CHAPTER 13 -REVISI BANYAK

669 137 6
                                    

Jeon Yeo Bin
As
Vina Putri Mahendra

Jeon Yeo BinAs Vina Putri Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

Sebuah mobil mercedes benz berwarna silver berhenti di depan Perumahan Graha Permata. Vina dengan mengenakan pakaian kerjanya lengkap turun dari mobil tersebut.

"Maaf yaa cuma bisa antar sampai sini!" Ucap sang driver dari kursi kemudi.

"Gapapa kok, ndre! Kamu kan harus segera ke airport." Ucap Vina dengan senyum manisnya.

Pria bernama Andre itu merasa tak enak hati. "Iya, aku juga gak tau kalo mama pulang malam ini, sekali lagi maaf yaa! Kamu oke kan kalo jalan dari sini?"

Vina mengangguk. "I'm okay. Tenang aja! Buruan gih sebelum mama kamu kelamaan nunggu disana!"

"Oke, aku pergi yaa? Kalau ada apa-apa telpon aku." Pamit Andre.

Vina mengangguk lagi. "Iya. Hati-hati!"

Vina melambaikan tangan hingga mobil hilang dari pandangannya, kemudian ia melanjutkan perjalanan pulangnya dengan berjalan kaki.

"KAK VINA!!!"

Baru beberapa langkah Vina berjalan sebuah teriakan nyaring memanggil namanya. Vina menoleh. Terlihat seseorang tengah berlari ke arahnya.

Vina memicingkan mata. "Bianca?"

"Rem blong! HUWAAAA!!" Teriak Bianca tak bisa mengontrol kecepatan larinya.

Grab. Tubuh Bianca yang hampir kebablasan ditangkap oleh Vina. 

"Lo kenapa?!" Tanya Vina.

"Hosh hosh hosh..." Bianca menghirup udara rakus. 

"Rhum..hahh ah..dahh--" Ucap Bianca tak jelas.

"Lo ngomong apaan sih?! Kalo ngomong yang jelas!" Omel Vina.

Bianca menarik napas dalam-dalam, kemudian dihembuskan lagi.

"Eh?!" Vina terkejut tiba-tiba Bianca menarik tangannya. Kaki Vina yang menggunakan heels terombang-ambing dipakai berlari. Sebisa mungkin ia menyamakan langkahnya dengan Bianca.

"Duuh.. Pelan-pelan, Bianca! Lo abis kerasukan arwah atlet maraton apa gimana sih?!" Dumel Vina.

"Gak bisa! Ini very very important!" Ucap Bianca.

"Penting apanya?" Tanya Vina butuh kejelasan.

Bianca tak menjawab dan terus menarik tangan Vina. Setelah berlari sejauh kurang lebih tiga ratus meter, tibalah mereka di rumah Vina. Di sana sudah ada Mahen, Ambar, juga Gavin berkumpul di teras depan. Langsung saja Bianca dan Vina menghampiri mereka.

"Ada apa kumpul-kumpul begini?" Bingung Vina.

Ambar menghampiri Bianca.

Bugh.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang