CHAPTER 30

158 27 9
                                    

Gavin kecil kena mental melihat keromantisan Bianca dan Kevin kecil😳 tapi pas gede justru malah musuhan🤌🏻

Gavin kecil kena mental melihat keromantisan Bianca dan Kevin kecil😳 tapi pas gede justru malah musuhan🤌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

"Nguammmm..” Bianca menguap lebar.

Perempuan dengan kaos sky blue itu berjalan lunglai sambil mengucek matanya. Benjamin yang tadinya sedang menghitung puluhan kostum beraneka ragam karakter dan mencatatnya di sebuah buku folio besar pun menoleh memandang Bianca.

“Pagi, Bian!” Sapa Benjamin penuh semangat.

Tak hanya ada Benjamin di sana, ada juga sepuluh orang pria dewasa lainnya yang sedang mempersiapkan belasan ondel-ondel yang siap digunakan untuk berbagai macam event.

“Pagi juga, Bang Ben.” Balas Bianca lemas.

Benjamin mengernyit. “Lemes banget, bro? Belum sarapan?”

Bianca menggeleng. “Semalam tidur gue gak nyenyak, bang!” Adu Bianca.

“Tumben? Biasanya lo kalo udah ketemu bantal pasti langsung hilang.” Balas Benjamin diselingi candaan.

“HAHA iya nih, bang. Gue juga bingung kenapa?” Jawab Bianca tertawa kecil.

Benjamin hanya menggeleng. Cukup hanya melihat area bawah mata Bianca yang menghitam seperti mata panda saja dapat Benjamin ketahui bahwa perempuan itu benar-benar kekurangan tidur.

Btw, Jay mana, bang?” Tanya Bianca celingak-celinguk sambil mengucek matanya gatal.

Ya. Bianca saat ini sedang berada di rumah Jay. Seperti yang kalian tau, Jay terlahir dari keluarga betawi yang kental akan budayanya, dan sosok yang sedari tadi sedang mengobrol dengan Bianca merupakan kakak kandung Jay, bernama Abdul Benjamin, pewaris Sanggar Seni Betawi yang didirikan oleh kakek bunyut Jay dan Benjamin sejak puluhan tahun lamanya.

“Gak tau. Tadi pagi-pagi banget dia udah keluar, mungkin pergi sama Paola.” Jawab Benjamin kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti.

Bianca hanya berOh ria. “Hari ini gue jadi apa, bang?” Tanya Bianca pada Benjamin.

Eumm.. Lo kalo gue kasih ondel-ondel, bisa?” Tanya Benjamin masih fokus menulis.

Dan benar. Bianca merupakan salah satu talent yang baru bergabung seminggu yang lalu atas permintaan Jay. Sebenarnya Bianca tak begitu tahu menahu tentang budaya Betawi, namun sebab banyak talent-talent muda yang keluar memicu simpatik Bianca sebagai sahabat untuk menolong usaha keluarga Jay agar tak gulung tikar, apalagi ditambah dengan adanya upah yang lumayan sebagai tambahan untuk membayar hutangnya pada Tara membuat Bianca semakin semangat menjadi badut bayaran.

“Serius, bang?! Emang gak terlalu cepat buat gue megang ondel-ondel?” Tanya Bianca tak percaya.

Benjamin menutup buku folionya, kemudian beralih menatap Bianca. “Gak mau?”

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang