CHAPTER 20

694 110 31
                                    


 Lee Ju Yeon
As
Dirga Mikael Adhitama

 Lee Ju YeonAsDirga Mikael Adhitama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

"Gue ke sana! Tunggu gue!" Ucap Tara pada seseorang di seberang telepon.

Tara menutup sambungan teleponnya. Ia kembali masuk ke kantin berniat untuk pamit pada teman-temannya.

"BIANTARA?!" Panggil Bianca lantang.

Baru saja Tara masuk, namun ia sudah mendapati kondisi kantin yang ricuh. Tara kemudian menghampiri ketiga temannya.

"Ada apa ini?" Tanyanya pada mereka.

Chris mengedikkan bahu tak tahu. "Tadinya dia lagi berantem sama temannya, terus tiba-tiba dia teriak-teriak panggil nama lo."

"Tunggu apa lagi? Samperin sana! Kasian tuh suaranya udah serak manggilin lo." Ujar Gary sambil menaik turunkan alisnya menggoda Tara.

"Mending jangan deh! Lihat aja tingkah tuh anak prik banget, entar lo diapa apain lagi sama dia!" Saran Satrio.

Bingung. Sebagian diri Tara menyetujui saran Satrio, akan tetapi tubuhnya berkata sebaliknya. Ia justru berjalan menghampiri Bianca seakan ada yang mengendalikan kakinya.

"Eh?! Tara, gue bilang jangan!" Teriak Satrio tertahan.

Akan tetapi panggilan Satrio tersebut terabaikan oleh Tara.

"Woy! Biantara?! Ngaku gak lo?!" Panggil Bianca terdengar mulai kesal.

"Gue Biantara." Ucap Tara dari balik tubuh Bianca.

Bianca tersenyum lega, kemudian berbalik badan. "Akhirnya, dari tadi gue manggil– LO?!!"

Kaget. Bianca tersentak mundur melupakan bahwa dirinya sedang berdiri di atas kursi, hingga kakinya terguncang kehilangan keseimbangan.

Grab. 

Beruntung Tara menarik tangan Bianca dengan cepat. Posisi Bianca di atas kursi membuatnya sejajar dengan tinggi Tara. Mereka saling beradu pandang dengan wajah berjarak hanya dua jengkal saja. Senyum Tara tertahan. Dari jarak sedekat itu, ia dapat menyaksikan dengan jelas ekspresi terkejut Bianca.

"Imut!" Gumam Tara sangat pelan.

"Eh?! Lo ngapain di sini?" Bianca tersadar langsung menarik tangannya dari genggaman Tara.

Tara mengamati sekitar, lalu kembali menatap Bianca. "Ini tempat umum, siapapun boleh datang ke sini."

"Harusnya gue yang nanya, ada urusan apa lo nyebut-nyebut nama gue?" Sambung Tara sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Jadi, lo Biantara?!" Tanya Bianca syok berat.

"Gue rasa gue gak perlu jawab lagi. Ada apa lo panggil gue?" Tanya Tara.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang