ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk Bian

CHAPTER 22

Jangan lupa sholat jumat
Agar jodoh semakin diperdekat
Selebewww~~

-Jaynudin

°~Happy Reading~°

Bianca mendorong sebuah pintu berbahan dari kaca.

"Selamat datang di Honey's Bakery! Ada yang bisa saya bantu, kak?" Sambut seorang wanita muda dari balik etalase.

"Tolong dua tiramisu cake dan satu lapis legit medium!" Pesan Bianca.

Saat ini Bianca berada di toko kue langganan mamanya. Ia berniat ingin membeli beberapa kue kesukaan Hana sebelum pulang ke Bali.

"Oh iya, sama cream puff juga." Tambah Bianca lagi.

Wanita itu mengangguk dengan senyum ramah. Bianca menopang dagunya pada etalase. Wanita itu terlihat begitu cekatan memasukkan setiap pesanan ke dalam box, seperti sudah terbiasa. Bianca kemudian melirik perut sang wanita.

"Lo hebat ya." Celetuk Bianca tiba-tiba.

Wanita itu mengernyit. "Maksudnya?"

"Lo hebat karena masih semangat kerja walaupun sedang hamil besar." Puji Bianca kagum.

Wanita itu tersenyum mengelus perutnya. "Gak juga kok. Saya di sini cuma bantu dikit-dikit aja."

Bianca mengangguk berOh ria. "Sudah berapa bulan?"

"36 minggu." Ucap wanita itu sambil memasukkan box kue tadi ke dalam paper bag.

Bianca berpikir sejenak sembari menghitung.

"Woah.. Berarti bentar lagi debay-nya launching dong?!" Ucap Bianca excited setelahnya.

Wanita itu mengangguk sambil tertawa kecil.

"Selamat ya! Gue doakan semoga semuanya lancar sampai persalinan." Doa tulus dari Bianca.

"Aamiin. Terima kasih doanya!" Ucap wanita itu mengaminkan.

"Dan semoga debay-nya lahir dalam keadaan sehat dan cantik, seperti mamanya!" Tambah Bianca.

Wanita itu kembali mengelus perut besarnya. "He is a baby boy!"

"Ohhh. Kalo gitu, tampan seperti papanya!" Ceplos Bianca polos.

Seketika senyum wanita itu menghilang. Jari jemarinya yang tengah menari di atas mesin kasir mendadak terhenti. Bianca mengernyit heran.

"Semuanya jadi seratus delapan puluh ribu." Ucap wanita itu tiba-tiba.

Bianca cukup terkejut dengan cara bicara wanita itu yang mendadak berubah 180°.

"Pembayarannya mau cash atau debit?" Ucap wanita itu lagi terkesan dingin.

"Ah?! Debit aja." Ucap Bianca segera mengeluarkan kartu debitnya dari dompet.