Bianca sembari menyandarkan sikunya di jendela mobil.

"Jauh-jauh lo dari mobil temen gue! Ntar lecet, lo mana sanggup ganti rugi!" Sinis Samuel menyingkirkan tangan Bianca dari mobil tersebut.

"Dih! Mobil minjem doang songong!" Sindir Bianca melipat kedua lengannya di dada.

"Bodo amat! Sono pergi lo! Gue telat sekolah nih gara-gara lo!" Usir Samuel.

Tanpa menunggu respon Bianca, Samuel kemudian menutup kaca jendela. Sebelum menancap gas, Samuel menekan klakson kencang membuat Bianca tersentak mundur. 

BROOM. Tak lupa juga ia memberi sedikit kecupan selamat pagi pada Bianca berupa asap knalpot dan berlalu begitu saja meninggalkan Bianca di terbatuk-batuk.

"Uhuk uhuk uhuk!" Batuk Bianca mengibas-ngibas tangan mengusir asap tebal tersebut.

Samuel tertawa terbahak-bahak menyaksikan Bianca dari balik spion.

"Ck. Untung lo anak juragan kost! Kalau bukan, sudah habis lo sama gue!" Geram Bianca meninju udara.

"Cuma lo yang baek ama gue! Jadi jangan mogok lagi yaa? Muach!" Ujar Bianca mengecup spion minion, si antik berwarna kuning.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang