CHAPTER 24

385 75 32
                                    

Kamu tau gak bedanya kamu sama tenis?
Kalo tenis untuk dimainin, tapi kalo kamu untuk diseriusin

Anjass~~

-Buaya darat tobat

-Buaya darat tobat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading~

"Meow~~"

"Aigoo.. Kamcagiyaa!" Sentak Mahen begitu merasakan sesuatu yang lembut bergelayut manja di kakinya.

"Woii.. Marjuki! Main lompat aja lo!" Bianca mengenakan kaos putih dan celana jersey turun dari motor.

"Ini bukannya kucing Hana? Kenapa ada sama kamu?" Tunjuk Mahen

"Panjang ceritanya, om. Btw, om lagi ngapain?" Tanya Bianca melihat Mahen tengah menggenggam kunci inggris.

"Lagi ngecek mesin sebelum besok dibawa Kevin balik ke Bandung." Jawab Mahen kembali melanjutkan kesibukannya mengotak-atik kap mobil.

Bianca memperhatikan raut wajah Mahen. "Serius amat om. Emang ngerti?"

"Beginian doang mah kecil." Ucap Mahen enteng.

"Halah.. Terakhir kali om sok-sokan perbaiki oven tante, bukannya bener malah BOOM... Meledak!" Ungkit Bianca kejadian setahun lalu.

"Itu mah karena oven-nya aja yang udah tua." Ujar Mahen membela diri.

Bianca hanya mengangguk tidak ingin memperpanjang. "Gavin di dalam kan?"

Mahen hanya berdehem sambil tangannya sibuk memutar sebuah mur menggunakan kunci inggris.

"Bianca!" Panggil Gavin.

Panjang umur. Baru saja dibicarakan, Gavin sudah berdiri di ambang pintu dengan mengenakan setelan piyama tidurnya sambil melambaikan tangan pada Bianca.

"Ehh.. Stop disana!" Seru Bianca.

Gavin mengernyit. Baru saja kakinya maju selangkah, namun Bianca langsung berlari ke arahnya.

"Lo kenapa keluar?" Tanya Bianca cepat.

"Tadi gue gak sengaja dengar suara lo dari dalam." Ucap Gavin.

"Ck. Mau lo dengar suara gue kek atau suara kang bakso kek, pokoknya lo gak boleh keluar selangkah pun dari rumah." Omel Bianca.

Gavin menahan senyumnya. Ia cukup paham sikap Bianca seperti itu sebab mengkhawatirkan kesehatannya.

"Terus gimana kalo ada gempa atau kebakaran? Gue gak boleh keluar juga?" Canda Gavin.

"Hmmm... Biar gue pertimbangkan dulu." Ucap Bianca benar-benar serius memikirkan pertanyaan Gavin.

Gavin tertawa kecil. "Gimana kalo mikirnya ntar aja pas di dalam?"

"Ide bagus tuh! Yuk masuk!" setuju Bianca.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang